Aletha dan yang lainnya memarkirkan motornya ditempat parkir tempat mereka akan ber Car Free Day. Yang membawa kendaraan hanya Alea, Lia, dan Stefany. Sisanya menumpang agar lebih gampang.
Jalanan disekitar taman Kota sudah ramai oleh orang-orang yang sedang berolahraga, jogging, atau bersepeda. Aletha berlari pelan bersama Rahma yang memimpin di depannya. Lalu diikuti yang lainnya.
Baru lari pelan selama 10 menit mereka sudah kelelahan dan merubah langkahnya menjadi jalan santai. Sesekali Stefany mengajak mereka sekadar wefie.
"Ya ampun, ya ampun, guys coba kalian liat cowok itu," Kata Alea antusias sambil sedikit menunjuk cowok berkaos hitam yang sedang mendengarkan musik menggunakan aerphone lewat ponselnya. Saat ini mereka sedang duduk di Taman Kota.
Ida menurunkan tangan Alea yang masih menunjuk, "gak usah pake di tunjuk segala, sih."
"Eh, iya ya ampun ganteng. Zina mata gue pagi-pagi," seru Rahma tak kalah antusias.
"Apanya yang ganteng, sih?" Tanya Lia heran. Kadang mata sahabat-sahabatnya suka burem. Yang biasa saja bisa dibilang ganteng banget.
"Ih, lo liat dong. Dia itu cool banget," jawab Alea.
"Lia kan mata nya siwer Al," Ujar Rahma, lalu matanya beralih menatap Stefany, "menurut lo gimana, Stef?"
"Lumayan," jawab Stefany, singkat.
"Lo da?" Sepertinya Rahma sangat ingin mengetahui pendapat temannya yang lain.
"Dia manis."
"Nah! Lo gimana Tha?"
"Biasa aja."
Rahma mendengus kesal, "yang ganteng di mata lo mah paling si Risky doang, Tha."
"Letha. Please, deh, mata lo jangan sampe ketularan siwer kayak si Lia," Ucap Alea.
"Tapi gue serius. Menurut gue biasa aja."
"Nah, kan. Letha sependapat sama gue," kekeh Lia.
"Kalian liat, deh. Itu dada nya bidang banget. Enak kalo buat disandarin," ujar Alea sambil senyum.
"Astoge, Al. Lo gila?" Tanya Ida sambil terkekeh.
Senyum diwajah Alea memudar saat dilihatnya cowok itu bangun dari duduknya dan berjalan menjauh, "yah, bebeb gue pergi."
"Kasihan."
"Udah, yuk, ah. Udah jam sepuluh. Gak balik?"
"Yuk, pulang."
**
Risky melangkahkan kakinya menuruni anak tangga. Semalam dia terbangun dari tidurnya sekitar jam satu pagi dan tidak bisa tidur kembali. Bisa tidur kembali saat sudah jam empat. Dan sekarang cowok ini baru saja bangun dari tidurnya.
Risky berjalan ke arah dapur. Cowok itu mengambil air yang ada di dalam kulkas dan meminumnya. Kemudian ia kembali berjalan menghampiri Amanda yang sedang menonton televisi.
Hari ini memang hari Minggu. Tetapi maupun Risky atau Amanda tidak ada niatan keluar rumah.
"Siang amat bangunnya, pak. Jam sepuluh lho ini," sindir Amanda tetapi matanya tetap fokus menonton serial kartun.
Risky sama sekali tidak mengindahkan ucapan Amanda. Cowok itu malah menidurkan dirinya di atas sofa dan menjadikan paha Amanda sebagai bantal.
"Apaan sih, elah berat." Gerutu Amanda sambil berusaha mengangkat kaki nya. Tetapi tangan Risky menahannya.
"Gue kurus gini dibilang berat."
"Pegel, ah, gue."
"Gue masih ngantuk dek," ujar Risky dengan mata terpejam.
"Sono, ah, di kamar lo. Ganggu waktu Weekend gue aja, sih," Omel Amanda.
"Gue lagi mau so sweet so sweetan sama Adek gue. Emang gak boleh?"
"Gak!" Ketus Amanda, "Maka nya balikan aja sama kak Letha biar bisa so sweet."
Mendengar itu, Risky langsung merubah posisinya menjadi duduk. Ia menatap sinin Amanda yang sedang terkekeh. "Bacot lo."
"Lo, sih, gila." Ledek Amanda. Kemudian ia bangun dari duduknya dan berlari menaiki tangga untuk ke kamarnya.
Risky hanya mendengus kesal. Lalu tangannya mengambil remote TV yang ada di atas meja. Amanda memang yang paling senang jika sudah meledeknya tentang Aletha.
**
Sejak tadi Baskoro sibuk menghubungi Aetha. Minggu ini dia berniat mengajak cewek itu pergi jalan-jalan. Tetapi sejak tadi nomor Aletha tidak bisa dihubungi.
Baskoro mencoba sekali lagi menghubungi Aletha. Siapa tahu saja ada keajaiban yang membuat Aletha mengangkat telephone darinya. Sudut bibir Baskoro terangkat saat mendengar suara Aletha diujung telephone nya.
"Hallo. Kenapa, Bas?"
"Lo lagi dimana Tha?" Tanya Baskoro dengan ponsel yang masih menempel ditelinga kanannya.
"Lagi dirumah. Kenapa?" Jawab Aletha.
"Gini, gue mau ajak lo keluar, mau gak?"
"Yah, sorry banget Bas, gue lagi kumpul sama temen-temen gue."
Baskoro menghela napas kecewa. Rencana nya gagal total. "Ya udah, deh, Tha."
"Sorry banget ya, Bas."
"Iya, gak papa. Bye, Tha."
"Bye." Sambungan diputus oleh Aletha. Baskoro menghempaskan tubuhnya pada sofa. Gagal sudah kencan yang ingin dia buat.
**
"Siapa Tha?" Tanya Ida saat Aletha sudah kembali ke kasurnya. Saat ini mereka sedang menonton film di kamar Aletha menggunakan Laptopnya. Berhubung besok kembali Sekolah, mereka akan pulang nanti malam.
"Baskoro," jawab Aletha singkat.
Rahma langsung mengalihkan pandangannya dari Laptop dan menatap Aletha. "Tuh, kan! Ngapain dia nelpon?"
"Ngajak jalan," jawab Aletha dengan singkat, lagi.
Aletha paling malas jika sudah membahas Baskoro di depan sahabatnya ini. Sudah pasti mereka akan meledekinya atau menyuruh dia agar mendekati Baskoro. Padahal, Aletha hanya menganggap cowok itu sebagai temannya.
"Wahhh!" Seru Alea, "Baskoro serius nih pedekate in Letha."
Aletha memutar bola mata nya malas. Benar saja dugaannya. Ia menidurkan kepala diatas bantal.
"Siapa tau Baskoro bisa bikin lo Move on, Let."
Aletha menghela napas, "jangan bahas yang gituan, deh, Stef. Gue males."
"Giliran bahas Risky aja lo semangat," sahut Lia.
Aletha kembali menghela napas. Memang benar, apapun tentang Risky akan membuatnya semangat. Risky bagaikan penyemangat untuk dirinya. Seburuk apapun Risky tetap akan terlihat baik dimata Aletha. Kadang cinta selucu itu.
---------------DearAletha-------------
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Aletha. [TELAH TERBIT]
Teen Fiction14/04/2019 #1 Romance #1 Sad #1 Baper #1 Hurt #1 Newbie 08/09/2019 #1 brokenheart 17/10/2019 #3 indonesiamembaca 21/11/2019 #1 teenfiction ---------- Dua tahun lalu, Aletha adalah segalanya bagi seorang Risky Fahreza Wijaya. Cewek yang menjadi alasa...