3.5 Lucky to Have You
Author POV
Menyetujui syarat itu sama dengan Chanyeol setuju dengan menukar semua mimpinya hanya untuk bersama Aeris. Chanyeol serius. Dia pria yang akan menepati kata-katanya, karena dia adalah Chanyeol yang mencintai Aeris. Namun..., Aeris tidak bisa membiarkan itu semua terjadi. Gadis itu pun bergegas masuk, berlutut dan sopan di hadapan ayahnya. Wajah ayah Aeris tampak menegas, sorot matanya berubah tajam menatap putrinya sendiri.
"Jangan ikut campur!" perintahnya tegas.
Siapa yang dapat mengalahkan kekuatan cinta? Tidak. Bahkan logika pun tak akan mampu. Maut sekalipun atau neraka. Cinta itu buta. Tapi memilikinya sama dengan memiliki segalanya. Karena itulah kebahagiaan paling dasar. Paling sederhana yang dimiliki sepasang manusia di dunia ini. Hanya untuk saling berbagi kasih dan hidup bersama.
Aeris meraih tangan Chanyeol dan menggenggamnya dengan begitu erat. "Aku mencintainya, meskipun terluka, aku tidak akan pernah mengijinkan dia melepas mimpinya."
"Tidak apa Aeris, kau adalah yang terpenting dan itu syarat yang ayahmu berikan." yakin Chanyeol.
"Tidak, aku tidak setuju."
"Jangan membantah di depan ayah. Aku hanya ingin bersamamu."
"Pokoknya aku tidak akan ijinkan. Aku tidak setuju." Aeris berkeras dengan pendapatnya.
"Tapi hanya ini syarat agar orangtuamu tenang menyerahkanmu ke aku."
"Sudah cukup kalian pamerkan kemesraan kalian!" ucap ayah Aeris yang lelah melihat perdebatan manis itu.
Aeris menatap ayahnya dengan sorot menyesal. Dia menarik napas dalam dan menghembuskannya kasar seolah apa yang mau dikatakannya akan membuat keluarganya marah atau lebih condong ke arah kecewa. Tapi dia tak mau lagi berpisah dengan orang yang ia cintai.
"Pa, maaf." ucap Aeris dengan berat. "Tapi aku harus beritahu Papa kalau aku tidak akan membiarkan Papa merenggut mimpi Chanyeol. Dan bagaimanapun juga, aku harap Papa dan Mama bisa merestui aku dan Chanyeol karena aku.., aku mengandung anaknya!" Aeris memang sudah melakukannya dengan Chanyeol tapi soal hamil, dia berbohong.
Sontak mata besar Chanyeol melotot seakan isinya akan melompat keluar. Begitu juga dengan ayah Aeris. Ibu Aeris dan Chen pun langsung menyerobot masuk dengan berang. Tatapan keluarga Aeris yang berkobar akan kemarahan terarahkan ke Chanyeol.
"Serius?" ucapan itu lolos begitu saja dari mulut Chanyeol.
"Brengsek!" meskipun tubuh Chen lebih kecil dari Chanyeol, sebagai seorang kakak, Chen sangat marah. Ia memukuli Chanyeol sedang pria itu hanya mampu menerima tanpa pembalasan sama sekali.
"Kupercayakan Aeris padamu dan kau bajingan!"
"Cukup! Jangan matikan ayah dari anakku. Aku tak mau anakku lahir langsung jadi anak yatim!" jerit Aeris.
"Diam kamu!" bentak ayah Aeris.
"Dasar bodoh!" marah ibu Aeris.
"Sekarang zaman apa. Lagian kita hidup di mana? Melakukan hal-hal di luar nikah—awh awh.."
Ucapan Aeris terputus dan digantikan dengan ringisan karena ibunya sudah tidak tahan mendengar kata-kata Aeris dan memukulnya. Kacau. Sangat kacau. Semuanya.
Brak! Satu pukulan keras di meja itu membuat semua aktivitas seolah terpause. Semua berhenti dan melihat ke arah ayah Aeris.
"Bagaimana, aku semakin tidak mempercayaimu!"
Chanyeol langsung berlutut dan sujud di depan ayah Aeris meminta maaf atas kegilaannya bersama Aeris. Tidak lupa ia tarik Aeris untuk melakukan hal yang sama. Benar-benar gila dan tidak waras, pikir ayah dan ibu Aeris. Hubungan mereka terlalu jauh untuk dicegah. Nasi sudah jadi bubur. Apa boleh buat. Selain memberi restu dan keluarga Aeris juga memberikan banyak nasihat setelah mengomeli keduanya dengan kemarahan yang meluap-luap.
"Kelak ajarkan anak-anak kalian dengan baik!"
"Iya, Paman."
"Kalau begitu kita harus segera membahas pernikahan kalian dan melaksanakannya secepat mungkin."
~
Kesibukan mempersiapkan pernikahan Chanyeol dan Aeris berlangsung selama 2 bulan penuh. Mereka tidak bisa memajukan waktu karena Chanyeol juga harus menyesuaikan semua persiapan dengan jadwalnya bersama EX-B. Kabar baik lainnya, Aeris memutuskan untuk melamar di perusahaan yang menaungi EX-B dan ia berhasil diterima. Karena sebuah kondisi dan permintaan perusahaan juga mengaturnya menjadi manager EX-B. Dengan begini mereka bisa berkerja bersama dan memiliki waktu luang yang sama pula.
Baekhyun dan member lain turut senang dengan kondisi yang seperti ini. Terutama Baekhyun, ya pria itu sangat bahagia karena Chanyeol dan Aeris memutuskan untuk menikah.
Waktu bergulir begitu cepatnya hingga hari pernikahan itu tiba. Acara sederhana yang sangat tertutup. Ini sebuah perjanjian. Mereka tidak boleh mengungkapnya ditengah-tengah popularitas EX-B yang sedang meroket.
Kegugupan itu pun dirasakan Aeris dan Chanyeol. Apalagi pagi tadi saat berbicara tanpa sengaja mereka mengungkap kalau kehamilan Aeris itu hanya kebohongan. Jelas saja orangtua Aeris begitu marah. Tapi acara akan segera berlangsung. Aeris sangat takut karena Chanyeol berbicara 4 mata dengan ayahnya sementara semua tamu—teman dan keluarga—sudah tiba.
Selang beberapa waktu akhirnya Chanyeol keluar bersama ayah Aeris. Namun keduanya tampak santai dan ayah Aeris tersenyum sambil menepuk pundak Chanyeol.
"Ayah sudah mempercayainya." kata itulah yang mengubah raut cemas Aeris menjadi santai.
Ibu Aeris dan Chen pun demikian.
"Sudah ayo keluar, semua sudah menunggu."
Ayah Aeris menggandeng putrinya membawanya menuju pria impiannya. Dan Ayah Aeris menyerahkan putrinya dengan enggan. Aeris ikut menangis. Namun ayah segera mengusapnya.
"Jangan menangis. Nanti jadi jelek." dan sang ayah tersenyum begitu lembut.
Pendeta membacakan sumpah dan janji yang akan mereka jawab. Mereka sudah sering mendengar hal ini tapi rasanya begitu bahagia dan mendebarkan. Bahkan ketika menjawabnya dari hati yang paling dalam, keduanya larut dalam cinta yang berakhir bahagia. Ciuman setelah membuat janji itu pun beribu kali lebih manis dari yang biasa mereka lakukan. Karena hari ini mereka telah berjanji untuk hidup bersama hingga maut memisahkan mereka.
Usai acara, hal yang masih mengganggu Aeris adalah rasa penasarannya. Ia sangat ingin mengetahui apa yang sudah dia berikan pada ayahnya sehingga ia tidak marah.
"Aku sangat penasaran apa yang kau katakan pada ayah?"
"Aku hanya berlutut dan memohon ampunannya. Aku menceritakannya dengan jujur. Semuanya. Hanya itu. Mungkin hanya itu yang ia dengar. Ia ingin kita jujur padanya."
Chanyeol menggenggam tangan Aeris dengan lembut. "Aku juga bilang bahwa kau adalah keberuntungan bagiku. Tanpamu aku tidak akan berjalan sejauh ini. Dan aku katakan pada ayah, aku siap bahkan jika itu harus nyawaku."
Aeris memukul lengan Chanyeol.
"Jangan berkata seperti itu. Aku tidak mau nyawamu."
Chanyeol terkekeh. "Aku juga masih belum sanggup untuk pergi."
Dan keduanya tertawa karena hanya seperti itu saja mereka merasa lucu.
~End~
Akhirnya selesai.....
Ancur banget asli mah ini..
Udah sekian aja deh. Aku juga gak tau mau bilang apa. So, thanks buat yang uda ngikutin sampai selesai. Jangan lupa like dan komen dan ikuti crita lainnya juga. Plus nantikan karyaku yang berikutnya..Bye...
Xoxo
KAMU SEDANG MEMBACA
Lucky [Chanyeol x Aeris]
FanfictionDikatakan Aeris adalah wanita paling beruntung di dunia ini. Ketika ia dilahirkan dan diberi nama Aeris, maka sejak saat itulah dia akan menjadi kesayangan semua orang. Aeris tumbuh menjadi remaja yang menawan, dia memiliki : - Kakak super cerewet y...