Author Pov
Langit sore yang begitu cerah. Seorang wanita cantik baru saja membuka matanya yang tertutup selama dua hari. Dia perlahan membuka matanya, membuat semua orang yang menemaninya merasa bahagia karena dia telah bangun.
"Ve!" seruan itu terdengar lirih namun sarat akan kebahagiaan.
"Sakit..." lirih perempuan yang baru saja bangun itu. Sembari memegangi kepalanya, dia berusaha duduk. Namun sepasang tangan menghentikannya untuk duduk.
"Jangan bangun dulu, Kak. Kepalanya Kakak pasti masih pusing." Ucapnya melarang sang Kakak untuk bangun.
"Kinal, dimana Kinal? kok dia nggak disini?" Pertanyaan itu seakan menohok setiap orang yang ada disana. Mereka terlihat semakin sedih saat melihat wanita bak bidadari itu menanyakan orang yang sekarang sudah tiada.
"Ve, kamu tenang dulu ya, sayang? sekarang, kamu makan dulu. Pasti kamu laper setelah dua hari kamu tidur." Ucapan sang Mama sukses mengejutkannya.
"Dua hari? aku tidur dua hari?" Semua hanya mengangguk. Dia menoleh ke arah bocah berumur satu tahun yang sedang di gendong seseorang. Bocah itu terlihat memasang wajah sedihnya saat melihat ibunya yang baru sadarkan diri.
"Juven, sini sama Mami, sayang." Jeje yang sedaritadi menggendong Baby Ju perlahan mendekati Veranda. Wanita itu terlihat merindukan buah hatinya itu.
"Kamu kangen Papi nggak? nanti kita ketemu Papi ya?" Ucap Veranda memeluk Baby Ju dengan air mata menetes. Kali ini dia baru ingat, Kinalnya sudah pergi entah dimana. Dia hanya ingin menghibur anak semata wayangnya agar tidak larut dalam kesedihan.
Jeje yang mendengar itu langsung memeluk Gaby yang ada disampingnya. Dia benar-benar tidak bisa melihat apa yang sedang terjadi. Sangat sulit menerima kenyataan bahwa teman seperjuangannya itu sudah pergi terlebih dahulu.
Suasana di dalam kamar itu semakin haru ketika Shania memasuki kamar itu. "Kak Ve! kakak udah sadar?" Semua menoleh dan menunduk saat melihat kondisi Shania yang memperihatinkan. Bagainana tidak? perempuan itu terlihat awut-awutan dengan wajah lelah, rambut yang di ikat asal dan matanya terlihat membengkak akibat terlalu banyak menangis.
Veranda menoleh dan tersenyum kecut saat melihat Shania yang sudah dia anggap sebagai adik sendiri. "Kamu kenapa awut-awutan gitu? Beby itu masih ada, Shan. Dia ada kok sama Kinal. Mereka lagi berjuang buat kesembuhan Kinal, kamu harus percaya sama aku." Shania yang mendengar itu langsung menangis. Entah apa yang Veranda fikirkan sekarang. Dia berfikir seakan-akan Kinal dan yang lainnya masih hidup.
Tuhan, sampai kapan Kau membuat Kakak hamba ssperti ini? tolong dia, Tuhan. Tolong berikan dia ketabahan untuk menghadapi kenyataan ini. Batin Shania terus menangis.
*****
Seorang gadis cantik perlahan membuka pintu di hadapannya. Dia begitu bahagia karena akan melihat bayi dari Shania. Bahkan dia akan menggendongnya.
"Excited banget sampe aku di tinggal." Gumam gadis lain yang berjalan mengikutinya dari belakang.
Keduanya memasuki kamar yang serba hijau itu. Terlihat seorang wanita sedang terbaring dengan selang infus berada di tangan kirinya. Dan disudut ruangan terlihat box bayi berwarna putih menjadi sasaran utama mereka.
"Kalian ini, bukannya liat aku, malah liat Alice." Gerutu wanita yang masih terbaring.
Keduanya hanya cengengesan dan melirik bayi yang masih terlelap. "Kak Shania, ini deal nama bayinya Alice Vallery? nggak mau ditambahin apa gitu, misalnya... Alice Indira Vallery," ucapan Shani mengundang kekehan dari Viny yang berdiri di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Everything
FanfictionKebahagiaan kecilku hanya karna kalian. Dua orang yg sangat aku cintai dan akan ku jaga. Terimakasih telah hadir dalam hidupku. I Love You. DKP Squel Your Happiness~ ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ WARNING! BERGENRE GXG! YANG TIDAK SUKA, SILAHKAN TINGGALKAN...