1.7 Lembaran Baru
Author POV
Tidak terasa waktu yang terus bergulir sudah hampir memasuki 1 tahun hubungan antara Aeris dengan Chanyeol. Lembaran baru pun dimulai. Chanyeol hampir menyelesaikan kuliahnya dan disibukkan dengan kegiatan bandnya. Fokus yang ia jalani kini benar-benar pada jalan yang seharusnya. Mereka mulai mempersiapkan lagu, musik, dan mencari-cari perusahaan serta sponsor untuk debut mereka. Berharap bahwa setelah tamat mereka bisa langsung berkarir di bidang musik. Chanyeol terus berusaha mengejar mimpinya.
Sama halnya dengan Aeris, dia pun mulai sibuk dengan berbagai tugas kuliah. Membuat skripsi dan sidang. Belum lagi dia harus magang untuk mendapat pengalaman. Aeris tidak mau menunda kelulusannya, karena sebentar lagi kuliah akan terasa sepi baginya. Tanpa Chanyeol, Baekhyun, dan yang lainnya. Mereka akan tamat duluan, kalau dia masih tenang-tenang saja, 2 tahun lagi pun dia tidak akan lulus.
Tetapi meskipun sudah sibuk dengan urusan masing-masing. Chanyeol tidak pernah absen mengirim pesan atau menelepon di malam hari. Setiap hari masih terasa begitu manis untuk mereka.
Aeris memulai magangnya di sebuah perusahaan bisnis internasional yang bergerak di bidang ekspor dan impor. Hari ini ia sudah mempersiapkan dirinya dengan baik, dia tidak terlambat dan sudah menunggu di kantor. Sebagai karyawan magang, Aeris memang cukup beruntung mendapat posisi yang sangat bagus. Dia menjadi asisten CEO, kebetulan kursi tersebutlah yang kosong dan dari data dirinya, dia mempunyai nilai cukup untuk posisi itu.
"Itu Bos!" beritahu salah satu karyawan yang menyenggol Aeris karena dia tidak tahu.
Semua karyawan di ruangan itu berdiri mengucapkan selamat pagi, termasuk Aeris yang gugup.
"Selamat pagi!"
Pria itu berhenti, berdiri tepat di depan Aeris. Dilihatnya dari atas ke bawah dan dari bawah berhenti ke dadanya. Sontak Aeris menutup dadanya dengan kedua tangannya dan hampir saja mengeluarkan sumpah serapah dari mulutnya kalau saja pria yang akan menjadi atasannya itu tidak bersuara.
"Jadi kau asisten magang yang baru? Aeris?"
Aeris menelan ludahnya karena suara pria itu berat dan agak menakutkan. Saat dia menunggu kedatangan bosnya, banyak karyawan lain yang bergosip tentang pria itu. Dingin dan pendiam, pekerja keras, dan tidak berperasaan. Entahlah, sosok itu memang agak terlihat seperti itu.
"Ne, majayo, Sajangnim."
"Ikut aku!" dan pria itu melanjutkan langkahnya.
Aeris mengikutinya sampai ke ruangan khusus milik CEO. Ruangan yang cukup luas, namun Aeris tidak berani mengamati ruangan itu. Pria itu langsung membuka jasnya dan menggantungnya di stand hanger lantas duduk di kursinya. Aeris melihat nama kaca di atas meja yang bertuliskan nama pria yang menjadi atasannya 'Oh Sehun'.
"Mulai hari ini, kau akan bekerja di ruangan ini. Mejamu di sebelah sana." menunjuk ke sisi kanan ujung ruangan.
Aeris memutar kepalanya ke belakang. Meja itu di sudut dan menghadap langsung ke bosnya. Aeris merasa tertekan, tapi dia harus menyelesaikan tugas magangnya.
"Kenapa masih berdiri? Sana ke tempatmu dan mulailah bekerja!"
"Oh!"
Aeris baru saja duduk, Sehun sudah mulai berdiri dan terlihat sibuk mengumpulkan berkas-berkas di lemari belakang mejanya. Setelah mengambil setumpuk map dengan kertas berkas laporan dan lainnya, dia berjalan ke meja Aeris dan meletakkannya di sana.
"Ini tugas pertamamu, ketik ulang semua laporan selama 3 bulan terakhir ini dalam satu rangkuman laporan." perintah Sehun.
Aeris hanya bisa menerima tugas pertama yang terasa begitu berat. Mungkin tebal semua berkas itu ada 30 cm. Aeris bahkan tidak tahu dari mana ia harus memulai. Dia baru dan dia benar-benar tidak mengerti. Alih-alih bertanya, Aeris malah menggaruk kepalanya yang mendadak terasa seperti disingahi banyak kutu. Ia terperangkap pada rasa frustrasinya. 3 jam berlalu dan dia tidak mengetikkan satu huruf pun selain membaca isi dokumen itu berulang-ulang. Rasa kantuk segera menyerangnya. Sedari tadi pula Sehun pun sibuk dengan pekerjaannya.
Sebenarnya Sehun juga CEO baru. Dia baru menjabat selama sebulan. Karena CEO sebelumnya tertangkap mengkorupsi uang perusahaan. Kedatangan Sehun adalah utusan dari perusahaan pusat di Amerika. Tujuannya untuk memperbaiki, menelusuri, serta membangkitkan kembali perusahaan yang hampir bangkrut itu. Makanya Aeris dapat bekerja di sana dengan mudah karena mereka memang sedang membutuhkan banyak tenaga kerja baru saat karyawan lain berlomba-lomba keluar dan mencari perusahaan lain yang lebih stabil.
Aeris ketiduran. Buruknya Sehun yang tengah mengerjakan pekerjaannya tiba-tiba melihat ke arah asisten barunya. Dengan wajahnya yang datar, ia mulai berdiri, meninggalkan meja kerjanya dan mendatangi Aeris. Sehun melihat kondisi dokumen yang berantakan dan kusut serta komputernya yang menyala tanpa hasil kerja membuatnya murka. Sehun pun mulai menepuk pundak Aeris. Gadis itu perlahan membuka matanya dan terkejut. Dia sampai terjungkal ke belakang, kalau tidak ada dinding, dia pasti sudah jatuh bersama kursinya.
"Enak tidurnya?" tanyanya begitu dingin dan nada marah tertahan sangat kental.
"Maaf.., aku sama sekali tidak punya pengalaman."
"Yah!" bentak Sehun.
Aeris melototkan matanya terkejut lalu buru-buru menunduk.
"Kalau tidak tau, harusnya kau bertanya, bukannya tidur!" Sehun memejamkan matanya. Dia sedang penat juga, ditambah melihat asistennya, kepalanya terasa begitu penuh dan menyesakkan.
"Maaf!" tidak ada kata lain yang bisa diucapkannya selain kata itu.
"Pergi ke dapur dan buatlah kopi." Sehun melunak. "Aku tidak mau dicap sebagai bos kejam yang memecat karyawan magang yang bahkan belum penuh bekerja selama sehari."
Aeris buru-buru berdiri dan mengangguk tanpa berani menatap Sehun.
"Sekalian buatkan satu untukku."
"Ne."
Aeris bernapas lega ketika keluar dari ruangan itu. Dia bergegas membuat kopi dan kembali. Lalu meletakkan cangkir kopi itu di meja Sehun.
"Ini."
Sehun langsung meraihnya dan menyandarkan tubuhnya ke kursi. Dia tampak begitu lelah. Meskipun begitu dia masih bekerja dengan keras. Sehun meminum kopi panas itu perlahan dan sedikit saja.
"Ini terlalu manis."
"Ah, kalau begitu biar aku buatkan yang baru."
Sehun menggeleng. "Lain kali buatlah yang tidak terlalu manis untukku. Dan aku lebih senang jika kau menanyakan hal yang tidak kau mengerti."
Sehun tidak seburuk apa yang dibicarakan orang-orang dan tampangnya. Pandangan Aeris mulai berubah. Belum sehari, dia sepertinya sudah merasa kalau Sehun adalah pria yang baik. Tanpa ragu, ia pun bertanya pada Sehun. Di luar dugaannya, Sehun bahkan meresponnya dengan luar biasa. Dia mengajari Aeris begitu detail dan menegaskan hal-hal penting. Sehun terlihat begitu luar biasa dengan wibawanya. Dan ketika Sehun menunjukkan cara-cara tepat menyusun laporan di komputernya, jarak yang begitu dekat itu membuat Aeris tanpa sadar merasakan detak jantungnya berdetak begitu kencang.
Tbc...
Hoho.. Akhirnya kembali..
Gimana udah pada melihat keseksian Exo di Love Shot kah??
Ini nih udah mulai datang saingan Chanyeol yang sebenarnya.
Baru awal saja Aeris uda tergoda sama keseksian Sehun.. Wkwkwk
Siapa nih yang ngefans banget sama Chanyeol tapi sering tergoda sama member lain karna sama-sama ganteng banget??#TeamChanRis
Atau
#TeamSeRis
???
![](https://img.wattpad.com/cover/114990974-288-k212609.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Lucky [Chanyeol x Aeris]
Fiksi PenggemarDikatakan Aeris adalah wanita paling beruntung di dunia ini. Ketika ia dilahirkan dan diberi nama Aeris, maka sejak saat itulah dia akan menjadi kesayangan semua orang. Aeris tumbuh menjadi remaja yang menawan, dia memiliki : - Kakak super cerewet y...