1.3 Jujur
Author POV.
Kejadian yang terjadi sehari sebelumnya masih seperti momok yang menghantui Aeris maupun Chanyeol. Keduanya tak bisa melupakan kejadian yang terjadi begitu saja tanpa kontrol dari diri mereka. Chanyeol sadar bahwa perasaan sukanya yang meluap saat itu begitu sulit untuk dibantah dan kebingungan untuk menjelaskan apa yang sudah ia lakukan. Sementara Aeris merasa perasaan yang Chanyeol berikan kala itu adalah nyata. Yang jelas itu bukanlah sebuah perasaan sebatas persahabatan. Aeris bisa merasakan bahwa ia ikut tenggelam pada perasaan yang sama. Mungkin selama ini dia pun tidak pernah menyadari bahwa topeng persahabatan itu hanyalah sebuah kedok untuk menutupi perasaan sejati di antara hubungan mereka.
Tetap terjaga dan takut menjadi canggung. Keduanya dihadapkan dengan pilihan sulit. Chanyeol tahu bahwa ketika reaksi mencium Aeris itu terjadi, permintaan maaf yang akan keluar dari mulutnya malah sengaja ia hindari petanda bahwa Aeris mungkin saja tak akan pernah ingin menyinggung hal itu di kemudian hari. Chanyeol juga berasumsi, mempunyai firasat kuat kalau Baekhyun bisa jadi telah bersama Aeris. Semangat Chanyeol pun mendadak patah. Namun ketika memikirkannya kembali, Chanyeol tak ingin menyesali hal ini seumur hidupnya. Jujur adalah pilihan untuk menyelesaikan semua masalah. Jika pada akhirnya Aeris akan menjauhinya maka setidaknya ia akan berhenti menderita dan mulai mencintai orang lain. Tapi bila Aeris menolaknya dan mereka tetap menjadi teman, maka dia hanya akan menjadi teman Aeris seperti biasa dan belajar untuk memperlakukannya selayaknya teman biasa.
Malam di mana kedua orang itu saling memikirkan jalan terbaik. Satu pesan masuk dari Chanyeol pun membuat Aeris dapat tertidur setelahnya.
'Aeris, jenguk aku besok sendiri. Ada hal penting yang harus kita bicarakan.'
~
Aeris datang dengan bunga segar dan sedikit buah-buahan. Ketika dirinya datang, ruangan rawat Chanyeol penuh dengan orang. Itu teman-temannya, Aeris sedikit kecewa mengetahui bahwa Chanyeol menyuruhnya datang sendiri tapi dia sendiri mengajak begitu banyak teman. Dengan wajah dingin dia melangkah masuk dan menyapa teman band Chanyeol seadanya. Baekhyun pun melanjutkan aksinya untuk memanas-manasi Chanyeol.
"Aeris, kok gak suruh aku jemput?" tanya Baekhyun perhatian.
"Tidak apa-apa, tadi juga mau sekalian beli ini. Yeol, aku taruh di sini ya." balas Aeris sambil meletakkan buah dan bunga di atas nakas sebelah brankar Chanyeol.
"Makasih." Chanyeol juga terdengar begitu canggung, entah karena masalah semalam atau karena di ruangannya sedang banyak orang.
"Jadi, apa yang mau kau bicarakan, Yeol?" Aeris sedikit kesal dan dengan sengaja membuat suasana di dalam sana menjadi lebih canggung.
Jujur saja ini diluar rencana Chanyeol. Teman-temannya datang menjenguk di saat yang tidak pas. Tidak mungkin dia mengusir semua anggota band-nya tanpa alasan.
"Kalian mau bicara? Atau kami pergi saja dulu?" Baekhyun yang paling mengerti situasi saat ini. Batinnya terus berpikir mungkin inilah saatnya Chanyeol untuk lebih jujur.
"Tidak—"
"Tidak ada ya?" Aeris langsung memotong setelah satu kata tidak keluar dari mulut Chanyeol. Dia merasa begitu kesal dan kecewa. "Kalau begitu aku pergi dulu, aku juga punya kesibukan."
Tanpa lebih lama menunggu di dalam, Aeris buru-buru lari dari sana. Air mata yang berusaha keras ditahannya pun merembes keluar.
"Aeris!" panggil Chanyeol khawatir. Karena takut kesalahpahaman ini berlanjut lebih lama lagi.
Chanyeol pun buru-buru turun dari brankarnya dan berlari mengejar Aeris. Sementara teman-temannya penasaran dan mau ikut meramaikan suasana berhasil ditangani Baekhyun yang mencegah mereka merusak momen kedua orang itu. Chanyeol dan Aeris sudah terlalu banyak membuang waktu mereka sebagai teman.
"Aeris!" Chanyeol berhasil mengejar Aeris dan mencegatnya.
Aeris pun memalingkan wajahnya. Dia tak mau menunjukkan kesedihannya dan rasa kecewanya pada Chanyeol. Apalagi sampai menangis gara-gara hal sepele seperti itu. Chanyeol sadar akan hal itu dan menangkup wajah Aeris dan mengusap air matanya.
"Maaf, bukan seperti itu maksudku."
"Untuk apa mengejarku? Kau kan masih sakit, dasar bodoh!"
Chanyeol sedikit tersenyum lalu mengusap pipi Aeris gemas. "Aku tadi mau bilang tidak usa sama mereka. Biar kita keluar sebentar saja untuk bicara. Kau malah salah paham dan langsung kabur. Kita bicarakan semuanya, ok?"
"Apa?"
"Aeris, sebenarnya selama ini aku.., aku sangat..," Chanyeol gugup. Ternyata ini lebih sulit dari yang ia bayangkan. Satu, dua kali ia tarik napas dan membuangnya. "Aku sangat menyukaimu. Hanya saja, ini sangat sulit untukku mengatakannya karna aku tak ingin ditolak dan aku takut kalau hubungan kita akan berubah. Kita akan menjauh jika kau tau aku menyukaimu." Chanyeol tertunduk. "Aku selalu cemburu saat kau bercerita soal kekasih-kekasihmu dulu, tapi aku tidak bisa memberimu apa-apa sebagai seorang teman selain menjadi tempatmu bercerita. Aku ingin menjadi kekasihmu yang selalu bisa menjadi tempat sandaranmu. Tempatmu mencurahkan apa saja. Melindungimu dan memelukmu tanpa ragu di situasi apapun. Aku ingin menjadi pria yang bisa memanjakanmu. Bukan sebagai seorang sahabat, tapi seorang pria. Selama ini aku takut, aku ingin jujur dengan perasaanku sehingga aku tidak akan punya penyesalan apapun di kemudian hari."
Aeris menutup mulutnya dan menahan isakan yang akan meledak. Dia tidak menyangka akan mendapat pengakuan seperti itu dari Chanyeol. Tapi hatinya begitu lega mendengar itu semua. Bahwa perasaannya saat ini juga telah sama dengan Chanyeol. Bahwa ia juga akhirnya menyadari bahwa kenyamanan di sisi Chanyeol adalah segalanya baginya. Apa yang tidak ingin ia lepaskan dari hidupnya.
"Aku juga.., aku juga menyadari bahwa mungkin aku juga menyukaimu selama ini dan terlalu takut untuk saling menyakiti jika perasaan kita tidak berada di sisi yang sama. Aku juga menyukaimu, Yeol!"
Chanyeol langsung tersenyum seperti seorang idiot dan memeluk erat Aeris. Kebahagiaannya saat ini seperti ia mampu terbang ke atas langit dan menari di atas awan. Chanyeol begitu bahagia.
"Aku pikir kau sedang punya hubungan khusus dengan Baekhyun.."
"Mungkin akan kulakukan jika kau tidak pernah jujur pada perasaanmu. Karena sudah pasti aku tak akan memulai apapun duluan!"
"Kalau itu terlanjur terjadi, aku harus menunggumu putus lagi baru menyatakan perasaanku."
Candaan Chanyeol pun mendapat pukulan gemas dari Aeris.
"Dasar.."
Tbc...
Guys, sory banget buat update yang sangat lama dan ceritanya makin gak bagus. Mungkin ini pengaruh mood aku yang belakangan terakhir ini gak begitu bagus. Aku butuh banget semangat dari kalian semua, semoga kalian tidak kapok untuk tetap menunggu tulisan dariku ya..
Thanks ya all..
KAMU SEDANG MEMBACA
Lucky [Chanyeol x Aeris]
FanfictionDikatakan Aeris adalah wanita paling beruntung di dunia ini. Ketika ia dilahirkan dan diberi nama Aeris, maka sejak saat itulah dia akan menjadi kesayangan semua orang. Aeris tumbuh menjadi remaja yang menawan, dia memiliki : - Kakak super cerewet y...