Author PovSudah hampir satu minggu Veranda menunggu kabar dari pihak maskapai. Tapi tidak ada satupun yang menelepon. Hingga pada rabu pagi, Veranda di kejutkan dengan penemuan jasad yang di duga adalah jasad Kinal. Itupun kakak kandung Kinal yang memberitahunya. Dia langsung bergegas pergi menuju Bandung. Karena jasad wanita itu sudah di kirim ke rumah Kinal yang berada di Bandung.
Di dalam perjalanan, dia terus berdoa dan tak henti-hentinya dia menangis. Di sampingnya Baby Ju tertidur pulas. Veranda menatap buah hatinya itu demgan mata basah. Dia tidak tahu apa yang akan dia jawab ketika anaknya itu dewasa nanti.
"Kinal..." lirihnya terus meneteskan air mata. Dia kembali menancapkan gasnya saat lampu merah berubah menjadi hijau.
*****
Di kediaman Shania, terlihat Shania yang setiap harinya hanya memandangi foto Beby. Sesekali air matanya mengalir dan tidak jarang lirihannya terdengar memilukan saat menyebutkan nama Beby.
"Shan, makan dulu yuk, sayang! kamu dari pagi belum makan. Kasian anak kamu," ucap kakak kandungnya, Bella. Shania hanya melirik sang Kakak dan kembali menatap pigura yang dia genggam.
"Shania, Kakak tau gimana perasaan kamu. Tapi kamu juga harus inget, di dalam perut kamu itu ada makhluk hidup lain yang harus kamu rawat. Kamu nggak inget seberapa khawatirnya Beby dengan keadaan kamu yang lagi hamil? nggak inget saat lima menit sekali Beby nelpon kamu cuma karena takut kamu kenapa-kenapa di rumah sendirian, kamu nggak inget? kamu harus bangkit, Shan! Beby juga bakal sedih kalo tau kamu kayak gini." Ucapan Bella semakin terdengar lirih. Dia tidak tahu harus berkata apa agar adiknya itu mau bangkit dari keterpurukannya.
"Kak... aku inget semuanya. Dan bahkan gimana suara Beby yang ngomelin aku karena aku numpahin air panas ke tangan aku waktu bikin susu. Aku inget gimana suara dia khawatir saat dia harus ninggalin aku buat kerja. Aku inget banget, Kak. Tapi... apa aku masih bisa denger dia kayak gitu lagi? enggak, Kak. Dia udah pergi jauh ninggalin aku sama bayi yang belum lahir ini." Ucap Shania menunduk. Air matanya terus mengalir tanpa henti.
"Dek, ayolah! kakak tau perasaan kamu, tapi kamu juga harus inget ada orang lain yang harus kamu kasih makan!" Bella sudah tidak tahan lagi. Dia harus sedikit keras terhadap Shania.
"Nanti aku makan sendiri, kak," ujar Shania. Bella menghela nafasnya dan menggeleng. "Enggak, kakak mau sekarang kamu makan." Shania mengangguk dan mengambil piring yang Bella letakan diatas meja.
Maafin kakak, Shan. Kakak tau, kakak egois. Tapi Kakak juga nggak mau terjadi apa-apa sama kandungan kamu. Beby udah nitipin kamu ke Kakak. Kakak nyesel udah pernah nyuruh Beby buat jauhin kamu.
*****
Beby duduk diam di hadapan Kakak kekasihnya. Dia tahu apa yang akan Bella bicarakan. Mata Bella menatap Beby sendu. Ada rasa tak tega untuk mengatakannya.
"Beb, Kakak nggak maksud ngancurin hubungan kalian. Tapi Kakak mau adek Kakak kembali ke jalannya yang seharusnya. Kakak juga nggak mau orang akan mandang kalian dan bahkan ngehina kalian. Kakak mohon sama kamu, jauhin Shania." Beby langsung mengangkat wajahnya. Dia tidak percaya kalau orang di hadapannya itu akan menyuruhnya begitu. Padahal yang dia tahu, Bella adalah satu-satunya orang yang merestui hubungan Shania dan dirinya untuk pertama kalinya.
"Kak, kenapa Kakak nyuruh aku buat ngejauhin Shania? aku nggak bisa, Kak!" Seru Beby dengan air mata yang mulai mengalir.
![](https://img.wattpad.com/cover/113348372-288-k957684.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Everything
FanfictionKebahagiaan kecilku hanya karna kalian. Dua orang yg sangat aku cintai dan akan ku jaga. Terimakasih telah hadir dalam hidupku. I Love You. DKP Squel Your Happiness~ ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ WARNING! BERGENRE GXG! YANG TIDAK SUKA, SILAHKAN TINGGALKAN...