Author Pov
"PAPI!" Teriakan Juven langsung menghentikan tangan Lidya yang akan menggendongnya.
Bocah kecil itu langsung berlari ke arah orang bermasker itu. Dia langsung melompat ke dalam gendongan orang itu dan langsung mencium pipinya.
"Papi dateng tepat waktu, berarti Papi nepatin janji!" Seru Juven bahagia. Anak itu langsung melingkarkan kedua tangannya pada leher orang itu.
"Lo..." Lirih Andre menatap orang itu tidak percaya.
Veranda yang melihat itu masih terpaku di tempatnya. Matanya yang terus mengeluarkan air mata tak pernah dia alihkan dari mata hazel yang sangat dia rindukan.
Shania menghapus air matanya cepat dan berdiri dari duduknya. Sama seperti Shania, Mama Veranda berdiri bersama Papa Veranda. Mereka tak menyangka kalau orang yang selama tiga tahun di nyatakan meninggal, kini berdiri dengan tegap. Malahan, dia semakin terlihat sehat.
Lidya, Desy dan Viny sama-sama meneteskan air mata. Mereka perlahan berjalan mendekat bersama Shania. Mereka ingin meyakinkan apa yang mereka lihat bukan ilusi.
"Juven, turun dulu ya?" Juven mengangguk dan turun dari gendongan orang bermasker itu.
Saat masker itu perlahan terbuka, Veranda makin menangis. Dan kini suara isak tangisnya menggema di seluruh ruangan. Dia tidak salah, pujaannya kembali. Orang yang selama ini dia kira telah tiada, dengan tatapan meneduhkannya menatap tepat pada matanya.
"Jahat..." Lirih Veranda. Dia hanya mampu menutup mulutnya karena benar-benar tidak menyangka, orang yang telah tiada bisa berada tepat di hadapannya sekarang ini.
Tak berapa lama, seorang gadis dengan menggunakan topi berjenis pork pie hat, datang dengan seorang gadis yang dulu pernah membisu selama hampir satu tahun. Gadis itu menggandeng gadis bertopi itu dengan sangat posesif. Seakan dia tidak ingin gadis itu pergi lagi.
"Selamat malam semua." Ucap gadis bertopi itu dengan ramah.
Veranda yang melihat itu semakin menutup mulutnya tak percaya. "Gaby..." Lirih Shania menatap tajam pada kedua gadis itu. Dia mulai berjalan ke arah kedua gadis itu dan berhenti tepat didepannya.
"Mana Beby?!" Tanya Shania dengan nada penuh emosi.
"Gue tanya, MANA BEBY!!" Semua terkejut mendengar bentakan Shania.
Lidya segera berjalan mendekat kepada Shania dan segara menenangkan Shania. "Tenang, Shan." Kata Lidya mengusap pundak Shania.
"Mana BEBY?! ANAK GUE ILANG DAN DIA NGGAK ADA?!!"
"Shan, tenang dulu." Ucap Lidya mencoba menarik Shania sedikit mundur.
"Anak gue ilang, Kak! anak gue ilang dan tiba-tiba mereka dateng gitu aja!" Seru Shania dengan tangisan yang pecah.
Lidya langsung memeluknya dan terus mencoba menenangkannya. "Anak gue ilang, Kak Lidya. Anak gue ilang," racau Shania terus.
Veranda masih diam, dia masih sangat shock dengan apa yang dia lihat. Dia masih betah menatap orang yang juga menatapnya. Dari keduanya sangat terlihat kerinduan yang begitu dalam. Hanya saja, mereka masih bingung untuk mengungkapkannya karena suasana yang sangat tidak memungkinkan.
Hening dan hanya suara isakan Shania yang terdengar. Dia terus menangis memanggil nama anaknya. Sedangkan Lidya terus berusaha menenangkannya.
Viny yang melihat Juven menatap orang-orang disekitarnya dengan tatapan bingung, langsung menariknya ke dalam. "Juven, sama Onty ke dalam yuk!" Ajak Viny yang langsung di tolak oleh Juven.

KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Everything
FanficKebahagiaan kecilku hanya karna kalian. Dua orang yg sangat aku cintai dan akan ku jaga. Terimakasih telah hadir dalam hidupku. I Love You. DKP Squel Your Happiness~ ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ WARNING! BERGENRE GXG! YANG TIDAK SUKA, SILAHKAN TINGGALKAN...