Malam sudah hampir larut, tapi aku belum menutup mataku. Sejak sepuluh hari lalu Nanda memulai hubungan dengan sosok perempuan yang fotonya dipajang diakunnya. Aku melihat jam. Masih satu jam lagi menuju hari ulang tahun ke tujuh belasnya.
Sudah sepuluh hari semenjak hubungannya dimulai, ia tak pernah menemuiku lagi. Tak pernah menginjakkan kakinya lagi dirumahku.
"Nanda kok gak pernah nganter kamu lagi, Key?" Ibu menyapu teras rumah sembari menatapku yang memainkan gitar dikursi teras
Kimmy muncul dengan tertawanya. "Mungkin kak Key galak, makanya kak Nanda gamau sama kak Key." Ia tertawa diikuti cekikikan dari ibu.
Aku mengendikkan bahu. "Dia udah punya pacar, Bu. Kan gak mungkin dia tetap mau jalan dan antar Key."
Wajah ibu terlihat sendu. "Ibu kira dia beneran sama kamu."
Aku pikir juga begitu, Bu. Batinku.
•••
Aku dan Nanda adalah dua orang yang rumit yang memutuskan untuk menjalani hubungan yang sulit. Tak pernah masalah bagiku, karena Nanda pun juga merasa baik-baik saja. Aku dan Nanda hanya disatukan oleh kenyamanan tanpa status yang jelas.
Aku senang ketika dirinya bisa membuatku tertawa. Katanya, aku cantik setiap saat maupun saat cemberut. Dasar tukang gombal, pikirku. Aku selalu rindu caranya. Terlebih hari ini. Dimana waktu menuju larut. Dimana sudah beberapa hari kami tak bertemu layaknya seperti biasa yang kami lakukan.
Nanda bilang, tak perlu bertanya apa tujuan semua ini. Kupikir, jalani saja asal bahagia tak perlu memikirkan hal-hal lain. Asal saling nyaman maka jalani saja.
Namun, kini sendu dan sedih seolah teman setiaku. Hujan seperti sahabat saat riak sungai terbentuk oleh mata. Kini hujan bukan sahabatku untuk bersenang-senang. Kini aku tak dapat memelukmu ketika hujan turun. Walaupun ketika hujan turun, kenangan bersamamu bisa selalu kutemukan. Kata-katamu begitu manis hingga membuatku tersenyum. Pelukanmu begitu hangat hingga selalu menguatkan.
Entah kau sadar atau tidak, hal tersulit yang pernah kulakukan adalah mencoba menghapus dan merelakanmu. Meski hanya sekedar dalam ingatan. Belakangan ia menjadi kisah sedih yang berakhir dengan hati yang pedih. Rasanya setiap kali hujan turun aku selalu mengenangmu dan selalu menemukanmu.
Hujan tak lagi menyenangkan seperti yang dulu terjadi.
Angin tak lagi menyampain pesan rindu yang menyentuh lembut.
Matahari tak lagi menyemangati pagi yang terasa pilu.
Bulan tak lagi kutunggu hanya untuk menyampaikan selamat tidur padanya.•••
00.00
Selamat ulang tahun.
Semoga apapun yang diinginkan terwujud.
Berdoalah, aku akan mengaminkannya.
Happy sweet seventeen.Begitu ku ucapkan padanya tepat pada jam 12 malam. Ia belum membacanya. Mungkin aku yang kesekian. Tapi setidaknya mengucapkannya tepat pada waktunya membuatku senang. Aku menatap jam yang sudah mengarah ke setengah 1 pagi. Aku mulai menutup mataku.
Terkadang cinta bukan hanga tentang memiliki atau bahkan
tentang saling memiliki rasa.
Tapi cinta adalah tentang bagaimana kau bisa merelakannya demi bahagianya.
Mungkin pedih rasanya melihat bahagianya bersamamu.
Tapi bukankah lebih pedih lagi jika menahannya hanya untuk bahagiamu saja?
Maka dari itu, aku hanya berusaha merelakannya.
Walaupun,
Merindukan yang telah pergi sangatlah menyakitkan.•••
Sabar ya Key. Yakin deh kalo Nanda samyang eh sayang sama kamu dia pasti balik.
Gimana? Ada yang pernah ngalamin kayak gini?
Vote dan komen dong supaya aku semangat nih nulisnya. Setelah ini bakal makin banyak konfliknya loh😉
Gomawo🙏💙
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Time
RomanceTenanglah.. Ini hanya soal waktu yang harus tetap kau ikuti arusnya. Siapa yang tahu kapan hati bisa menerima orang baru. Siapa yang tahu kapan hati bisa sembuh dari luka saat ia patah begitu sendu. Terkadang hati hanya takut menerima cinta baru ha...