Author Pov
Anak laki-laki dengan seragam sailor-nya berjalan mengendap-endap didalam sebuah dapur. Kepalanya dia tolehkan kiri kanan sembari mencoba membuka kursi dihadapannya. Setelah kursi meja makan itu terbuka, dia segera menaikinya dengan perlahan. Sesampainya diatas, dia segera membuka tudung saji yang menutupi beberapa menu makanan.
Senyumnya mengembang kala mata bundarnya itu menatap sebuah makanan kesukaannya. Tangannya langsung menyambar satu dan...
Brak!!
Tangan kirinya dia lepaskan dari tudung saji yang sedaritadi dia tahan. Hingga suara gaduh itu terdengar. Dia terkejut saat seseorang mengagetkannya. Di sembunyikannya dua tangannya ke belakang tubuhnya untuk menyembunyikan apa yang tadi dia ambil.
"Hayo! kamu kok nggak kasih salam Mami, sih? malah nangkring diatas kursi meja makan." Ucapan itu terdengar lembut namun penuh selidik.
Bocah itu hanya menyengir menatap wanita yang masih mengenakan blazer biru dongkernya. "I'm home, Mami," ucapnya sembari memiringkan kepalanya ke kanan dan sedikit dia goyangkan. Senyumnya terus mengembang menatap wanita itu yang juga ikut tersenyum melihat tingkah bocah yang sudah berumur 4 tahun.
"Oke, sekarang Mami mau tau, itu yang di belakang badan kamu apa, ya?" Seketika bocah itu langsung menegang. Dia tahu tugas utamanya setelah pulang sekolah. Namun karena perutnya yang tidak bisa dia kendalikan, dia memutuskan mengambil makanam favoritnya yang dia tahu ada diatas meja makan. Dan dia juga paham apa yang akan terjadi jika Maminya itu mengetahui kalau dia tidak melakukan tugasnya.
"Eemm... enggak kok, Juven nggak ngapa-ngapain." Katanya dengan wajah resahnya.
"Masa, sih? coba Mami liat." Saat ibunya sudah di dekatnya, dia segera melompat dari atas kursi dan berlari. Hingga kejar mengejar pun terjadi.
"Juven! terus ya, balikin ke Mami sini!"
"Hahahaha Juven cuma ambil satu, Mi. Satuuu aja, hahahaha ayo Mami kejar Juven!" Keduanya terus saling kejar hingga suara seseorang menghentikan keduanya.
"Apa samchon ganggu kalian?"
Juven menoleh dan langsung berteriak kegirangan. "Om Rendy!!" Teriaknya yang langsung berlari ke arah Rendy yang segera menggendong Juven.
"Kamu ini, padahal aku udah manggil pake samchon, malah manggil om." Protes Rendy kepada Juven. Bocah itu hanya tersenyum sembari melirik ibunya yang masih menatap keduanya.
"Kata Mami, cintailah produk Indonesia." Ucapnya yang memperlihatkan dua jarinya yang dia bentuk sebuah lingkaran.
"Haaah... kalo udah bawa-bawa Mami, Om Rendy juga nggak bakal bisa ganggu gugat." Juven tersenyum dan meminta turun dari gendongan Rendy dan berlari menuju ibunya.
"Mami, maafin Juven, ya? tadi perut Juven tiba-tiba laper. Makanya waktu turun dari mobilnya Onty Shania, Juven langsung lari ke dapur buat cari makan." Rendy dan Veranda seketika tertawa mendengar ucapan polos Juven.
"Oke, Mami maafin. Tapi dengan satu syarat, Juven cium Mami." Kata Veranda yang sudah berjongkok, mensejajarkan tinggi badannya dengan Juven. Wajahnya dia majukan untuk menerima ciuman dari sang buah hati.
"Siap MiBiku." Dengan cepat Juven mengecup bibir Veranda dan langsung melingkarkan kedua tangannya pada leher Veranda. Sementara Veranda juga ikut memeluk anak semata wayangnya itu.
Juven yang masih memeluk Veranda, menatap sebuah foto. Dengan senyum mengembang, dia tunjukan ibu jarinya ke arah foto itu. Foto seseorang yang hingga kini membuat rindu hati Juven dan membuat Juven selalu di olok-olok di sekolahnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/113348372-288-k957684.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Everything
FanfictionKebahagiaan kecilku hanya karna kalian. Dua orang yg sangat aku cintai dan akan ku jaga. Terimakasih telah hadir dalam hidupku. I Love You. DKP Squel Your Happiness~ ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ WARNING! BERGENRE GXG! YANG TIDAK SUKA, SILAHKAN TINGGALKAN...