Tigapuluh enam.

56.8K 1.4K 100
                                    

Pagi ini Aletha sudah rapi. Ia ingin menjalani weekend bersama Baskoro. Sepulang dari sekolah kemarin, Aletha dan sahabatnya yang lain berkumpul dirumah Lia. ketika sampai rumah ia langsung tertidur karena sudah mengantuk.

Aletha berjalan ke arah kasur. Mengambil ponselnya, memberi pesan kepada Baskoro.

AlethaNovianggita
Bas, udah selesai belum?

Saat berniat menaruh kembali ponselnya, ternyata Baskoro membalasnya.

Baskoro
Aku baru selesai mandi Tha, tunggu ya.

Aletha tidak berniat membalasnya. Tiba-tiba ia teringat akan sesuatu. Cewek itu segera mengambil tasnya dan mencari surat yang kemarin diberikan Risky.

Aletha sedikit bergetar menatap surat beramplop biru itu. Dengan perlahan ia membukanya. Kata perkata didalam kertas selembar itu memenuhi lembarannya. Aletha mulai membacanya.


Dear Aletha..

Hai Tha, gue seneng banget liat lo udah bahagia sekarang. Gue seneng lo udah gak ngerasain sakit hati lagi karena gue. Gue tau, gue orang paling bodoh. Gue lebih mentingin ego dan gengsi gue daripada perasaan gue sendiri.

Tha, terimakasih ya. Karena lo udah ngajarin gue arti dari perjuangan. Perjuangan yang tidak pernah sedikitpun gue hargai. Lo udah ngajarin gue arti kesabaran. Sesakit apapun hati lo karena perlakuan gue, lo masih mau peduli sama gue. Makasih banyak Tha.

Gue emang terlambat banget bilang ini. Kalo gue sayang lo Tha. Bahkan sayang banget. Dari awal kisah kita berakhir, gue gak pernah bisa benar-benar benci lo. Maafin gue ya Tha.
Mungkin, hari kelulusan ini adalah hari terakhir gue ketemu lo Tha. Hari terakhir gue bisa liat senyum lo yang selalu menenangkan. Besok gue berangkat ke Aussie, Tha, mau ngurus kuliah. Mungkin balik lagi nanti pas libur semester. Gue langsung tinggal di sana mulai besok. Graduation nanti gue gak bisa datang. Padahal mau banget liat lo lagi hahaha.

Tha, jaga diri baik-baik ya. Gue selalu doain lo dari sini. Gue kenal banget Baskoro gimana. Gue yakin, Baskoro lebih mampu buat lo bahagia daripada gue yang selalu buat lo sakit. Pilihan lo untuk pilih Baskoro udah bener Tha. Sampai jumpa di titik takdir, ya, cewek baik.

Semoga selalu bahagia Tha.

I love u.

Risky Fahreza Wijaya.

Air mata Aletha jatuh begitu saja. Sejujurnya ia masih sangat mencintai Risky. Ia semakin merasa bersalah sekarang. Raganya bersama Baskoro, tetapi hatinya sepenuhnya masih bersama Risky. Bayang-bayang Risky masih bersamanya sampai sekarang.

Aletha kembali menutup surat itu. Menyimpannya kembali ke dalam tas. Tiba-tiba ia teringat isi surat tersebut.

"Besok? Berarti hari ini Risky berangkat?!" gumamnya panik. Dengan cepat ia meraih ponselnya, Mencari kontak Amanda lalu menelponnya.

"Halo Amanda"

"Halo, Kak. Kenapa ya?"

"Risky udah berangkat belum?"

"Abang udah di Bandara kak, tadi kita antar. Ini aku, Mama, Papa baru aja pulang," jelas Amanda panjang.

Air mata Aletha semakin deras. Tangannya bergetar.

"Jam berapa boardingnya Man?"

"Sekitar 45 menit lagi kak,"

"Oh, oke makasih Man."

Dear Aletha. [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang