Clover 0.3

205 32 1
                                    

0.3 Cry Cry Cry


Aeris POV

Menangis. Hanya itu yang kulakukan selama 2 hari penuh. Sekesal apa pun perasaanku padanya, tetap saja aku akan merasa sedih bila dia merendahkanku. Meski pun terkesan mata duitan, aku ini sangat menyayanginya. Dia kekasihku, tentu saja aku sayang padanya.

Ketika masalah datang padaku seperti ini, biasanya aku akan mencari Chanyeol. Tapi kali ini aku tidak bisa mencarinya. Mungkin saja dia masih kesal padaku. Entahlah.

Aku bercermin di dalam kamarku, aku merasa lesu dan wajahku buruk. Warna kulitku jadi pucat dan bibirku tak mampu membentuk senyum. Yang paling parah adalah mataku, kantungnya yang melorot ditambah bengkak karena menangis. Kau sempurna Aeris, sangat sempurna.

Aku tidak bisa meneruskan kesedihanku lagi. Aku melenggang pergi dari kamar dan mendapati ponselku yang kelaparan di atas meja ruang tamu. Sudah tak kusentuh dan kuberi makan selama diriku bertapa di dalam kamar dengan air mata. Ah, inilah hidupku yang amat beruntung itu.

Tring! Tring! Tring!
Ber-ratus pemberitahuan masuk begitu dayanya terisi. Sebagian besar dari sosial media dan...

Gawat!

Jongdae Oppa menghubungiku selama dua hari dan terabaikan. Dia pasti khawatir dan.., tidak.., tidak, dia tak boleh ke sini dan melihat kondisiku yang mengenaskan seperti ini. Selagi memikirkan apa yang terjadi ponselku mengeluarkan bunyi lagu Growl yang dinyanyikan oleh EXO.

'Jongdae Oppa'

"Halo!" buru-buru aku jawab.

"Yah! Kenapa kau tidak mengangkat telepon dariku? Dan semalaman ponselmu tidak aktif hah!?"

Aku menjauhkan ponselku sedikit. Terlalu mengerikan suaranya yang marah itu. Aku tahu akulah yang salah sudah mengabaikannya.

"Ya, maafkan adikmu ini."

"Aku pikir terjadi sesuatu denganmu, makanya aku akan ke tempatmu hari ini!"

What? Today? No! Not today!

Aku belum siap melihatnya dan menerima omelannya.

"Aku tidak ada di rumah!" bohongku.

"Aku tau kau di sana!"

"Sungguh tidak ada di rumah. Aku.., aku berada di tempat temanku. Jangan kemari!"

"Ayolah, aku sudah merindukanmu juga. Pulang saja sekarang! Aku akan tiba sekitar 15 menit lagi!"

"APA?" teriakku tanpa sadar. "Tidak bisa, aku punya rencana jalan-jalan dengan temanku!"

Aku tak mau berbasa-basi lagi. Dia pasti akan memaksa bertemu. Aku mengakhiri panggilan dan bergegas keluar dari apatermenku. Sejujurnya aku tak punya tempat tujuan. Satu-satunya yang ada di pikiranku hanya Chanyeol. Pria itu. Tidak tahu apakah dia masih di kota ini atau tengah jalan-jalan seperti yang direncanakan waktu lalu.

Akhirnya aku menuju tempatnya. Tidak terlalu jauh dari tempatku. Aku hanya perlu naik bus sekitar 15 menit. Sesampainya di sana aku langsung menekan bel. Dengan hati penuh harap, aku berharap kalau dia ada di apatermennya.

"Siapa? Aeris!?" dia membuka pintu dengan wajah sedikit terkejut.

Setelah itu dia memasang wajah malas menatap mataku yang sedang tak dalam kondisi baik. Aku memasang wajah cemberut dan detik berikutnya dia menyerah.

"Masuklah! Jangan lupa tutup pintunya!" ucapnya ketika membalikkan badan.

Aku tahu dia tak akan tega padaku. Aku masuk lalu menutup pintu. Chanyeol langsung melangkah ke sofa. Aku melihat gitar coklat tua kesayangan berada di sana, di sampingnya. Dia pasti sedang bermain gitar ketika aku datang. Tanpa segan-segan aku duduk di sampingnya. Aku melihatnya mengambil gitarnya dan kembali fokus pada benda kesayangannya itu.

Lucky [Chanyeol x Aeris]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang