Part 17

3.3K 162 0
                                    

"Ketika kau membenci hidupmu, ingatlah, kau datang dan kau ada untuk beberapa hal penting yang mungkin akan kau ketahui nantinya"

Aku memasuki rumah. Ini sudah cukup malam untuk pulang. Ibu dan Kimmy pasti sudah tidur. Tadi aku membantu Nanda mengurus beberapa hal untuk masuk sekolahnya. Katanya ia ingin tas baru, maka aku menemaninya ke mall sebentat untuk membeli tas.

Rumahku tak besar. Terdapat tiga kamar kecil. Kamar utama, yang paling depan. Pastinya kamar ibu. Dan selanjutnya ada dua kamar berhadapan yaitu kamarku dan kamar Kimmy.

Aku menengok masuk kedalam kamar Ibu. Ibu benar sudah tidur. Aku masuk kemudian menyelimuti ibu dengan benar. Wajahnya lelah dan letih. Aku tau hati dan batinnya sungguh lelah. Tapi ia tetap tersenyum untuk kami anak-anaknya. Aku keluar lalu menuju kamar Kimmy. Aku duduk disamping ranjangnya yang sudah usang.

Kimmy adalah sosok penyemangat aku dan Ibu. Ia begitu sabar menghadapi semua kehilangan yang keluarga kami alami. Rumah mewah, mobil, dan mainan mahal. Ia bisa menahan dirinya untuk itu. Begitu pula ibu, walaupun dulu barang mewah, mobi mahal, rumah mewah melengkapi hidup kami, ia bisa menahannya sekarang. Begitupula ketika teman-temannya mulai meninggalkannya.

Aku mengeluarkan squishy dari dalam tasku. Aku meletakkannya disamping bantalnya. Esok pagi saat akan sekolah pasti ia melihat mainan baru untuknya. Aku berjalan kearah kamarku kemudian duduk diatas kursi meja belajarku.

Disana terpajang foto didalam sebuah pigura putih. Empat orang siswi SMP didepan sebuah mobil berwarna putih. Aku menghela napas. Itu aku dan teman-temanku. Didepan mobil yang selalu kubawa ketika sekolah. Mereka sosok yang kupikir setia. Namun, saat semua materi yang ada padaku habis, mereka pelan-pelan pergi meninggalkan. Bukannya memberi semangat, mereka malah melupakan. Kutatap foto disampingnya. Pigura berwarna hitam. Disana ada aku dan sosok cowok bekacamata. Tingginya melebihiku. Ia berdiri dibelakangku sambil memelukku dari belakang.

Dia Dhani. Sosok yang kupikir setia dan tulus padaku. Tapi rupanya, ia sama saja. Pergi ketika semua yang kupunya menghilang. Pergi ketika aku dalam keadaan terpuruk. Pergi ketika aku sedang membutuhkan kekuatan darinya.

"Rin." Ia menatapku dibalik stir mobilnya. Kami baru saja sampai disebuah rumah kecil. Rumahku.

"Dhan, jadi mulai sekarang kalo jemput itu kesini ya." Aku menatapnya, tak mendengar panggilannya.

"Rin, aku mau kita putus." Ia mengatakannya lirih.

"Hah? Is kamu becandanya ga lucu deh." Aku menatap mukanya yang penuh keseriusan. Membuatku berhenti tersenyum.

"Aku serius." Ucapnya.

Aku menggelengkan kepala. Menyadari masih banyak hal yang harusnya ku pikirkan. Ibu dan Kimmy lebih membutuhkanku. Awalnya ketika pertama kali merasakan kehilangan segala hal yang kupunya, aku merasa aku lahir hanya sia sia. Tapi ketika aku belajar menerima segalanya, aku tau. Aku lahir untuk Ibuku dan Kimmy. Untuk memeluk ibu yang menangis karena perlakuan kasar ayah. Untuk memeluk Kimmy yang ketakutan akan keributan yang terjadi. Untuk menebarkan kebahagiaan untuk mereka berdua.

Ketika sesekali aku merasa frustasi. Merekalah yang akan datang padaku. Menenangkan hatiku yang panas seperti bara api. Menghentikan riak sungai yang terbentuk dari mata. Ibu selalu bilang ketika aku menyesal muncul kedunia, bahwa seseorang lahir dengan tujuan tujuan yang tak diketahui adanya. Kimmy selalu bilang bahwa aku adalah kakak terhebat baginya. Pelukan dua orang yang paling berharga dalam hidupku adalah air untuk api membara didalam hati.

Ibu benar, semua orang lahir dengan tujuan tujuan yang tak diketahui adanya. Tapi akan ada saatnya ia tahu, tujuannya kedunia adalah membuat orang-orang berharga disekitarnya tersenyum.

•••

uu.. Keyrina kuat banget ya jadi cewe? Salut deh.
Hmm.. Dipart selanjutnya akan ada yang baper-baper nih. Ditunggu ya.

Vote dan komen juga jangan lupa. Supaya author semakin semangat menulisnya☺️

Gomawo🙏💙

Another TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang