Part 29

3K 142 2
                                    

Its been two years since the promnight and the last song I sing.

Benar adanya kata-kata tersebut.

"Bahkan kesedihan terdalam pun tak akan bertahan selama ribuan tahun.
Bahkan cinta terdalam pun tak akan bertahan selama ribuan tahun"
- Kim Shin, Goblin

Semua tidak akan sama setelah dua tahun.

- kutipan dari drama goblin-

Aku keluar dari lobby. Baju pramuka melekat ditubuhku. Penuh dengan TKK disana-sini. Beberapa juniorku dipramuka menjabat tanganku dengan jabat tangan tegas. Sosok dari parkiran melambai kepadaku. Yang kubalas dengan mengangkat 5 jari. Tanda menyuruhnya menunggu sebentar.

Motor besarnya masih sama seperti dua tahun lalu. Almamater kampusnya masih melekat. Helmnya dari dulu masih seperti itu. Setelah selesai bertemu dengan juniorku aku beralih pada Aurel dan Tata. Izin pulang lebih dulu karena aku sudah ditunggu. Mereka mengangguk mengerti. Lalu menanyakan bagaimana dengan seleksi theater.

"Kan itu hari senin. Besok kita bisa kumpul sama senior theater." Aku berlari meninggalkan mereka.

Menjabat sebagai ketua theater bukanlah hal mudah. Mati-matian aku membangkitkan nama theater. Beruntung adik-adik kami banyak yang peduli dengan kesenian indonesia, salah satunya drama.

"Hei." Aku memegang tangannya.

"Mau nunggu sebentar gak? Aku mau keatas katanya anggota konseling dikumpulin. Pengumuman ketua." Aku menunjuk lantai lima sekolahku.

Ia mengangguk. "Aku tunggu disini." Ia menepuk tangki motornya kemudian memegangi tasku.

Dari dulu ia begitu. Tak pernah ingin aku merasakan hal-hal berat. Aku berlari sedikit namun kembali lagi. Ia bertanya ada yang ketinggalan apa?

"Selempang Duta kota." Aku mengambil selempang kemudian memakainya. Ia membenarkan posisi selempang dan rambutku yang sedikit acak-acakan.

Aku berlari ke lantai lima. Menemukan semua anggota konseling sudah berkumpul diruangan besar ini. Semua kandidat calon ketua sudah duduk didepan. Tersisa satu bangku. Untukku. Ya, aku mencalon menjadi ketua. Lagi. Setelah yang kulakukan untuk organisasi konseling ini. Aku berusaha meminta ruangan khusus anggota konseling. Menjadi duta kota dengan seleksi yang bukan mudah. Meski hanya duta kota bukan duta provinsi. Setidaknya aku membawa nama SMU Harapan menuju tingkat kota dan dikenal banyak sekolah

"Setelah melalui vote, keputusan mutlak tak biaa diganggu gugat. Maka ketua tahun ini adalah.." Guru pembina mengambil selempang ketua konseling remaja.

"Keyrina Tasytjana." Semua bertepuk tangan. Rupanya aku masih dipercaya untuk mengemban tugas sebagai ketua. Tak ingin rasanya menyia-nyiakam masa SMA. Yang memang harus dinikmati. Karena aku yakin, ketika kuliah nanti, tak akan kutemukan hal hal yang ada di SMA.

Entah sekedar masalah seragam. Terlambat datang atau cabut ke kantin yang membuat kami bermasalah dengan guru BP. Yang kata-katanya selalu membal ditelinga. Masuk kuping kiri, keluar kuping kanan. Dimana setiap pagi ada kerusuhan karena pengejaan pr masal.

Aku maju kedepan untuk berpidato sebentar. Mengucapkan banyak terima kasih karena masih mempercayaiku untuk mengemban tugas berat. Setelah berpidato kelas konseling hari itu dibubarkan. Banyak yang menjabat tanganku. Alumni pun masih sempat datang untuk mengucapkan selamat.

"Selamat ya, ga sia-sia gue kemarin mencetuskan dan menyarankan lo maju untuk jadi ketua. Lo pasti bisa. Setahun lagi. Gue harap lo bisa ya. Provinsi lo kejar." Ujarnya. Kak Maulana-lah yang tahun lalu lulus menjadi Duta Provinsi. Sampai sekarang ia masih mengenakan selempang itu. Belum habis masanya. Yang aku yakini menjadi sepertinya bukanlah hal mudah. Butuh banyak ilmu, pengalaman dan persiapan untuk itu.
.
.
.
.

"Lama ya?" Aku terengah-engah sambil melipat selempangku. Lalu memasukkannya ke dalam tas.

Ia menggeleng. "Belum kok. Ayo naik." Ia menepuk kursi belakangnya.

Empuknya motor ini masih sama seperti pertama kali aku merasakannya. Sudah dua tahun aku menjajaki motor ini tanpa bosannya. Menembus angin malam yang mungkin muak dengan kami.

"Mau pulang sekarang?" Tanyanya kemudian menyerahkan se-cup es krim dari  mcdonald. Entah kapan ia membelinya. Selalu ada surprise disetiap pertemuan.

"Iya langsung pulang." Aku mengangguk kemudian memeluknya erat. Jaket bombernya membuatku lebih hangat. Ini sudah menjelang sore. Langit mulai berbaur menjadi oren dan jingga.

"Yuk, anak gadis gaboleh pulang kemaleman." Ia menjawil pipiku. Kemudian membawa motornya membelah jalanan yang mulai macet dengan kecepatan tinggi.

Ia masih sama seperti pertama kali bertemu.
Masih tetap khawatir anak gadis ibunda pulang terlambat.
Masih sama. Dan akan selalu sama.
Masih setia membuatku jatuh cinta setiap harinya.
Mau sampai kapan kamu buat aku jatuh cinta terus?
Aku tersenyum sendiri.
Semua sikapnya membuatku nyaman
Aku jatuh cinta padanya setiap hari.
Bukan hanya kemarin, atau hari ini tapi selamanya.

••••

SIAPA DIA SIAPAAAAAAA??!! Huh siapa ya dia? Penasaran? Kayaknya udah pada tau ya? Clue nya udah kuat banget loh.

Yaudah vote comment deh biar lanjut nih. Mwehehehe

Gomawo🙏💙

Another TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang