Tiga.

52.6K 1.9K 17
                                    

--

Alea P : Tha sorry ya gue pulang duluan. Mau kerja kelompok soalnya.

Aletha hanya menatap isi pesan teks yang dikirimkan Alea sejak beberapa menit yang lalu. Cewek yang sedang berdiri di ambang pintu kelasnya menghembuskan nafasnya pelan. Ia tidak berniat untuk membalas pesan tersebut.

Kemudian ia mengusap layar ponselnya menggunakan ibu jari, Berniat mencari kontak Mamanya. setelah mendapatkan apa yang cewek ini cari, Letha segera menghubunginya.

Beberapa menit berlalu, sudah lebih dari lima kali ia menelephone Mama nya. Tetapi hanya suara operator yang menjawab. Letha menyandarkan tubuhnya pada pintu kelas, kemudian memejamkan matanya sebentar.

"Lo kenapa sih Tha? Kaya gelisah gitu." Aletha mengerjapkan matanya. Ia menoleh ke arah Rahma yang sedang memakai tas nya.

"Alea pulang duluan, dia kerja kelompok. Trus gue coba hubungi nyokap eh gak diangkat," ucap Aletha.

"Kalo tau gini, harusnya tadi lo bareng Ida aja Tha. Gue engga bawa motor soalnya," kata Lia, mereka bertiga kini sudah melangkahkan kaki meninggalkan kelas.

"Kenapa engga naik angkutan umum aja?"

"Lo tau sendiri Rah, arah komplek rumah gue engga ada kendaraan umum yang lewat."

"Naik Ojek Online aja!" seru Lia.

Aletha memutar bola matanya, "Uang gue kan habis buat bikin makalah tadi."

Lia menepuk dahinya pelan,
"Oh iya gue lupa. Uang kita semua kan udah habis semua."

Mereka bertiga kembali melanjutkan langkahnya untuk menurunin anak tangga. Aletha mencoba menghubungi nomor ponsel Mama nya kembali. Tetap sama. Tidak ada jawaban.

"Tha, pulang kerumah gue dulu yuk. Sekalian nunggu nyokap lo," ucap Rahma

"Yaudah yuk Rah."

Lia sudah pulang sejak beberapa menit sebelumnya. Mama nya Lia sudah menunggu di gerbang sekolah. Jadi hanya Aletha saja yang ikut Rahma pulang kerumahnya.

Jarak dari Sekolah ke rumah Rahma tidak jauh. Hanya membutuhkan waktu kurang lebih sepuluh menit untuk berjalan kaki.

Siang ini Matahari sangat terik, kadang Rahma dan Letha memilih jalan yang banyak pepohonan agar tidak terlalu panas.

Saat ingin masuk ke dalam gang perumahan Rahma, suara kelakson motor terdengar.
Letha dan Rahma tersentak. Mereka menghentikan langkahnya.

Jaya memberhentikan motornya di hadapan Rahma, kemudian di ikuti Risky di belakangnya.
Aletha sempat menatap Risky. Tetapi tidak lama, hanya beberapa detik saja. Cewek itu tidak berani terang-terangan menatap cowok yang kini ada dihadapannya.

Risky memberhentikan motornya tepat disamping Jaya. Ia tak menyangka kalau Rahma sedang bersama Aletha. Cewek yang selama ini ia hindari. Risky melirik Aletha yang sedang memainkan ponselnya. Kemudian beranjak untuk menghampiri Rahma.

"Kirain kamu udah sampai rumah," Ucap Jaya.

Rahma menggeleng, kemudian ia menggeser tubuhnya ke tempat yang tidak terlalu panas.
"Habis bikin makalah tadi di kelas, jadi baru pulang. Mau ngapain?"

"Aku sama Risky mau ngerjain tugas dirumah kamu, boleh?" tanya Jaya.

Rahma terdiam. Ia terlihat seperti sedang memikirkan sesuatu, kemudian sudut bibirnya melengkung membentuk senyuman.
"Boleh. Tapi ada satu syarat."

"Apa?"

"Tolong anter Aletha pulang dulu."

Aletha mengangkat wajahnya menatap Rahma, ia menggeleng.
"Eh, engga usah. Apaan sih Rah, sebentar lagi juga pasti nyokap gue angkat telephon dari gue."

Dear Aletha. [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang