Haiiii. Masih ada yang nunggu cerita ini? Comment yaaaa.
Selamat membaca💖
-------
"Gila ya tuh, si Risky. Bikin ulah di kelas padahal lagi pelajaran bu Wati." sepanjang perjalanan ke kantin hanya Alea yang banyak omong. Apalagi sudah menyangkut Risky. Entah kenapa cewek itu sangat tidak suka dengan Risky.
"Kenapa lagi, sih, Al?" tanya Ida penasaran.
Alea mengunyah somay nya, "gue rasa ya, si Risky mau bolos tapi alasannya mau ke kamar mandi. Masa dia bilang ke bu Wati kalo mau pipis di botol Dinda, kan gila!" jelas Alea.
Saat itu juga Ida dan Rahma tertawa terbahak-bahak. Aletha hanya geleng-geleng kepala.
"Terus gimana lagi?" Rahma penasaran.
"Ya, di izinin sama bu Wati. Padahal mah gue yakin dia gak bakal berani buang air di dalam bot--"
"Lo tau? kalo ngomongin orang itu dosa." tiba-tiba Risky sudah ada di samping Alea dan memotong ucapan cewek itu.
Alea memutar bola matanya malas. Sementara Aletha memfokuskan matanya ke bakso nya, tidak ingin melihat Risky.
"Gue emang lagi ngomongin dosa lo, kan," jawab Alea santai.
Risky mengangguk-anggukan kepalanya.
"Bagas!!" teriak Risky.
Bagas yang sudah duduk di kursi kantin menoleh ke arah Risky. "apaan?"
"Kata Alea, nitip salam buat lo."
Alea membulatkan matanya kaget. Risky benar-benar menyebalkan hari ini.
"Risky, ih, apaan sih, lo! Sana ah pergi." Alea mendorong Risky agar menjauh. Sedangkan Risky tertawa dengan tanpa dosa.
"Nyebelin banget kan Tha mantan lo," kata Alea kesal.
Aletha mendengus. Kenapa Alea berisik, sih.
"Kok Risky kayak berubah gitu, ya," ujar Rahma tiba-tiba.
Aletha terkekeh. "Power ranger kali, ah, berubah."
"Bener Tha, lebih nyebelin aja gitu di liatnya," ucap Rahma.
"Rahma, gue bilangin nih, ya. Risky itu tiap hari emang nyebelin," kata Alea.
"eh, udah deh jangan ngomongin Risky mulu. Nanti balik lagi tuh anak," Ujar Stefany.
"iya, ya."
**
Bel pertanda bubarnya Sekolah sudah berbunyi. Aletha bersiap memasukkan barang-barangnya ke dalam tas. Hari ini dia ingin cepat sampai rumah.
Baskoro berjalan mendekati Aletha. Cowok itu tersenyum saat Aletha melihatnya.
"Pulang bareng, yuk, Tha." ajak Baskoro.
Aletha tampak berfikir. Tadi Alea bilang kalau dia ada kerja kelompok. Sedangkan hari ini Aletha tidak membawa motor.
Aletha menganggukkan kepalanya. "yaudah, yuk."
Mereka berdua berjalan keluar kelas menuju parkiran. Aletha menunggu di gerbang sekolah, sedangkan Baskoro mengambil motornya.
Aletha menaiki motor Baskoro saat cowok itu sudah berada di hadapannya. Saat sudah siap, Baskoro kembali menjalankan motornya.
"Bas, Kakek lo gimana kabarnya?" tanya Aletha memecah keheningan yang tercipta.
"Udah lebih baik kok Tha, udah di rumah sekarang mah. Cuma harus banyak istirahat," jawab Baskoro dengan suara yang sedikit keras.
Jalanan raya saat ini sedang ramai. Apa lagi Baskoro menggunakan helm, jadi kurang terdengar jika Aletha mengajaknya bicara.
Tidak terasa kini mereka sudah sampai di depan rumah Aletha. Aletha beranjak turun dari motor Baskoro. Cewek itu menatap Baskoro lalu tersenyum.
"Mampir dulu, yuk, Bas," ajak Aletha. Sebenarnya ini hanya basa-basi semata karena sebenarnya dia sudah ingin tidur.
Baskoro menggeleng, "gue langsung pulang aja deh Tha,"
Syukurlah. Batin Aletha. Tidak tahu diri memang.
"Yaudah deh, Bas. Makasih ya udah anter gue pulang," Kata Aletha.
Baskoro mengangguk, "iya, Tha sama-sama. Gue pulang ya,"
"salam ya buat Kakek,"
Baskoro mengangguk, lagi. "siap, Bye Tha."
"Hati-hati Bas."
Baskoro menjalankan motornya meninggalkan pekarangan rumah Aletha.
Aletha membuka gerbang dan masuk ke dalam.
Rani sedang tidak ada di rumah. Wanita itu sedang ada kerjaan di kantornya.
Aletha memasuki kamar. Mengganti seragamnya dengan kaos lengan pendek dan celana pendek. Cewek itu benar-benar lelah hari ini. Dia menaiki kasur lalu terlelap dengan cepat.
**
Sejak tadi Risky hanya memandang kosong ponselnya. Mata nya memang tertuju pada layar ponsel, tapi fikirannya melayang memikirkan Aletha dan Baskoro yang tadi pulang bersama.
Dia tahu kalau saat ini ia sedang munafik. Logikanya berkata kalau ia sudah tidak memperdulikan Aletha lagi, tetapi hatinya berkata sebaliknya.
Berbagai macam kemungkinan berterbangan di kepala Risky. Apa mungkin Aletha sudah berhasil melupakannya karena Baskoro. Apa mungkin Aletha dan Baskoro mempunyai perasaan yang sama. Apa mungkin Risky akan menyesal jika Aletha benar-benar pergi.
Kadang Risky mempunyai niat membuka hatinya kembali untuk Aletha, tetapi rasa gengsinya terhadap orang lain begitu besar.
Pintu kamar Risky terbuka dan menampilkan Amanda disitu. Risky tetap fokus pada fikirannya.
"Abang," panggil Amanda.
Risky tidak mendengarnya, ia sedang asik dengan segala kemungkinan yang muncul.
"Abang," Amanda kembali memanggilnya.
Masih sama.
"ABANG DI PANGGIL MAMA!" kali ini Amanda teriak. Teriakan Amanda sangat berhasil menghancurkan apa yang sedang Risky pikirkan.
"Apaan sih lo, berisik," kata Risky kesal.
"Lagian dari tadi di panggilin gak nengok. Mikirin kak Aletha nih pasti," ledek Amanda.
Risky menatap sinis Amanda. Adiknya itu selalu senang meledekinya dengan Aletha.
"Udah sono lu, ah, keluar," usir Risky.
Amanda mendengus kesal. "Jangan sampe gak turun, Mama manggilin."
"Bawel."
Risky melangkahkan kakinya menuju kamar mandi. Mungkin jika tubuhnya tersiram air akan meringankan sedikit pikirannya tentang Aletha.
Dengan santai cowok itu membuka seluruh pakaiannya lalu membasuh seluruh tubuhnya dengar air.
****
Hallo! Maaf banget ya baru di lanjut lagi hehe. Aku baru punya HP lagi soalnya. Nanti di usahain gak gantung lagi kok.
Salam sayang 💖
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Aletha. [TELAH TERBIT]
Teen Fiction14/04/2019 #1 Romance #1 Sad #1 Baper #1 Hurt #1 Newbie 08/09/2019 #1 brokenheart 17/10/2019 #3 indonesiamembaca 21/11/2019 #1 teenfiction ---------- Dua tahun lalu, Aletha adalah segalanya bagi seorang Risky Fahreza Wijaya. Cewek yang menjadi alasa...