Duabelas.

34.4K 1.4K 5
                                    

———

Bel pertanda pulang baru saja berbunyi membuat seluruh murid SMA PANCASILA bergegas merapikan alat tulisnya yang berserakan. Begitu pun Risky yang saat ini sedang memasukkan buku tulisnya ke dalam tas. Suasana kelas XII-5 sudah sepi. Hanya menyisakan Risky, Adit, Bagas dan Jaya.

Pintu kelas diketuk, menampakkan Gisel yang saat ini berjalan ke arah mereka. Jaya yang menyadari itu, berdehem pelan menggoda Risky tapi malah mendapat tatapan tajamnya. Bagas dan Adit pun tak kalah jahil menggoda cowok yang saat ini mukanya di tekuk.

"Eh, ada Gisel!" seru Adit sok akrab, sebisa mungkin ia tersenyum manis pada Gisel.

Gisel membalas senyuman Adit, lalu ia menghampiri Risky yang sedang memakai tas nya.

"Yuk, pulang, Ky." ajak Gisel. Terlihat jelas kalau cewek itu sangat senang bertemu Risky.

Risky hanya menatap datar cewek yang ada dihadapannya. Lalu kembali melirik Jaya yang sedang cengar-cengir. Bisa-bisanya Jaya ngerjain gue, Fikirnya.

Tanpa berbicara pada Gisel, Risky langsung berjalan keluar kelas. Dengan cepat Gisel berlari mengejarnya. Gisel sudah menyamakan langkahnya dengan langkah Risky.

"Lo beneran mau anter gue kan, ky?" tanya Gisel memastikan.

Risky memandang malas cewek yang ada disampingnya. Kalau bukan karna Jaya yang membalas pesan cewek ini, ia takkan mau mengantarnya.

"Kalo lo berisik mending lo pulang sendiri."

Saat itu juga, Gisel diam seribu bahasa. Ia takkan menyia-nyiakan kesempatan ini. Kesempatan bisa diantar pulang oleh pujaan hatinya.

Dari kelas sepuluh lalu, Gisel memang sudah menyukai Risky. Tetapi cewek itu selalu memendamnya saat tahu kalau Risky berpacaran dengan Aletha.

Mereka telah tiba diparkiran. Dengan gerakan malas, Risky mengeluarkan motornya dan menaikinya. Gisel yang berdiri di dekat motor langsung berhambur menaiki motor ninja merah yang saat ini Risky bawa.

Saat menyalakan mesin motor, matanya tak sengaja berhenti pada sosok cewek yang saat ini mematung diujung parkiran sambil memandangnya juga. Sangat jelas jika cewek itu tampak sedih melihatnya bersama orang lain. Ada perasaan sesak di hatinya saat melihat wajah sedih Aletha.

"Kok, gak jalan-jalan, sih, ky?!" ucapan Gisel membuyarkan lamunan Risky. Membuat cowok itu langsung menarik gas dan membawa motornya pergi dari parkiran.

*

Saat mendengar bel pertanda bubarnya sekolah terdengar, dengan cepat Aletha merapikan buku-bukunya yang berserakan. Saat bangun dari duduknya, Alea sudah sampai di depan kelasnya untuk pulang bersama Aletha.

Setelah pamit pada Lia, Rahma, dan Ida, cewek itu langsung melangkahkan kakinya keluar kelas.

"Nanti sore lo jadi?" tanya Alea di tengah-tengah perjalanan mereka menuju parkiran.

"Apaan?"

"Nganter Adeknya Risky."

Aletha menepuk jidatnya, "Oh, iya, gue lupa!"

"Pelupa, lo!"

"Kalo jadi, nanti juga Manda line gue."

Hanya beberapa langkah lagi, mereka sudah sampai di parkiran. Saat sudah sampai tiba-tiba saja mata Aletha menangkap sosok yang sangat ia kenali. Hatinya terasa sesak saat ini, seperti tidak ada oksigen yang dapat masuk ke tubuhnya. Saat itu juga, Risky menoleh dan memandangnya. Kali ini tidak berlangsung hanya beberapa detik, tapi sudah satu menit.
Alea yang menyadari kediaman Aletha langsung menoleh ke arah yang dilihat Aletha. Detik itu juga matanya menyipit melihat Risky yang membonceng Gisel. Gisel anak XII-1, kan?, fikirnya.

Dear Aletha. [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang