Part 25

3.3K 142 1
                                    

Aku berbaring diatas tempat tidur sambil melihat kearah layar handphone-ku. Ini malam minggu. Malam bahaya bagi jomblo yang berkeliaran.  Nambah macet jalanan doang. (Kayak lu kaga jomblo aka deh nih author)

Aku mulai membuka grup dan menanyakan siapapun yang ingin mengajakku jalan malam ini. Tapi teman-temanku rasanya sibuk sendiri. Halah. Aku melempar handphone yang ada digenggamanku keatas bantal.

Drrrttt

Aku meraih handphone ku yang bergetar. Melirik nama penelepon malam itu. Siapa tau yang nelpon jodoh. Eh tau-tau penelepon satu ini buat kepalaku miring bertanya.

"Halo?" Alih-alih assalamualaikum aku hanya mengucapkan halo dengan nada datar

"Rin?"

"Ya?

"Lagi dimana?"

Aku grasak-grusuk. Sudah lamakan cowok satu ini tidak menelponku.

"Dikamar, eh dirumah." Aku meralat kata yang lebih sopan.

"Jalan yuk?"

Aku terduduk bangkit. Benar-benar jodoh. Ketika bosan melanda, malah ia datang ingin menjemput. Duh pangeran berkuda putih. Eh ber-vixion putih.

"Boleh."

"10menit lagi aku sampai."

Klik

Ia memutuskan sambungan telepon. Dasar beruang kutub. Suka-sukanya aja bilang sepuluh menit. Lah situ pikir perempuan dandan, nemplok dikit jadi? Buat alis aja tuh cowo-cowo bisa bulak-balik umroh. Eh. Aku langsung bangkit dan mencuci muka. Emamg dasarnya kalo cewe mau pergi pasti sadar gosok gigi dulu. Jadi aku pasti gosok gigi.

Aku memilih menggunakan baju berwarna biru muda dan celana jeans biru tua. Aku melihat gantungan disebelah meja rias. Ada bandana merah maroon yang tergantung disana. Rambutku bukan jenis rambut yang badhay ulala gitu. Tapi yah, rambut panjang hampir sepinggang ini lumayan gampang diatur. Maka aku lebih suka menggunakan bandana. Hampir seluruh bajuku punya warna bandana tersendiri. Terkadang ketika malam aku sering menggunakan syal rajut tebal. Terinspirasi dari film korea yang menggunakan syal. Hadeuh... Ji eun tak difilm goblin masih membayang dalam benakku. Ah.. Pasangan abadi itu.

Aku mendengar suara dari depan. Maka segera ku poles liptint dan bedak diwajahku. Lalu segera meraih sepatu berwarna merah. Aku segera berlari kedepan dan melihat Kimmy yang duduk diatas tangki motor Nanda. Mereka berbicara sejanak sambil menungguku.

"Kimmy mau ikut?" Tanya Nanda yang dijawab gelengan dari Kimmy.

"Kimmy mau gulali." Aku baru selesai memakai sepatu yang mendengar permintaan Kimmy.

"Kuyaaaaaaaaa, banyak minta deh lo minion pendek." Aku menurunkannya kemudian ia berlari memeluk kaki ibuku yang berdiri di pintu rumah.

"Bro hati-hati ya kalau jalan sama Kak Rin. Nanti bro diterkam." Kimmy menirukan gaya harimau. Kemudian tertawa keras. Nanda mengisyaratkan oke dengan memberi hormat.

"Bu, Nanda pinjem Keynya dulu ya. Ntar dibalikin kok."  Nanda tersenyum kemudian aku mencubit pinggangnya pelan. Dasar, bisa aja kamoeh deh ah..

"Bu, Rin pergi ya. Kalo Rin gabalik tandanya diculik Nanda." Aku melambaikan tangan sedangkan ibu hanya geleng geleng kepala melihat tingkah kami berdua.
.
.
.
.

