Part 28

3K 152 4
                                    

Waktu bergulir
Darah berdesir
Menahan rindu yang tak hanya segelintir
Tak terasa air mata mengalir

-aisya

Kau tau hal paling menyedihkan? Ketika kau harus hadir diacara perpisahan tapi kau harus terbawa haru bersama acara itu.

Hari ini acara promnight untuk kelas dua belas. Setelah melewati perang panjang melawan ujian nasional yang menguras otak karena memakai komputer, akhirnya mereka sampai pada puncaknya. Malam perpisahan.

"Keyrina, gitarnya jangan lupa disiapin ya." Salah satu kakak kelasku, Rini. Kelas sebelas. Menghampiriku yang duduk dibelakang panggung. Tak ada yang tahu aku akan tampil malam ini. Membawa lagu dengan tema yang cocok. A night to remember.

Aku mengintip keluar melihat ramainya mereka yang hadir. Beberapa temanku turut hadir sebagai panitia. Semua mengenakan gaun terbaik dan tuxedo terbaik. Tak terlepas dari Nanda. Jas hitamnya menunjukkan ia yang dewasa. Dasi merah yang rapi bersanding dengan kemeja putih yang bersih. Rambutnya dipoles mintak rambut agar tampak klimis. Sepatinya kilat, sehingga memantulkan cahaya. Tas kamera tak terlupa tersampir disana.

Malam ini ia akan melepas jabatannya sebagai siswa SMU Harapan. Setelah ini ia terbebas untuk melakukan apapun. Setelah ini akan ada jenjang yang lebih tinggi untuk mereka semua.

Waktu kian bergulir. Awalnya hati menyimpan rindu yang tak hanya segelintir. Tapi lama-lama rindu berganti dengan teman-teman dan suasana baru. Memang begitulah pertemuan. Selalu ada perpisahan didalamnya.

Aku melihat Nanda beberapa kali diajak foto oleh teman-temannya. Gaun-gaun mereka tampak mahal dan mewah. Aku menatap lagi diriku di cermin rias. Gaun berwarna broken white ini ngepas dibadanku. Lengannya hanya sampai siku. Dengan bagian bawah sedikit mengembang tapi jatuh ketika dibadan. Bahannya halus. Cocok dengan kulitku yang tidak terlalu putih. Bandana merah maroon menjadi hal tersendiri dikepalaku. Sepatu dengan hak dengan bunyi mengetuk setiap aku berjalan. Tidak terlalu tinggi karena kata ibu bisa menyakiti kakiku. Wajahku sengaja tak dipoles make up berlebihan. Hanya bedak yang menempel agar tahan lama. Dan sapuan liptint di bibirku.

"Sudah cantik, Rin." Aurel muncul dengan gaun hitamnya. Ia menjadi bagian penerima tamu undangan.

"Cuma bercermin aja." Aku merapikan rambut panjangku. Berharap dua lagu yang kubawakan dapat menjadi hal terbaik malam ini.
.
.
.
.

Mc mulai cuap cuap mengucapkan segala macam hal yang berkaitan dengan acara. Ada penyerahan penghargaan dan lain-lain.

"Baik, salah satu cewe cantik ini bakal nyanyi dengan iringan gitarnya. Beri tepuk tangan dulu dong supaya dia semangat." Layar tertutup seperti permintaanku. Tak ingin disebutkan nama.

Aku mulai memetik senar gitar perlahan. Aku tak ada latihan untuk yang satu ini. Bagiku latihan hanya akan menambah gugup. Lagi pula inikan bukan sebuah tarian yang harus kuhapal.

Sahabat sejatiku
Hilangkanlah dari ingatanku
Dihari kita saling berbagi

Perlahan layar terbuka, menampilkan aku dengan balutan gaun broken white. Tali yang menggantung gitarku, bersandang indah pada bahuku. Stand mic berada didepan mulutku. Awalnya banyak yang tak peduli pada suaraku tapi setelah layar terbuka seluruh pasang mata menatapku tak terkecuali Nanda.

Dengan kotak sejuta mimpi
Aku datang menghampirimu
Tuk perlihatkan
Semua anganku

Pegang pundakku
Jangan pernah lepaskan
Bilaku mulai lelah
Lelah dan tak bersinar

Pegang sayapku
Jangan pernah lepaskan
Bilaku ingin terbang
Terbang meninggalkanmu

Seharusnya alunan musik terdengar semangat. Tapi kupikir jika kuubah menjadi lebih melow akan membawa semua kedalam liriknya. Aku melanjutkan ke lagu keduaku. Membuat semua bertepuk tangan.

"I never sing a special song for someone. But tonight I really want to sing a special song for someone in this room. Enjoy."

Aku mulai memetik senar gitarku perlahan. Membawa semuanya kedalam lagu yang kunyanyikan. Kulihat mata Nanda tak lepas dariku. Membuatku sedikit gugup namun perasaan itu seger ku tepis.

The best thing 'bout tonight
That we're not fighting
We couldn't be that we have been this way before
I know you don't think
That I'm trying
I know you were in thin down to the core

But hold you breath
Because tonight will be the night that
I will fall for you
Over again
Don't make me changes my mind
I won't leave to see another day
I swear it's true
Because a BOY like you is impossible to find
You're impossible to find

Aku menekan kata "BOY" sambil menatap Nanda. Semua orang bertepuk tangan ketika aku menyelesaikan lagu itu. Aku harap ini jadi malam terakhirku bersama Nanda yang indah.

"Lo berhasil buat satu ruangan kicep. Goodjob." Fendi, salah satu senior kelas sebelas yang juga berperan sebagai panitia menepuk bahuku.

Benar.
Karena malam ini
Malam aku jatuh untukmu.
Kesekian kalinya.
Otakku lelah, tapi hati ini ingin berjuang.
Hati bilang, takkan ada yang sepertimu lagi.
Tapi siapa yang tahu keajaiban?

•••

Huhuhu cepat banget sih yah mereka yang kelas 3 lulus? Gabisa kecengin yang ganteng lagi. Apalagi modus modus minta anter pulang. Wkwkwk eh kayak ya author berpengalaman wkwk

Bole kali y minta ntuh vote ama comment. Uwouwouwo

Kamsahamnida🙏💙

Another TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang