Clover 2.3

55 12 8
                                    

2.3. Time

Author POV

Berpelukan seolah tidak ada lagi hari esok menghabiskan seluruh tenaga yang mereka miliki. Perlahan mulai merenggang dan lepas. Aeris menatap Chanyeol dan sebaliknya. Kedua saling melempar tatapan perih.

"Yeol..,"

Baru berapa hari ia tak dengar nama itu keluar dari mulut Aeris dan ia sudah begitu merindukannya.

"Sepertinya kita butuh waktu untuk menenangkan diri kita masing-masing."

Chanyeol tidak mengerti. Kenapa? Bukankah mereka sudah berpelukan? Bukankah itu tandanya mereka telah berbaikan? Kenapa? Kenapa Aeris meminta waktu?"

"Wae?"

"Aku butuh waktu untuk menerima semuanya Yeol. Kau tidak mungkin memecat Eunji dari pekerjaannya. Kau tidak akan bisa memilih untukku atau dirinya karena kau dan team-mu membutuhkannya. Aku pun tak mungkin menjauh dari Sehun. Aku asistennya. Kita berdua butuh waktu."

Benar.

"Aku lelah Yeol jika apa yang awalnya begitu indah harus kita lanjutkan dengan bertengkar setiap hari."

"Berapa lama waktu yang kau butuhkan?"

"Aku tidak tau."

"Lalu bagaimana setelahnya? Berapa lama aku harus menunggu?"

"Kalau tidak ada yang berubah, kita akhiri saja."

Chanyeol merasakan hatinya diremas begitu kuat. "Semudah itu kau katakan akhiri?"

Air mata di wajah Aeris telah menghilang, mengering dihembus angin yang dingin. Semuanya terasa beku. Hatinya dan air matanya. Aeris pun tidak tahu kenapa dia memilih mengatakan hal itu. Tanpa mau ia memikirkan jawaban itu, dia melangkah pergi. Dia takut pertahanan yang sudah susah payah ia bangun akan runtuh jika pria itu membujuknya.

Tapi memang itulah yang terjadi. Ketika Chanyeol mengejar dan memeluknya dari belakang. Mengingat berapa lama waktu yang sudah dia buang sebelumnya demi menunggu gadis itu. Sekarang haruskah ia lakukan itu lagi? Inilah kenapa saat itu dia begitu takut memulai sesuatu dengan Aeris. Hari ini adalah yang paling ia takutkan jika gadis itu memintanya untuk putus.

"Inilah yang aku takutkan Aeris. Waktu bukan masalah bagiku. Tapi jika waktu itu membuatmu pergi dariku, aku sangat takut." bisik Chanyeol. "Apa yang harus kulakukan agar kau berhenti marah padaku?"

Aeris melepaskan tangan Chanyeol yang memeluknya, dia berbalik dan menangkup wajah Chanyeol. Air mata yang sempat membeku itu akhirnya terlihat di ujung mata Aeris lagi. Dia mendekat pada Chanyeol dan mencium bibirnya singkat.

"Aku masih sayang dan mencintaimu Yeol. Kau dengar itu? Aku hanya ingin waktu untuk memikirkannya bagaimana jika kelak kau meninggalkanku?"

"Aku tidak akan meninggalkanmu!"

Aeris membuang napasnya kasar. Ia tampak begitu lelah. "Semakin kau merasa yakin, aku semakin takut."

Bukan tanpa alasan Aeris berkata seperti itu. Chanyeol akan lebih banyak menghabiskan waktu dengan Eunji. Dia sangat sadar. Chanyeol juga akan segera menjadi bintang. Aeris yakin dia akan menjadi bintang yang paling bersinar. Pria yang dicintainya akan menjadi pujaan hati banyak orang. Saat itu dia harus benar-benar siap menerima segalanya. Waktu yang tidak akan banyak lagi baginya. Waktu mereka yang harus dibagi. Belum lagi hubungan mereka yang mungkin akan menjadi mangsa media. Jika itu terjadi, Aeris pikir dia tak akan mampu melewati hari-harinya. Karena itu dia butuh waktu. Waktu tanpa Chanyeol dan merasakannya. Jika ia terbiasa dan masih baik-baik saja, bila ia masih saja begitu mencintai Chanyeol maka ia akan melanjutkan hubungan mereka.

Lucky [Chanyeol x Aeris]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang