Author Pov
Veranda terus menatap layar TV yang menampilkan film kartun kesukaan Juven. Sementara disampingnya, Juven terlihat kesal dengan sang ibu karena sedaritadi mendiamkannya.
"Mi, Juven daritadi nggak Mami kasih makan loh, jangan ngambekan napa, Mi, Juven juga butuh mam." Ucap Juven diakhiri dengan gumaman. Veranda hanya meliriknya dan sedikit membenarkan posisi duduknya.
Juven menghela nafasnya dan turun dari sofa. Dia mulai meninggalkan Veranda dengan wajah lesuhnya. Bocah empat tahun itu memutuskan untuk pergi ke kamarnya.
Bukan tanpa alasan Veranda mendiamkan buah hatinya itu, sedaritadi Juven yang ditanya perihal kejadian beberapa waktu lalu, sama sekali tidak mau menjawab. Akhirnya, untuk memberi hukuman kepada Juven, Veranda membiarkan Juven sedaritadi tidak sarapan. Meski dia juga tak tega, namun fikirnya, dia harus melakukan itu untuk kebaikan anaknya juga.
Veranda menoleh ke belakang dan melihat anaknya itu berjalan perlahan menuju kamarnya. "Maafin Mami, sayang. Mami gini biar kamu nggak belajar bohong sama Mami." Gumam Veranda yang berdiri dan memutuskan untuk membuatkan sarapan untuk jagoan kecilnya.
Juven memang sangat mirip dengan Kinal. Tidak menyukai jeruk, dan sangat suka dengan camilan. Kalau untuk porsi makan, dia sangat mirip dengan Veranda yang memiliki tubuh kurus namun nafsu makan yang sangat tinggi serta pipi yang chubby. Hingga beberapa fans selalu memanggil keduanya sebagai Mimbul dan dekmbul. Entah sebutan darimana itu. Yang pasti, banyak sekali orang berkomentar jika keduanya sama-sama menggemaskan.
Pasti dia seneng aku bawain banana cake. Dari kemarin bawel minta ini. Gumam Veranda dalam hati dengan senyum mengembang ketika mengingat bagaimana bibir kecil Juven merengek agar dipotongkan cake yang dibawakan Naomi.
Selesai menyiapkan sarapan Juven, dia mulai berjalan menuju kamar Juven. Sesekali bibirnya bersenandung dan tersenyum sendiri saat membayangkan bagaimana eskpresi buah hatinya.
Saat sedang berjalan, Veranda mengerutkan keningnya saat kembali mendengar anak tunggalnya itu berbicara. Pintu kamar yang tertutup rapat membuat Veranda dengan leluasa menguping. Dahinya terus berkerut mendengarkan pembicaraan anaknya dan entah dengan siapa.
"Eeemm... enak banget. Juven suka banget sama kue ini. Mami lagi ngambek, jadinya Mami nggak kasih Juven sarapan. Tapi, makasih ya, Pi? udah mau kasih kuenya." Mata Veranda membulat sempurna. Bahkan telinganya mendengar suara orang lain didalam kamar anaknya.
"Mau lagi?" Tanya suara lain meski terdengar seperti berbisik, kali ini suara iti terdengar lumayan jelas didalam telinganya.
"Hem!" Suara deham dari Juven terdengar menjawab pertanyaan itu.
Dengan cepat, Veranda meletakan nampannya diatas bufet yang ada disamping pintu kamar Juven. Saat kedua tangannya akan membuka pintu kamar Juven, betapa terkejutnya dia karena pintu kamar anaknya terkunci.
"Juven! buka pintunya!" Seru Veranda dengan tangan yang sedikit gemetar.
"Sebentar, Mi!" Jawab Juven. Bibir Veranda mulai bergetar, bahkan kaki dan tangannya ikut bergetar.
Memang sebelumnya, Veranda sering bercerita kepada teman-temannya tentang Juven yang sering berbicara sendiri di dalam kamar. Namun teman-temannya hanya menanggapi jika itu biasa saja. Karena untuk anak seumuran Juven, masih belum bisa membedakan yang mana manusia dan bukan.
"Juven!" Seru Veranda untuk kedua kalinya. Pintu terbuka, Veranda langsung masuk dan pandangannya langsung menelusuri isi dalam kamar Juven.
"Mami cari apa?" Tanya Juven dengan polosnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Everything
FanfictionKebahagiaan kecilku hanya karna kalian. Dua orang yg sangat aku cintai dan akan ku jaga. Terimakasih telah hadir dalam hidupku. I Love You. DKP Squel Your Happiness~ ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ WARNING! BERGENRE GXG! YANG TIDAK SUKA, SILAHKAN TINGGALKAN...