Motor Nanda membelah jalanan kota yang terbilang ramai. Penuh dengan jomblo mungkin. Loh jadi Nanda dan Keyrina apa? Nanda bilang salah satu temannya baru bukan caffe di arah ke tengah kota. Didekat tempat gedung-gedung lama. Kata Nanda tempatnya keren. Maka disinilah kami sekarang. Memarkirkan sepeda motornya kemudian masuk ke dalam caffe.

Caffenya terbilang antik. Semuanya terbuat dari kayu. Alat makannya pun bentuknya tak biasa. Beberapa spot bisa dijadikan tempat foto keren. Sering kulihat beberapa waktu lalu di instagram.

"Wesss bro. Apa kabar?" Sosok laki-laki muda yang kupikir umurnya baru dua puluh tahun menepuk bahunya. Nanda menoleh kemudian menjabat tangannya.

"Baik, bro. Janji gue nih ke sini." Nanda menepuk nepuk bahu laki-laki itu. Tapi kemudian fokus laki-laki itu pindah kepadaku.

"Nyulik bidadari dikayangan sebelah mana lo?" Ia menganggukkan kepalanya menunjukku.

Nanda tertawa. "Key, ini Teta. Bang Teta ini yang punya caffe ini. Bang, ini Keyrina."

Aku mengulurkan tanganku yang langsung disambut jabatan tangan yang tegas.

"Keyrina."

"Teta." Ia memperhatikanku sejenak. "Nan, kayaknya gue pernah liat ya diinstagram photography lo?"

Nanda mengangguk. "Iya bang, dia model yang kemaren mereka tawar semua di grup."

Oh, ya. Aku sudah cerita Nanda punya akun instagram khusus untuk memamerkan hasil skill menjadi photographernya. Nah, salah satu upload-annya menuai banyak komentar. Dimana aku menjadi objeknya. Memang ya kalo bidadari ada aja yang menggilai. Ingat fotoku tempo hari ketika sedang tidur? Nanda memasukkan foto itu ke instagramnya. Kata Nanda banyak yang menginginkanku menjadi modelnya. Memang akan ada bayaran. Tapi Nanda bilang aku tak perlu lakukan itu. Mereka hanya tidak tahu kalau aku bukan seorang fotogenik. Bagus untuk difoto, itu bukan aku. Kata Nanda butuh angel tertentu untuk menjadikan fotoku yang menjadi objek dengan sempurna.

"Aslinya manis, Nan. Mantep deh. Eh gue permisi dulu ya. Mau ada kerjaan lagi." Bang teta bangkit lalu berlalu.

Nanda sudah memesan dua milkshake stoberi dengan satu scoop eskrim vanilla disetiap gelasnya. Sambil menunggu, Nanda memainkan kameranya sedangkan aku sibuk dengan mengagumi keindahan caffe. Tiba-tiba sebuah tangan hangat menyentuh pipiku. Aku menyandarkan kepalaku pada tangannya. Bergelut manja pada telapak tangannya yang memegangi pipiku.

Aku tahu segala hal yang memang milik kita,
Jika ia pergi pasti akan kembali.
Tapi kali ini,
Ada rasa takut begitu dalam
Kembalinya dirimu hanya sementara.
Entahlah
Yang kulakukan sekarang adalah yakin.
Setiap hal pasti punya kebahagiaan dibalik sabar setiap saat.

•••

Yuhuu. 
Gimana? Nyangka ga nanda balik?
Tenang gaes, ini belum masuk konflik yang sebenarnya.
Sabarlah menanti

Author sedang mengurus kepindahan sekula.  Maapkan author yang lelet update gaes maap.

Untuk pendukung mohonlah untuk vote dan comment agar Keyrina dan Nanda cepat jadian ya? Boleh boleh. Dukung author cepat dapat pacar? Boleh mwehehehehe

Udah ah.

Gomawo🙏💙

Another TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang