Sembilan.

38.1K 1.5K 27
                                    

Malam ini, Aletha kembali dibawa pergi keluar rumah. Baru beberapa jam cewek itu diam di Rumahnya, tetapi kini ia sudah berada dijalanan ibu kota yang cukup ramai.

Alea yang kini sedang mengendarai motornya berbelok ke arah kiri. Mata Aletha berbinar melihat berbagai macam pedagang kaki lima yang ada pinggir jalan ini. Motor yang mereka naiki berhenti tepat didepan tukang Ketoprak. Aletha turun dari motor lalu disusul oleh Alea yang mengikutinya.

"Bang, ketoprak nya dua ya."

Mereka duduk dibangku yang memang sudah disediakan. Beberapa menit setelahnya abang-abang ketoprak sudah datang membawa dua porsi ketoprak yang telah dipesan Alea.

Aletha tersenyum senang menatap ketoprak yang memang sangat ia sukai. Matanya berbinar, kemudian ia segera memakannya.

"Jadi, kakeknya Baskoro udah lama dirawat Tha?" tanya Alea disela-sela suapan ketopraknya.

Aletha meminum air mineralnya, lalu cewek itu mengangguk.

"Trus, kok lo bisa diajak Baskoro kesana?"

Aletha mengangkat bahunya sekilas. "Mana gue tau, Al. Lo inget kan, waktu kita lagi Weekend, trus gue pulang duluan? Itu, Baskoro ngajak gue ke kakeknya."

Alea mengangguk-anggukkan kepala pertanda mengerti. Ia kembali menyantap suapan ketopraknya.

"Gue juga bingung Al kenapa dia ngajak gue," Ucap Aletha.

Alea masih setiap melahap ketopraknya yang sudah hampir habis.

"Akhir-akhir ini, dia suka WhatsApp gue. Dia juga suka ngajak gue pergi." lanjutnya.

Alea mengunyah suapan terakhirnya. Lalu ia meneguk es tea miliknya. "Jangan-jangan, dia suka sama lo Tha!"

"Ngaco lo."

"Gue serius Tha! Cowok kalo lagi suka sama cewek emang suka gitu. Ngajak pergi mulu."

Aletha terdiam.

"Kalo emang lo gak suka sama Baskoro, jangan terlalu kasih dia harapan Tha."

Aletha menautkan alisnya menatap Alea. "Gue gak pernah kasih dia harapan!"

"Lah, trus, kalo dia ngajak lo pergi, trus lo mau terus kaya gini, apa itu gak disebut ngasih harapan?" tanya Alea.

"Enggak lah, Al!" sahut Aletha.

"Udah lah, Tha. Lo buka hati aja buat Baskoro. Siapa tau dia bisa bikin lo Move on dari si anak onta itu."

Aletha kembali diam. Ia sedikit mencerna setiap ucapan yang keluar dari mulut Alea. Sesungguhnya, ia memang ingin membuka hatinya untuk orang lain, tapi kenyataannya itu semua gak segampang diucapin dari mulut doang. Seperti ada gembok yang telah mengunci rapat-rapat pintu hatinya untuk jatuh cinta dengan orang lain. Dan gembok itu sangat susah untuk dibuka.

"Mending lo buka hati dari pada lo terus-terusan berharap sama dia yang udah jelas gak mau balik lagi sama lo."

Jleb. Seperti ada jutaan pisau yang berjatuhan untuk menusuk hatinya. Aletha diam sambil menatap jalanan yang sudah lumayan sepi. Ia kembali memikirkan apa yang telah dikatakan oleh sahabatnya itu. Alea benar, Risky memang sudah tidak akan bisa kembali lagi dengannya. Aletha percaya itu. Tetapi, untuk menjauh saja rasanya tidak sanggup bagi Aletha.

"Gue ngomong gini biar lo ngerti Tha. Kita semua sayang sama lo, kita gak mau lo terus-terusan sakit hati sama perlakuan Risky," Kata Alea mampu membuat Aletha tersadar dari lamunannya.

"Lo juga harus ngerti, Move on itu gak segampang membalikkan telapak tangan."

Alea menghela napas berat. Cewek itu mengusap bahu Aletha pelan. "Semua butuh waktu, Tha. Lo pasti bisa kok lupain dia."

Dear Aletha. [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang