Part 31

3.6K 161 1
                                    

Rumahku masih seperti biasa. Sederhana namun diharap bisa membawa kebahagiaan. Bukan begitu? Bahagia belum tentu sederhana. Tapi ketika kita sederhana saja, bahagia akan datang pada kita.

"Ibu, dia udah dateng tuh." Aku menyembulkan kepala dibalik pintu dapur. Ibu masih sibuk didapur.

Ibuku mengangguk lalu tersenyum. Mencuci tangannya kemudian berlalu kedepan. Menyap sosok laki-laki yang sudah sejak dua tahun lalu menginjakkan kakinya dirumah ini. Malam itu.

"Eh udah dateng." Ibu membawa segelas teh hangat untuknya.

"Iya, Bu." Ia mencium punggung tangan ibuku.

Ia masih seperti dulu. Tak pernah berubah. Ia memakai kemeja kotak-kotak. Lengannya dilipat hingga siku. Almamater kampusnya bertengger di sebelahnya. Rambutnya masih seperti dulu. Dipoles minyak rambut agar lebih klimis.

"Diminum tehnya, ibu mau lanjut masak dulu." Ibu mempersilahkannya minum. Lalu pergi kedapur melanjutkan tugasnya.

"Aku ganti baju bentar ya." Baju putih abu-abu ini sudah tiga tahun ku gunakan. Sebentar lagi akan kulepas. Mengingat sebentar lagi ujian nasional akan kuhadapi.

"Yaudah." Ia mengangguk kemudian kembali berfokus pada handphone ditangannya.
.
.
.
.

"Jadi gimana kuliahnya?" Ibuku menyuap nasi sambil melihatnya, ia tersenyum kemudian minum sebentar.

"Lumayan menikmati, Bu. Kan memang udah setuju sama diri sendiri ngambil bagian ini." Ia mulai menyuap nasinya lagi.

Malam ini, kami makan malam bersama. Kemarin aku sudah makan malam dirumahnya. Ibunya senang sekali aku datang. Apalagi jarang ada perempuan yang masih gadis dirumah itu.

"Aduh cah ayu, ayuk duduk disini. Kita makan bareng." Ibunya menggandeng tanganku ketika aku sampai.

"Ini pacarmu?" Tanya ayahnya yang duduk diujung meja makan.

Ia menggeleng. "Engga pacar, Yah."

"Loh? Wes dijelasin toh hubungannya. Jangan ditunda. Nanti disamber orang." Ibunya tertawa sambil menuang air minum disemua gelas.

"Ibu, jangan gitu." Ia duduk disebelahku sambil melepas almamater kampusnya.

"Lah bener toh pak? Selesai kuliah kan biar bisa langsung. Supaya langgeng sering-sering jumpa keluarganya." Suara medok ibunya menggema lagi.

"Lama lagi, Bu. Dianya mau jadi dokter." Aku terkikik kecil. Lalu mencubit pinggangnya.

"Duh calon mantu ibu mau jadi dokter? Punya mantu dokter, sehat semua kita pak." Ibunya tertawa lagi.

"Iya, Bu. Mau jadi dokter." Aku tersenyum.

"Jadi dokter apa?" Tanya ayahnya lembut.

"Jadi dokter bedah saraf, om." Ucapku sambil malu-malu.

"Kok om sih manggilnya. Ayah aja biar enak." Ayahnya tertawa, aku menunduk malu-malu.
.
.
.
.

"Kalo Rina dia mau jadi dokter. Lama kuliahnya." Ucap ibu sambil tertawa.

"Ibu ih. Doain cepat lulus gitu bu, biar cepat kerja." Aku cemberut sedangkan yang lain tertawa melihatku.

"Lama ya bu, nunggu selesai dulu baru dinikahin." Ucapnya lagi, ia dan ibu tertawa.

"Duh, ini putri manja ibu ada yang mau nikahin?" Ibu menjawil pipiku lalu tertawa lagi.

"Adalah bu. Jelas Keyrina cantik gini." Aku menekan lesung pipiku lama. Bergaya sok cantik. Walaupun aku sebenernya memang cantik.

"Ge-er." Sahutnya singkat. Membuat semua tertawa.
.
.
.
.

Ibu sudah masuk ke kamar. Mengantar Kimmy tidur. Tadinya ibu mau mencuci piring hanya saja, aku bilang biar aku yang mengerjakannya. Ia menemaniku mencuci piring, mengumpulkan gelas kotor dan membawanya ke tempat cuci piring. Memperhatikanku yang membilas piring-piring kotor dan meletakkannya di raknya. Tanganku cekatan melalukannya.

Ia memelukku dari belakang, meletakkan dagunya diatas kepalaku. Tangannya melingkar dipinggangku. Ia mulai menciumi puncak kepalaku. Kemudian turun ke bagian pipi. Ia berdiam disitu selama beberapa detik. Sedangkan tanganku masih mengerjakan piring-piring. Setelah selesai, aku memegang tangannya yang masih melingkari pinggangku.

Tiba-tiba ia membalikkan badanku. Membuat wajahnya berada didepan wajahku. Ia menaikkan daguku sedikit, lalu berkata, "Kau tahu? Aku belum pernah mencintai perempuan hebat seperti dirimu, dan aku tak pernah mencintai perempuan hingga seperti ini."

Ia tersenyum.
Aku memeluknya.
Merasa bersyukur memilikinya.

•••

Didapur gaes wkwkwk gak elite tapi mungkin lagi kesempatannya yakan?
Penasaran ga sih guys sama dianya ini siapa?
Yang curi first kissnya keyrina. Hmm

Vote dan comment please

Gomawo🙏💙

Another TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang