0.9 Back to School
Aeris POV
Kembali ke kegiatan seperti semua rasanya masih enggan untuk beraktifitas. Liburan terlalu singkat, seperti kemarin baru saja berlibur dengan Chanyeol dan Baekhyun. Dua pria itu entah bagaimana kabarnya sepulang dari pantai. Aku merindukan mereka, sedikit.
Kususun beberapa buku tulis ke dalam tas selempang coklatku. Lantas bergegas dengan langkah setengah malas. Aku tidak bisa mengabaikan sekolahku, tentu saja. Namun kehidupan kuliahku saat ini seperti baru saja memulai dari awal. Maksudku tanpa seorang kekasih yang datang menjemput lalu mengantar pulang. Bayangan makan siang enak pun perlahan lenyap dari isi kepalaku. Aku harus berhenti memikirkan hal tidak perlu. Toh aku tak akan berbaikan dengan pria itu. 100 persen tidak akan terjadi.
Tanpa sadar aku sudah sampai ke halte perhentian bus. Aku tidak terlambat, syukurlah. Aku berdiri di sana bersama beberapa orang yang sudah menunggu sejak tadi maupun yang baru saja bergabung. Namun tiba-tiba saja sebuah mobil sedan tua berwarna hitam menepi dan menurunkan jendelanya. Aku sedikit terkejut dengan pria di dalam sana, itu Baekhyun.
Jelas saja dia bukan Suho. Pria kaya itu sudah pasti tak mengendarai sebuah mobil tua, pastinya.
"Hei, Aeris! Mau ke kampus? Masuklah, aku juga akan ke sana menemui Chanyeol!" sapanya sekaligus mengajakku ikut bersamanya.
Berpikir. Aku tidak bisa langsung menerima tawaran itu. Apa yang akan dikatakan orang tentangku nantinya? Atau gosip seperti apa lagi yang akan tercipta kalau aku tiba bersamaan dengan pria yang harusnya lumayan populer di jurusannya? Tidak, aku tak mau jadi buah bibir orang lain lagi.
"Hey!" sekali lagi dia memanggilku.
"Ah, itu—"
"Cepatlah naik dan pergi, bus sudah mau datang!" potong salah seorang di sana.
Kulihat dari kejauhan sebuah bus besar hijau memang mengarah ke sini. Dan mobil Baekhyun masih berlum bergerak 1 milipun. Aku menyerah, segera melangkah untuk masuk ke jok samping Baekhyun.
"Kita sudah akrab, kenapa canggung?" ledek Baekhyun lalu menampilkan senyum ramahnya.
"Tidak!" bantahku cepat. "Hanya benci saja menjadi gosip orang-orang!"
Baekhyun terkekeh pelan. "Apa salahnya terlibat gosip dengan pria sepertiku?"
Oh baiklah, Baekhyun punya selera humor yang bagus. Tapi tidak ketika dia menulis lagu. Dia pendiam, seram, dan serius.
"Tentu saja tidak buruk. Tapi sepertinya aku akan mendapat teror dari penggemarmu!"
"Sok tau, aku tidak populer tau!"
"Bohong, kalau tidak populer, mana mungkin Chanyeol repot-repot mengajakmu bergabung dulu. Walau kalian itu sahabat baik, Chanyeol jarang bercerita soal dirimu!"
Baekhyun mengangguk sambil tetap fokus. Tapi mungkin tidak sepenuhnya salah Chanyeol jika ia tak pernah bercerita tentang Baekhyun. Karena aku selalu datang dan bercerita, hampir 93 persen dari 100 persen aku yang bercerita dan Chanyeol hanya mendengar lalu menanggapi. Kadang aku heran, apa yang membuatnya betah dengan seorang wanita menyebalkan sepertiku? Aku tidak bersikap manis padanya seperti pada mantan-mantan kekasihku.
"Kita sampai," ucap Baekhyun membuatku tersadar dari pikiranku yang entahlah, beberapa hari ini sedikit kacau.
Kalau aku pikir lagi sebagian masalahnya adalah Chanyeol serta kejadian pada liburan lalu. Apa aku sudah jatuh..— ah tidak! Aku tidak boleh merusak persahabatan kita.
"Perlu aku bukakan pintumu, nona?" ledek Baekhyun lagi ketika aku tidak bergerak walau mobil Baekhyun sudah terparkir bahkan sudah ia matikan mesinnya.
"Tidak, terimakasih." aku tersenyum canggung sebelum akhirnya membuka pintu.
"Oh iya, Aeris-ah!"
"Ya?"
"Kau pulang jam berapa? Barengan yuk, aku ingin mengajakmu ke suatu tempat."
Aku menunjuk diriku sendiri. Dia tidak salah mengajakku?
"Aku? Bersama Chanyeol juga?" aku menyebut Chanyeol karena dialah yang membuat kami berteman.
Aku dan Baekhyun memang sudah akrab memikirkan betapa singkatnya kami mengenal satu sama lain. Tapi tidak mungkin kan dia hanya akan mengajakku? Perasaanku jadi tidak tenang. Jantungku berdegub tidak normal sebentar. Hanya sebentar. Aku yakin.
"Tidak! Kita berdua saja. Ok?"
Baekhyun menungguku menjawab dengan wajah penuh harap. Jangan-jangan...,
"Apa kau suka padaku?" tanyaku langsung.
Apa jawaban yang paling kuharapkan? Mendengar kata iya atau sebaliknya agar kecanggungan yang tak perlu kelak bisa dihindarkan. Aku mengamati Baekhyun. Dia seperti berpikir keras, berpura-pura saja atau memang serius memikirkannya. Aku tak bisa menebak. Aku bodoh membawa ekspresi sungguh.
"Jangan tertekan. Aku bercanda. Jangan gugup seperti waktu itu!" syukurlah aku pernah menggodanya dengan pertanyaan itu sebelumnya.
"Hari ini aku hanya masuk 2 mata pelajaran, 3 jam dari sekarang aku bebas.""Kalau begitu pulang nanti kau harus menungguku sebentar. Aku harus berkumpul dan menyerahkan demo lagu baru ke anggota band terlebih dahulu. Kalau kau mau, kau bisa mampir ke ruang club band. Chanyeol juga akan ada di sana, kalau kau mau!"
"Oh tentu saja."
Pandangan mata Baekhyun itu..., aku harap aku salah menilainya. Dia tidak akan memainkan trik atau semacamnya pada aku kan? Sekarang aku lihat, dia mencurigakan. Apa dia merencanakan sesuatu ya? Aku seharusnya tidak berprasangka buruk, tapi sekilas aku melihat senyum anehnya. Sangat aneh.
Tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
Lucky [Chanyeol x Aeris]
FanfictionDikatakan Aeris adalah wanita paling beruntung di dunia ini. Ketika ia dilahirkan dan diberi nama Aeris, maka sejak saat itulah dia akan menjadi kesayangan semua orang. Aeris tumbuh menjadi remaja yang menawan, dia memiliki : - Kakak super cerewet y...