Part 38 - Nanda

4.3K 202 2
                                    

Ia baik-baik saja
Aku tetap bersandiwara
Berharap pupus dalam hujan dan api membara
Tanpa peduli masa lalu mengikuti hingga melingkupi rasa

-aisya
.
.

Aku tergopoh ketika mendapat kabar ia kecelakaan. Makanya aku segera berlari ke rumah sakit. Aku langsung berlari setelah bertanya pada salah satu suster. Aku melihat sosok dokter berambut panjang hampit sepinggang. Jas putih tampak anggun ketika ia kenakan. Berjasa.

Aku berlari menuju dokter berambut panjang itu. Badannya yang terbilang tidak terlalu tinggi menghadap ke dokter laki-laki yang sedang berbicara padanya. Ia menunggungiku. Tapi sejenak dokter laki-laki itu menunjukku. Membuatku mengerti, mereka nencari sosok wali pasien.

Atika. Tadi ia pamit pergi katanya hanya pergi ke mall di bilangan kota. Katanya ia ingin membeli baju terusan untuk ibu hamil. Ia pergi dengan menggunakan transportasi online. Tapi sesaat kemudian aku mendapat telepon untuk kabarnya.

Dokter perempuan itu seperti sedang berbicara. Badannya yang tidak terlalu tinggi sedikit mendongak keatas karena dokter laki-laki didepannya lebih tinggi. Ketika dokter laki-lakinitu menunjukku, ia berbalik.

"Oh.." Ia mundur selangkah ketika melihatku.

"Dokter Rin, ini wali dari pasien bernama Atikah." Jelas dokter laki-laki ini sambil berusaha menenangkanku yang sedikit tergopoh sambil melindungi kamera.

"Key?" Ia sedikit mengambil napas kemudian kembali menatapku yang berada didepannya.

"Ah ya, ini Dokter Keyrina." Dokter laki-laki yang kulihat namanya Reyva tersenyum kepadanya. Ia hanya membalas dengan tersenyum getir.

"Aku akan menjelaskan keadaan pasien padamu. Duduklah agar anda bisa lebih tenang." Ia mempersilahkanku duduk dengan formal.

"Bagaimana keadaannya?" Tanyaku.

"Kerusakan otak yang dialami pasien sangat parah. Ia hampir tak punya kesempatan untuk pulih." Ia mulai menjelaskan.

"Itu artinya masih ada kemungkinan kecil, bukan? Bukankah setidaknya masih ada sedikit harapan? Apa tidak bisa dioperasi?" Serentetan pertanyaan keluar dari mulutku, wajahku yang kuyakini tampak begitu khawatir.

"Kami tidak akan melakukannya." Ia menatapku dan dokter Reyva bergantian.

"Kenapa? Ada apa?" Tanyaku lagi.

"Meskipun dioperasi kondisinya tak akan membaik. Aku mohon maaf. Aku juga tak bisa jamin bahwa bayinya akan selamat." Ia menunduk, seperti berusaha menyimpan kekecewaan, matanya ia pejam seperti menahan kekecewaannya.

"Itu tidak mungkin." Akumasih tak percaya. Tanganku mulai bergetar.

"Mohon maaf, tapi ini keputusan terbaik dari sisi medis." Ia sekali lagi menunduk untuk meminta maaf.
.
.
.

Aku duduk didepan ruangan sambil tak habis pikir. Atika kecelakaan. Dan yang merawat adalah Keyrina. Astaga, kau tahu, ia makin berwibawa, cantik dan terlihat lebih kuat dari perempuan lain. Sisi kepeduliannya begitu ia keluarkan sebagai seorang dokter.

Beberapa kali aku menelepon sosok yang jauh. Ia urung mengangkatnya setelah mendengar kabar Atika.

"Aku belum dapat tiket. Sabarlah. Aku akan segera kesana." Ucapnya dibalik telepon. Suaranya tampak bergetar. Terdengar suara lain disana menyuruhnya untuk cepat bergerak mencari tiket.

Aku kembali menatap kearah ruangan. Keyrina masih disana. Bersama beberapa dokter lain. Dari dulu ia begitu. Selalu punya mimpi. Kupikir ia akan melanjutkan bakatnya dibidang perfilman seperti katanya dulu.

"Aku tau kak, ibu gasanggup kalo harus biayain kuliah kedokteran. Pengen lanjutin perfilman aja." Ucapnya sambil menatap kosong kearah taman yang hari itu kami datangi.

Tapi sekarang? Aku melihatnya menggunakan sepatu hak tinggi yang mengetuk lantai dengan anggun. Wajahnya yang lembut tapi menunjuk sisi kuatnya tetap seperti dulu. Rambutnya masih tergerai indah, terlihat sedikit coklat dan masih dengan wangi stoberi yang bisa kucium ketika ia menunduk meminta maaf. Jas putihnya, membuatnya terlihat lebih berwibawa.

Bisakah kukatakan aku senang berjumpa dengannya lagi?
Ini awal yang barukah?

•••

Wah wah, nanda emang ya kalo masi cinta itu makanya jangan ditinggalin ya.

Huhu

Oke vote comment please. 200vote deh buat cerita ini please:(

Gomawo yeu🙏💙

Another TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang