Tujuhbelas.

34.9K 1.3K 16
                                    


Play Musik nya yaa. Selamat menikmati cerita cinta Aletha😍

------------------------

"Aletha! Bangun!" Seru Rani. "Sudah jam berapa ini?"

Sejak jam enam pagi tadi Rani sudah menunggu Aletha di meja makan. Biasanya jam 6.15 Aletha sudah turun untuk sarapan, tetapi kini sudah jam 6.25 Aletha tak kunjung turun. Benar saja dugaannya, Aletha masih tertidur.

Cewek yang sedang tertidur dibalik selimutnya bergerak. Menandakan bahwa dia sudah bangun dari mimpinya. Dengan cepat Aletha bangun dari tidurnya dan melihat jam weker yang ada di atas nakas.

"Mampus. Jam setengah tujuh!" Pekik Aletha. Cewek itu langsung mengambil handuk dan berlari ke kamar mandi untuk membersihkan badannya.

Hanya dalam waktu kurang dari sepuluh menit ia sudah selesai mengganti bajunya menjadi seragam sekolah. Lalu mengambil tas dan segera turun.

"Sarapan dulu sini, Tha," tawar Rani.

Aletha menggeleng, "enggak, Ma. Aletha kesiangan. Letha berangkat, ya."

Aletha dengan cepat mencium punggung tangan Rani. "Kamu di antar Pak Tejo?"

"Aku naik ojek aja. Takut macet kalo naik mobil."

"Ojek online?"

Aletha menggeleng, "ojek di pangkalan depan gang. Letha berangkat Ma. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam. Hati-hati sayang."

Aletha berlari menyusuri gang kompleknya. Sial, sekarang sudah jam 6.40 mana mungkin bisa datang tepat waktu.

Tukang ojek pengkolan tidak ada sama sekali yang lewat. Pangkalan ojek yang biasanya ada tukang ojeknya kini tidak ada satu pun. Aletha semakin cemas. Cewek itu terus berjalan dengan cepat, siapa tahu saja ada ojek yang lewat.

Suara kelakson motor mengagetkan cewek itu. Aletha menggeser tubuhnya sedikit ke kiri. Motor ninja berwarna Merah berhenti tepat di depannya. Jantung Aletha seperti berhenti bekerja saat cowok itu membuka kaca helm nya. Tubuhnya menegang di tempat. Seperti orang yang sedang kebingungan.

"Ayo, naik!" Seru Risky.

Aletha menelan ludahnya susah payah. Ia masih tidak percaya Risky ada dihadapannya. Mengajaknya berangkat bersama. Tapi dia tidak boleh senang dulu, pasti Risky hanya orang yang masih mempunyai hati untuk menolongnya yang sedang kesusahan.

"Kalo masih diem aja gue tinggal," ujar Risky sambil menyalakan kembali mesin motornya.

"Eh, tunggu. Gue naik." Aletha menaiki tubuhnya ke atas motor Risky. Tangannya tanpa sengaja memegang erat bahu Risky saat dia tidak seimbang saat sedang naik.

Risky kembali menjalankan motornya meninggalkan tempat Aletha berdiri tadi. Sebenarnya ia tidak mau mengajak Aletha berangkat bareng. Tapi hatinya tidak tega melihat Aletha kesusahan mencari kendaraan umum atau ojek sedangkan sekarang sudah hampir jam tujuh.

Motor Risky berhasil memasuki gerbang sekolah tepat jam 6.55 masih tersisa waktu lima menit lagi. Dan mereka berdua tidak akan mendapat hukuman. Semua berkat keahlian Risky dalam mengendarai Motor.

Saat memasuki gerbang SMA Pancasila, berbagai pasang mata menatap mereka dengan heran dan sebagian ada yang menatapnya dengan tatapan iri. Bahkan Rahma yang baru saja berjalan memasuki gerbang tampak membuka mulutnya kaget. Gisel yang sedang berada di parkiran menatap Aletha dengan sinis. Bisa-bisanya cewek itu datang ke sekolah bersama Risky.

Risky memarkirkan motornya lalu Aletha turun dan diikuti oleh Risky. Setelah meletakkan helm, mereka berjalan. Risky berjalan didepan Aletha. Sadar belum mengucapkan terimakasih, Aletha segera berlari menyusul Risky.

Dear Aletha. [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang