Duapuluh delapan.

33.1K 1.2K 14
                                    

•Selamat membaca teman-teman•.

------

"Yuk, Bas!" Aletha menepuk pundak Baskoro saat sudah menaiki motor matic yang sedang ditunggangi Baskoro. Sejak kejadian di Toko buku, Aletha selalu di antar-jemput Baskoro.

Dirinya tidak memanfaatkan situasi seperti ini sama sekali, hanya saja dia memang sangat ingin membalas perasaan Baskoro.

Sudah satu bulan berlalu, dan Ujian Nasional sudah di depan mata. Hanya butuh itungan minggu, seluruh kelas duabelas akan melaksanakan ujian Nasional. Aletha senang dicampur sedih saat sadar jika masa-masa putih abu-abu nya segera berakhir. Dia sedih akan berpisah dengan teman satu kelasnya, kalau dengan sahabatnya, mereka memang punya niat untuk masuk universitas yang sama.

Aletha juga sedih, itu tanda nya dia tidak akan bisa melihat Risky lagi. Satu sisi, dia juga senang, perasaannya ke Risky akan segera pudar jika mereka tidak bertemu.

Memang benar, masa putih abu-abu adalah masa yang paling berkesan. Semua terlihat jauh lebih berarti. Aletha menemukan semua nya di SMA nya ini. Menemukan Risky, menemukan sahabat-sahabatnya yang super duper gila, bahkan bertemu dengan cowok sebaik Baskoro.

Aletha juga sudah memantapkan hatinya kalau dirinya akan berusaha membuka hati untuk Baskoro. Seiring berjalannya waktu, perasaan Baskoro akan ia balas. Aletha yakin itu. Aletha yakin dengan kata "cinta akan tumbuh karena terbiasa".

"Tha, dua minggu lagi kita UN kan?" pertanyaan Baskoro mampu membuyarkan segala pikiran Aletha. Aletha mengerjap sebentar lalu menatap cowok itu melalui kaca spion.

"Kenapa emang Bas?" tanya balik Aletha.

"Gak papa, gue sedih aja bakal pisah sama lo,"

Aletha tersenyum singkat, hati nya juga merasakan itu. Sedih akan berpisah dengan------ Risky.

"Gue gak kemana-mana kok, Bas. Gue sama lo terus hahahhaha" ujar Aletha sambil tertawa. Membuat Baskoro ikut tertawa saat melihat ekspresi cewek di belakangnya itu melalui kaca spion.

"Kita makan dulu, yuk." ajak Baskoro. Kemudian cowok itu membelokkan sepeda motornya ke arah cafe di pinggir jalan.

Setelah sampai, mereka berdua turun dari motor lalu berjalan memasuki cafe. Mereka menempati meja nomor 23. Setelah memesan makan dan minuman, mereka asik mengobrol hinggal pelayan datang mengantar pesanannya.

"Tha," panggil Baskoro.

Aletha hanya menatap cowok itu sebagai jawaban, ia sedang asik dengan makanannya.

"Lo mau kan pulang pergi sekolah sama gue terus?" tanya Baskoro.

Aletha menyelesaikan kunyahan di mulutnya, lalu mengambil minumannya.

"Bas, gue sih gak masalah ya. Tapi yang jadi masalah itu, lo mau gak terus-terusan direpotin sama gue?" jawab sekaligus tanya Aletha.

Baskoro terkekeh mendengar ucapan cewek di hadapannya itu. Dengan reflek, cowok itu mengacak puncak kepala aletha. Membuat Aletha mencibir pelan, kesal.

"Denger gue ya, gue gak pernah sekalipun merasa direpotkan sama lo. Lo harus inget itu" ujar Baskoro. Dia tersenyum, rasanya baru sekali ini Aletha merasa tenang melihat senyum Baskoro.

Dear Aletha. [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang