Rindu Tak Tersampaikan

5.3K 438 45
                                    

Author Pov

Sudah hampir seminggu Kinal dan Veranda tak bertemu. Bukan Kinal tidak mencari Veranda. Tapi di hari dimana mereka bertengkar, Kinal jatuh sakit. Mungkin karena rasa lelah akibat pekerjaannya di Banjarmasin dan pikirannya yang terus berkecamuk mengakibatkannya masuk rumah sakit. Dan untung saja Jeje datang saat malam hari. Sebenarnya dia ingin bertemu dengan keponakan tercintanya tapi malah melihat Kinal terbaring lemah diatas sofa ruang tamu dengan keadaan sekitarnya berantakan. Dan akhirnya Jeje membawa Kinal ke rumah sakit.

Jeje membuka pintu kamar rawat Kinal dan melihat Kinal sedang menatap kosong ke arah TV yang masih menyala sejak dua jam yang lalu.

"Kenapa lo gak bilang?" Tanya Jeje mendekati Kinal yang hanya meliriknya.

"Udah berapa lama?" Pertanyaan Jeje keluar kembali namun tetap tidak ada jawaban dari Kinal. Jeje menghela nafas kasar dan langsung memeluk Kinal erat.

"Sekali lagi gue tanya, udah berapa lama? Hah? Kenapa lo gak kasih tau ke Ve? Kinal jawab!!" Suara tangis pun pecah saat itu juga. Jeje benar-benar tidak paham akan pikiran Kinal sekarang ini.

"Udah berapa lama? Hm? Jangan kayak gini, Nal. Lo itu penting banget buat Ve. Dan lo harusnya-"

"Kinal!" Suara teriakan dari Frieska dan Naomi menghentikan ucapan Jeje. Kinal menoleh ke arah keduanya yang datang bersama Melody juga Lidya. Dan Jeje dengan cepat menghapus air matanya sebelum mereka melihatnya.

"Gimana keadaannya? Enakan?" Tanya Melody menaruh satu kantong kresek berisi buah-buahan. Kinal mengangguk dan tersenyum tipis.

"Nih gue bawain komik biar lo gak bosen." Ucap Frieska dengan senyum lebarnya. Sedangkan Lidya hanya duduk di atas sofa sambil menundukan kepalanya.

"Lid, lo kenapa?" Tanya Kinal melihat Lidya yang terduduk lemas. Lidya menggeleng dan mengangkat kepalanya. Senyum termanisnya dia berikan pada Kinal.

"Kita udah kasih tau Ve, tap-"

"Gak perlu, kak. Biarin nanti aku aja yang nemuin dia. Tau dia kayak gimana kan sekarang keadaannya? Dia masih belum percaya sama semuanya." Ucap Kinal menunduk.

Cklek!

Suara pintu yang di buka mengalihkan pandangan mereka. Nabilah masuk dengan mata sembab. Melody mengerutkan keningnya karena bingung melihat keadaan wajah Nabilah yang sembab.

"Kamu kenapa, dek?" Tanya Melody menghampiri Nabilah yang hanya menggeleng kecil dan berjalan menghampiri Kinal. Di pukulnya lengan Kinal dan sedikit cubitan ia berikan pada pipi Kinal.

"Lo itu kalo lagi berantem sama kak Ve yang bener dong! Masa gara-gara foto gak berbobot sih? Jijik gue!" Ucapnya bernada kesal. Semua yang ada disana tertawa melihat Nabilah memasang wajah sok jijiknya.

"Gue juga gak tau, dek. Makanya sini obatin gue, biar gue bisa nemuin Ve terus jelasin semuanya." Ucap Kinal tersenyum. Nabilah langsung memeluk Kinal dengan erat. Air matanya tumpah saat kalimat itu terucap dari mulut Kinal.

"Gue bakal sembuhin lo cepet, kak. Dan lo bisa jelasin semuanya ke kak Ve. Gue janji." Ucap Nabilah. Semua yang ada disana tersenyum walau mata mereka mengeluarkan setetes air mata. Jeje yang sudah tidak tahan langsung memeluk Lidya dan Naomi yang ikut menangis.

Apa semua bakal berakhir kayak gini Tuhan? Ijinkan aku bertemu dengannya. Batin Kinal memohon.

*****

Di tempat lain, Veranda dengan telaten menyuapi bubur Baby Ju. Wajahnya tampak lebih tirus dan matanya terlihat bengkak karena sering menangis tiap malam juga kurangnya tidur.

You Are My EverythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang