Part 24

3.2K 142 2
                                    

Hari ini hari kedua acara atau tepatnya acara puncak. Dimana artis ibukota datang kesekolah kami. Jam 6 pagi semuanya sudah berkumpul. Diberi arahan pada masing-masing bagian. Banyak yang masih mengantuk pagi ini tapi langsung bersemangat ketika menggunakan name tag khas pensi SMU Harapan tahun ini. Pink dengan gambar rusa yang keren. Aku menatap nama di name tag yang ku pakai.

Keyrina Tasytjana
Panitia Acara
SMU Harapan

"Nih, lo pegang rundown acara." Kak Sadam memberiku selembar kertas. Membuyarkan lamunanku

Aku menatap kertas itu lalu perhatianku pindah ke Sadam yang tengah men-stabilo-kan hal-hal penting dikertasnya. Ia salah satu yang berpengalaman dibagian seperti ini. Ini tahun ketiganya dalam membuat acara pensi seperti ini.

"Kenapa aku?" Aku mendekatinya yang sedang serius.

"Karena gue liat lo mau total untuk acara kayak gini. Jarang cewe mau kerja keras kayak lo." Ia mengacak rambutku sejenak kemudian berbicara di ht-nya.

"Pake ht lo, kita bakal mulai. Udah mau jam 7. Urus peserta. Lo pegang daftar nama peserta kan?" Aku mengangguk kemudian ia menepuk bahuku.

Hari ini kami kedatangan mc dari salah satu radio terkenal dikota. Dua laki-laki ganteng nan tampan yang akan tampil jam 9. Makan pembukaan mc akan dibawakan oleh salah satu seniorku yang memang biasa bertugas sebagai mc acara disekolah.

"Oke semuanya. Untuk peserta harap registrasi dan segera kebelakang panggung. Menjumpai kakak Keyrina yang akan memberi arahan." Ya, pagi ini diawali dengan beberapa perlombaan dance ala k-pop dan band.

"Baik, semua bisa dengar saya? Saya Keyrina. Harap menunggu disini sampai nama dipanggil. Kalau mau izin keluar silahkan kasih tau saya atau yang disana namanya Sadam. Tolong patuhi aturan ya." Aku tersenyum. Leganya melihat mereka yang patuh akan kata-kataku membuatku tak perlu lelah lagi mengatur sana-sini.
.
.
.
.
.
Aku melihat jam sambil menjaga bagian lantai satu agar tetap bersih dari pengunjung. Sayangnya hujan mengguyur kota sore ini. Virgoun yang menjadi bintang tamu utama masih dalam perjalanan menuju SMU Harapan.

Aku menatap keluar dari pintu kaca lobby yang ditutup dan dijaga oleh dua panitia laki-laki. Sadam tampak memberi kode untuk menyuruhku memakai ht. Aku seger memasang ht.

"Guys, diluar hujan. Banjir, semua pengunjung ngungsi ke teras dan ke halte. Kita harus geserin air air yang menggenang. Semuanya keluar!" Sadam segera melepas sepatunya dan menitip entah pada siapa yang pasti ia mengenalnya.

Aku langsung mengarahkan seluruh anggota didalam lantai satu agar mengurus banjir. Melepas ht ku dan menyimpannya ditempat aman. Aku segera terjun ke banjir dan menolong mereka yang sedang menggeser air-air ke arah selokan.

"Rin, celana lo tembus!!" Astaga! Iya celanaku putih dan kalau terkena air pasti tembus.

Aku mulai risih dengan keadaan celanaku yang basah dan terus-terusan menarik bajuku hingga kebawah menutupi bagian belakang. Aku mengarah ke lobby, tapi begitu ramai. Dan aku basah. Tiba-tiba sebuah tangan melingkari pinggangku. Membuat semua mata tertuju padaku. Sebuah jaket tersampir dipinggangku. Menutupi bagian celanaku yang berwarna putih dan basah.

"Lain kali jangan salah kostum." Bisiknya kemudian mengikatkan bagian lengan jaket menjadi simpul.

"Minggir-minggir panitia acara mau lewat." Ia berteriak, membuat semua pengunjung yang memenuhi area depan lobby membuka jalan.

"Makasih." Aku segera memakai ht-ku lalu menyuruh anggota dalam untuk masuk.
.
.
.
.

Virgoun masuk dari pintu belakang sekolah. Begitu masuk kami mengarahkan kesebuah ruangan yang juga punya pintu kedepan. Mengarah kebelakang panggung. Sadam segera memberi instruksi untuk membuat pagar agar melindungi virgoun yang akan lewat dan naik ke panggung.

Aku segera mengarahkan semua untuk membuat pagar dari pintu tempat virgoun duduk hingga ke belakang panggung. Tiba-tiba sosok Nanda lewat. Memotret semua wajah panitia. Cukup lama ia berada didepanku. Hingga seorang banci dan teman-temannya mulai merusuh dibelakangku. Bagaimana tidak, kepalaku terkena toyorannya berapa kali. Membuat Nanda terkekeh.

"Woi ayam! Diem nape? Sibuk amat." Teriakki padanya.

"Ilah suami gue mbak, kaga pulang-pulang noh dia mau nampil." Ucapnya dengan suara banci khas.

"Idih, heh anak gue noh nyari bapaknya lagi mau nampil." Ucap temannya yang lain. Membuatku bergidik jijik.

Tiba-tiba virgoun keluar sambil berjalan keatas panggung. Para panitia langsung melindungi depan panggung. Awalnya aku merasa risih banyaknya pengunjung dan membuatku sesak. Tapi kemudian sosok Nanda muncul memelukku dari belakang. Membuatku merasa lebih aman. Ia maju ketika dirasa posisiku aman dan tak terhimpit. Ia akan mengambil beberapa foto virgoun untuk dokumentasi.

Virgoun menyapa seluruh penonton yang disambut riang. Semua berteriak memanggil namanya yang kemudian ia langsung menyanyikan lagu-lagunya. Hari ini ia akan membawakan delapan lagu tanpa jeda.

Lihatlah luka ini
Yang sakitnya abadi
Yang terbalut hangatnya
Bekas pelukmu

Aku tak akan lupa
Tak akan pernah bisa
Tentang apa yang harus
Memisahkan kita

Disaatku tertatih
Tanpa kau disini
Kau tetap kunanti demi
Keyakinan ini

Jika memang dirimulah
Tulang rusukku
Kau akan kembali pada tubuh ini
Kuakan tua dan mati dalam pelukmu
Untukmu seluruh nafas ini

Seluruh nafas ini-
Last child ft. Giselle

Aku mengikuti liriknya sambil menatap Nanda, berharap lagu ini ia serap seperti pesan yang ingin kusampaikan. Virgoun melanjutkan lagu-lagunya hingga sampai dibagian menarik.

"Ini lagu gue bawian karena gua kalah taruhan sama penyanyinya. So enjoy it." Ia memetik senar gitarnya.

Disuatu hari tanpa sengaja
Kita bertemu
Aku yang pernah terluka
Kembali mengenal cinta

Hati ini kembali temukan
Senyum yang hilang
Semua itu karena
Dia

Oh Tuhan..
Kucinta dia
Kusayang dia
Rindu dia
Inginkan dia
Utuhkanlah rasa cinta dihatiku
Hanya padanya
Untuk dia.

Anji- Dia

Virgoun berhasil membuat seluruh penonton ikut terbawa suasana. Sadam tersenyum dari samping panggung kemudian berkata di ht

"Kita berhasil guys."

Ini yang kusuka. Merasa berhasil ketika bisa membuat semua penonton terbawa pada suasana walaupun hujan sempat mengguyur kota. Lagu terakhir dinyanyikan dengan iringan gitar putih. Semua penonton menunggu lagu satu ini. Semua panitia tersenyum kemenangan. Berhasil.

Kutuliskan kenangan tentang
Caraku menemukan dirimu
Tentang apa yang membuatku mudah
Berikan hatiku padamu

Takkan habis sejuta lagu
Untuk menceritakan cantikmu
Kan teramat panjang puisi
Tuk menyuratkan cinta ini

Telah habis sudah cinta ini
Tak lagi tersisa pada dunia
Karena tlah kuhabiskan
Sisa cintaku hanya untukmu

Surat cinta untuk starla -
Virgoun

••••

Gimana guys? Nanda so sweet banget yaaa. Bisa ngelindungin gitu. Duh mau dong mauuuuu sisain satu yang kayak gitu yah

Btw
Itu klik klik vote terus ketik ketik komen juga boleh biar semangat hehe

Gomawo🙏💙

Another TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang