Part 13

4K 199 1
                                    

Aku mendengar sedikit keributan dari ruang tamu. Aku menatap jam. Masih 6.45 yang seharusnya masih jadi jam tidurku. Inikan liburan, terlebih ini hari minggu. Seharusnya waktu tidurku menjadi lebih panjang. Aku menggelut dibalik selimut. Berusaha tidur lagi. Tiba-tiba seseorang memelukku dari belakang. Aku terbangun. Lalu membalikkan badanku.

"Oh astaga!" Aku menutup mataku sejenak karena terkejut.

"Kenapa?" Nanda tersenyum. Ia tidur disebelahku sambil memelukku.

Aku menggeleng

Ia menghela napas pelan kemudian bangkit, "Ayo bangun, kita lari pagi."

"Huaaaaa.. Gamau gamau gamau." Aku memeluk gulingku semakin erat.

"Ayoooooo." Ia menarikku tapi aku menjatuhkan diriku lagi keatas tempat tidur.

"Yaudah aku pulang." Ia berbalik tapi aku menarik tangannya.

"Tunggu 10 menit." Aku mendorongnya keluar.

Aku segera berlari kekamar mandi. Kemudian memilih kaos pendek, jaket dan celana olahraga serta kaos kaki. Kemudian memoles sedikit liptint dan memakai bedak diwajahku. Meraih handphone yang ada dimeja.

"Ayo." Aku melihat jam.

Dasar si beruang kutub ini. Seharusnya waktu tidurku masih ada dua jam lagi jika tidak ada acara lari pagi, batinku ketika melihat jam dinding menunjukkan angka 7.

"Ayo udah kesiangan nih." Ia segera mengeluarkan kunci motornya.

Apa? Hah, kesiangan apa? Ini terlalu pagi. Astaga, aku memutar bola mataku.

Ia naik ke motor dan memakai helm. Aku mengaitkan kaitan helmnya. Seperti apa yang kulakukan biasanya. Ia membuka cagak kaki untukku lalu mengulurkan tangannya untuk membantuku naik. Aku duduk tenang diboncengannya. Hanya bercerita sedikit tentang film yang kami garap bersama.

"Yuk, itu tasnya mau dibawa aja?" Ia menitipkan helmnya di salah satu tempat penitipan barang.

Aku menggeleng. "Titip aja."

Setelah itu kami berlari mengelilingi taman. Sesekali ia menjahiliku. Mulai dari menarik tanganku agar berlari kencang, bersembunyi lalu mengejutkanku. Ia tertawa lepas. Aku menatapnya dalam-dalam. Belum pernah ada seseorang yang begitu setia seperti ini padanya. Pernah ditinggalkan tapi menunggu. Lalu membuka hatinya dengan lebar walau disana penuh luka.

"Makan yuk, laper." Ia memegangi perutnya lalu menunjuk salah satu restoran cepat saji.

"Mcdonald!" Aku berteriak senang. Lalu menarik tangannya berlari ke arah Mcdonald.

Kami masuk kedalam lalu duduk dilantai dua. Ia bilang, ia sedang tak ingin makan yang berat. Setelah sedikit bertekak berdua akhirnya ia mengalah bahwa aku yang akan memesannya. Aku turun kelantai satu untuk memesan. Kemudian kembali ketempat duduk kami membawa nampan berisi Mcflurry dan kentang goreng.

"Es krim?" Ia memiringkan kepalanya. Kemudian terkikik kecil

Aku mengangguk. "Es krim pilihan terbaik."

Tiba-tiba ia meraih headset yang masih terpasang di handphoneku. Kemudian memasang salah satunya ditelinganya. Lalu memberi isyarat untuk menghidupkan lagunya. Ia mengeluarkan handphonenya sejenak. Kemudian menghidupkan kamera dengan mode video. Meletakkannya disudut meja. Katanya ia ingin buat video bersamaku, tapi bingung video apa.

"Aku ngantuk." Aku meletakkan wajahku diatas kedua tanganku yang kulipat diatas meja.

Ia tenang. Seperti benar-benar menyuruhku tidur. Katanya istirahat sebentar tidak apa-apa. Tiba-tiba sosok Nanda didepanku mulai grasak-grusuk. Mulai sibuk, entah apa yang dikerjakannya. Aku mengangkat kepalaku sedikit namun..

"Jangan bangun dulu, aku lagi foto kamu." Ia menghela napas kemudian duduk setelah puas dengan hasil fotonya.

"Foto apa sih?" Aku meraih handphonenya yang kemudian ditahan oleh tangannya.

"Aku edit dulu." Ia mengacungkan jari telunjuknya yang kemudian membuatku terdiam.

Aku menatap kaca besar disampingku. Mengarah ke keramaian jalan kota. Ini pusat kota, bukankah kota ini begitu indah saat pagi dingin masih berlangsung? Rasanya masih ingin berlari, hanya saja sudah lelah. Beberapa kali ku lihat beberapa anak bermain dipinggir jalan raya. Berpose ketika kamera turis mengarah ke mereka. Memamerkan beberapa gedung lama yang masih kokoh setia bertahan.

"Udah selesai." Ia mengarahkan layar handphonenya kepadaku. Tampak sosok yang tengah terpejam disana. Tidur dalam damai. Pipinya tertutup helaian-helaian rambut tipis. Matanya terpejam damai. Bibirnya melengkung senyum tidur. Disana aku.

"Bagus banget. Ntar kirimin ke aku ya." Aku tersenyum menunjukkan lesung pipiku.

Ia mengangguk kemudian menekan lesung pipiku. "Kami bukan model yang baik, bukan model yang cantik ketika ditangkap kamera. Tapi, kamu cantik dari sana." Ia menunjuk hatiku. Aku tersenyum.

Nan,
Andai kamu tahu aku selalu ingin seperti ini bersamamu.
Andai kamu tahu aku tak pernah ingin hari seperti ini cepat berakhir.
Kamu tak perlu menyembunyikan lukamu.
Tak kamu sembunyikan pun aku tahu

Namun,
Seandainya hari seperti ini takkan pernah kita buat lagi..
Biarlah hari ini menjadi panjang adanya
Menjadi panjang waktunya.
Agar tak luput dari pikiran
Serta kenangan.
Biarkan hati ini terjebak dalam cinta yang pernah kau beri.
Karena dengan begini saja,
kau sudah membuatku bahagia.

•••

Sisain satu yang kayak nanda yatuhan. Emang ya yang rada romantis walopun ga ngasi materi apa apa akan lebih nyenengin.

Guys vote dong. Komen juga boleh.

Kalo kira kira ingin berkontak denganku. Bisa hubungi aku dengan kontak dibawah

Instagram : aisyahsafira32

Gomawo☺️💙

Another TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang