Author POv
Untuk kesekian kalinya, Beby mengusap wajahnya. Dia sudah tidak tahu lagi apa yang harus mereka lakukan. Perasaannya selalu tidak tenang jika terus menerus berada di negara orang. Apalagi dengan keadaan Shania yang sedang mengandung. Sudah berjalan 5 bulan usia kandungan Shania. Jadi, mereka sudah hampir dua bulan berada di Singapura.
"Ya udah deh, gimana kalo lo balik ke Indonesia dan gue tetep disini," ucapan Nabilah membuat Gaby menatapnya tajam.
"Nggak. Kamu juga harus balik ke Indonesia," kata Gaby tegas. Nabilah menggeleng kecil. Dia benar-benar belum mau berhenti untuk mencari pendonor untuk Kinal.
"Nggak bisa, Gab. Nabilah udah janji sama kak Ve untuk dapetin pendonor yang cocok buat kak Kinal." Gaby menghela nafas kasarnya dan membuang pandangannya ke arah lain.
"Bil, mending kita obrolin sama dokter Frans. Siapa tau bisa ada jalan keluar," ucap Shania yang diangguki Beby. Nabilah berfikir sebentar. Matanya tak henti-hentinya melirik pada Gaby yang masih membuang wajahnya.
"Oke. Besok kita ke rumah sakit, dan kita obrolin sama dokter Frans gimana solusinya yang cepet. Mendingan sekarang lo berdua istirahat, kasian tuh Shania, Beb. Kayaknya udah capek banget seharian kita jalan." jelas Nabilah. Beby mengangguk dan mengajak Shania untuk beristirahat.
"Gab!" Gaby tetap tidak ada respon sama sekali. Dia sangat kesal dengan sikap Nabilah akhir-akhir ini. Bahkan saat bangun pagi, Nabilah sudah tidak ada disampingnya. Itu sudah terjadi hampir seminggu ini.
"Gaby, Nabilah minta maaf. Nabilah nggak bangunin Gaby itu karena Nabilah nggak mau ganggu istirahatnya Gaby. Gaby kan tau kalo Nabilah tuh sayaaang banget sama Gaby. Makanya Nabilah nggak tegaan bangunin Gaby. Jangan ngambek terus dong, besok kita mau ke dokter yang bakal bantuin kak Kinal. Kita bakal tanya jalan keluarnya yang cepet." Gaby melirik pada Nabilah yang duduk di sampingnya. Dia menghela nafas lelahnya dan menarik tangan Nabilah.
"Gaby tau, kalo Nabilah tuh sayang sama Gaby. Tapi seenggaknya, Nabilah kabarin kemana Nabilah, sama siapa. Gaby cuma khawatir, Bil. Soalnya Nabilah tuh nggak biasanya nggak kasih kabar," tutur Gaby sembari menggenggam tangan Nabilah.
Nabilah tersenyum lembut dan mengecup kening Gaby. "Kali ini Nabilah nggak bakal minta maaf, karena kalo Nabilah minta maaf dan besok ngelakuin hal yang sama. Pasti Gaby bakal bilang gini ke Nabilah, 'kemaren minta maaf, sekarang di lakuin. Gitu aja terus sampe kucing nikah sama ikan' ya kan?" ucap Nabilah dengan mengikuti cara bicara Gaby.
Gaby seketika tertawa terbahak-bahak karena mendengar ucapan Nabilah. "Hahahaha sampe hapal dianya. Kamunya sih, nyebelin." ujar Gaby mencubit hidung Nabilah. Nabilah terkekeh pelan dan mengusap rambut Gaby.
"Gitukan enak ketawa. Jangan cemberut-cemberut lagi ya? udah yuk, balik ke kamar. Udah malem nih," ajak Nabilah. Keduanya pun pergi menuju ke kamarnya.
*****
Kinal duduk termenung di samping jendela. Veranda sudah berangkat ke lokasi syuting. Hari ini wanita itu sedang menjalani syuting FTV karena permintaan dari banyak fans."Kak Kinal!" Kinal menoleh dan mendapati Viny sedang menggendong Baby Ju.
"Eh, anak papi udah bangun. Sini sayang." Viny membawa Baby Ju ke dekat Kinal dan memberikannya pada Kinal.
"Wiih... anak Papi udah wangi. Siapa yang kasih mandi? Onty Viny atau Onty Shani?" Dengan cepat Baby Ju menunjuk ke arah belakang Viny. Kinal dan Viny langsung menoleh dan senyum keduanya mengembang. Ternyata Shani sudah berada di belakang Viny sembari melambaikan tangannya.
"Aduh, tau ya kalo Onty yang mandiin? makin gede makin pinter ya?" ucap Shani mencium pipi gembul Baby Ju.
Bayi itu sangat senang ketika Shani menciumnya. Badan gendutnya bergerak-gerak seakan memberitahu ke orang dewasa itu, kalau dirinya gembira.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Everything
أدب الهواةKebahagiaan kecilku hanya karna kalian. Dua orang yg sangat aku cintai dan akan ku jaga. Terimakasih telah hadir dalam hidupku. I Love You. DKP Squel Your Happiness~ ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ WARNING! BERGENRE GXG! YANG TIDAK SUKA, SILAHKAN TINGGALKAN...