Hiburan Dari Baby Ju

6.3K 409 83
                                    

Veranda Pov

Hari ini aku sengaja tidak menyibukan diriku pada pekerjaanku. Aku meminta kak Nikita untuk mengosongkan jadwal pemotretan dan meng-cancel beberapa acara talk show serta FTV. Aku yang tadi pagi di sibukan dengan tangisan dari Baby Ju yang mengompol di lanjutkan dengan suara teriakan Kinal karena seekor cicak yang tenggelam dalam air minumnya. Huft... ada-ada saja hari ini.

Sekarang aku hanya duduk diam memperhatikan Kinal dan Baby Ju yang sedari tadi bermain diatas karpet. Tumben sekali keduanya diam. Meski Kinal dalam masa perawatan, tapi dia dan Baby Ju sering berulah. Apa lagi Kinal, kalau sudah melihat drama Korea di TV, pasti akan berteriak-teriak tidak jelas. Dasar, tidak ingat umur.

"Salah, dek. Ini di sebelah sini." Ucapan Kinal membuyarkan lamunanku. Aku tersenyum melihat Kinal mengajari Baby Ju merangkai bongkar pasang yang berbahan kayu.

"Iih... pinter anak Papi. Iya, betul disitu. Yang ini, yang ini. Lah? kok di kasiin Papi sih? oh, dedek mau Papi yang pasang? oke-oke, Papi pasangin buat jagoannya Papi." ucap Kinal memasang bongkar pasang yang di berikan Baby Ju ke tempatnya.

Kinal benar-benar berubah 360° setelah memiliki Juven. Jika dulu dia sering menggoda para member bahkan ex-member, setelah Baby Ju lahir, dia sangat sering mengkhawatirkan aku dengan sangat berlebihan dan tingkat kelembutannya bertambah 200%. Begitulah menurutku.

Saat sibuk menonton TV, aku menoleh pada Kinal yang tertawa sangat keras. "HAHAHAHAHA jangan marah dong, dek. Masa Papi di lempar sih, sini-sini Papi pasangin." aku menggeleng melihat Kinal menggoda Baby Ju yang langsung merespon dengan amukannya.

"Kamu tuh, jangan di godain terus. Entar nangis, Nay." ujarku duduk disampingnya. Dia menoleh dan terkekeh pelan.

"Hehehehe lagian dia lucu kayak kamu, Ve. Di goda dikit, aku di timpuk bongkar pasang." ucap Kinal masih tertawa.

Aku hanya menggeleng dan membantu Baby Ju memasang bongkar pasang itu.

"Sini, sayang. Kasih Mami yang itu." ucapku menunjuk salah satu bongkar pasang yang sedikit jauh dari jangkauanku. Juven nampak mengerti dan mengambilnya. Dia mengangkatnya, memberitahu aku apakah itu benar.

Aku mengangguk tersenyum melihat jagoanku ini semakin pandai. "Iya, sini Mami pasangin. Terima kasih, cium Mami." ucapku menyodorkan pipiku. Juven segera menciumku dan memberikan bongkar pasang itu padaku.

"Papi nggak dicium? iih, jahat iih. Cium Papi juga dong." kata Kinal tidak mau kalah.

"Jangan, dek. Papi bau," ucapku pada Juven yang menatap kami bergantian.

"Hahaha mukanya kok cengo' gitu sih? makin gemeees." Kinal menghujani pipi Juven dengan ciuman. Aku hanya menggeleng dan berakhir mengikuti Kinal yang mencium Juven.

"Nay, udah jangan diciumin terus." ucapku menarik Juven. Bukannya berhenti, Kinal makin semangat mencium pipi gembul Juven karena Juven tertawa gembira. Dan itu malah memancing Kinal untuk menciumnya.

"Hahaha kenapa? capek ya? ya udah, Mami, bikinin kita susu dong. Kita haus." ucap Kinal dengan suara yang di buat seimut mungkin. Aku terkekeh mendengarnya berbicara seperti itu.

"Bentar ya? Mami bikinin susu dulu." ujarku berdiri dan berjalan menuju dapur.

Sangat bahagia rasanya melihat Kinal dan Juven yang sangat terlihat saling menyayangi. Dulu, aku berniat untuk memiliki dua anak. Dan Kinal menyetujuinya. Tapi dengan keputusan, kalau anak kedua kami lahir dari rahim Kinal. Dan aku menurutinya, tetapi karena keadaan Kinal seperti ini, aku lebih memilih diam dan tidak ingin mengungkit-ungkit hal itu lagi. Meski aku menginginkannya.

You Are My EverythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang