Tanpa Disengaja

4.6K 448 37
                                    

Author Pov

Sambil bersandar pada pagar pembatas balkon rumah Veranda, Viny menatap cincin yang melingkar di jari manisnya. Setahun lalu dia sudah melamar Shani dihadapan kedua orang tua mereka. Tanpa dia duga, ternyata kedua orang tua mereka sudah mengetahui hubungan mereka sebelum mereka menyampaikan keinginan mereka.

Senyumnya terus merekah mengingat bagaimana Shani terlihat malu-malu saat dia akan memakaikan cincinnya. Awalnya dia sedikit pesimis jika nasibnya sama dengan senior-seniornya di JKT48. Namun dia salah, kedua orang tuanya dan kedua orang tua Shani menerima niat baik keduanya untuk menjalin hubungan lebih serius dari sekedar pacaran.

"Senyam-senyum mulu lo! tiati gigi kering." Gurauan itu mengalihkan perhatiannya pada gadis yang memiliki tinggi lebih darinya.

"Apa sih, gue kan cuma seneng aja." Ucapnya kembali menatap cincinnya.

"Iya, tapi jangan keterusan, kalo di liat tetangga kan, berabe. Disangka gila baru tau lo." Viny tersenyum dan menoleh kesampingnya.

"Lo gimana sama Kak Melody, Lid? kapan niat punya anak? umurnya Kak Melody udah dua delapan, nggak niat punya anak?" Pertanyaan Viny membuat Lidya berfikir sejenak dan kemudian suara kekehan terdengar dari bibirnya.

"Secepetnya, dia bakal ijin ke management, dan bakal ikut gue ke Belanda. Kak Ve juga udah bantu konsul ke dokter yang dulu ngebantu dia sama Kinal." Jelas Lidya menatap halaman rumah Veranda yang lumayan luas.

"Ngomongin Kak Kinal... rasanya gue kangen banget sama tuh orang. Tegesnya dia, suara beratnya dia, candaannya dia bahkan kelakuan gesreknya dia bareng devils attack." Lidya mengangguk dan sedikit menggigit bibir bawahnya.

"Gue juga. Gue juga kangen sama dia. Orang yang buat gue panas dingin tiap fans pairingin dia sama Melody." Ucap Lidya tersenyum tipis.

"Kapan lo nikahin Shani?" Tanya Lidya menatap wajah samping Viny.

"Kalo gue udah grad dari jeketi, gue bakal nikahin dia." Jawab Viny menoleh dengan senyuman.

"Kapan lo mau grad?" Viny menggeleng kecil dan sedikit menunduk. "Gue belum ada pikiran kesana, Lid." Lirih Viny mengangkat wajahnya menatap matahari yang mulai tenggelam.

"Kenapa? berarti lo belum siap nikah sama Shani dong? atau Shani yang belum siap?" Viny menggeleng kecil dan menatap Lidya.

"Setelah masalah-masalah yang gue lalui, dari gue di turunin jadi trainee sampe gue balik jadi kapten K3 lagi, gue nggak mau bikin fans gue sedih dan kecewa lagi. Gue mau lebih lama di tempat yang udah besarin nama gue, Lid. Shani juga sama, dia masih pengen di jeketi. Jadi, kalo gue udah siap ngumumin itu, gue bakal umumin cepet. Dan setelah itu, gue bakal nikahin Shani." Jelas Viny dengan senyum merekah.

"Haah... tau gitu, dulu gue pepet Shani biar lo patah hati hahahaha!" Kata Lidya dengan tawa lepasnya.

"Jahat lu!" Seru Viny mendorong pelan lengan Lidya.

Keduanya terus tertawa hingga suara lembut dari seseorang menghentikan keduanya. "Mau sampe kapan disini? sana masuk, mau maghrib ini." Viny tersenyum melihat Shani yang terlihat anggun meski hanya menggunakan celana pendek selutut dan kaos biasa.

"Iya ademshaniku." Kata Viny menggandeng tangan Shani meninggalkan Lidya yang berjalan di belakang keduanya.

Mereka tampak heran saat melihat Juven sedang diam menatap sesuatu yang ada didalam genggamannya. Ketiganya menghampiri Juven dan melihat apa yang sedang Juven lihat.

"Juven, liat apa sayang?" Suara Shani membuyarkan lamunan Juven. Bocah itu langsung mengangkat kepalanya dan menunjukan senyuman manisnya.

You Are My EverythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang