Tujuh.

40.4K 1.6K 24
                                    

"Alea! Buruan ih, gue takut keburu Risky masuk kelas."

Aletha terlihat gelisah sejak dirinya diajak memasuki kelas XII-5 oleh Alea. Sedari tadi, cewek itu selalu melihat ke arah pintu kelas. Takut jika Risky sudah sampai disekolah dan langsung memasuki kelasnya.

Pasalnya, Aletha selalu canggung bila ada Risky di dekatnya. Cewek itu tidak bisa menjaga detak jantungnya agar normal-normal saja bila didekat Risky. Apalagi baru semalam dia berkomunikasi lagi dengan Risky sejak sekian lamanya Lost Contack.

"Yaelah Tha, Selau aja kenapa, sih. Baru jam enam lewat sepuluh menit ini. Risky gak mungkin udah sampe sekolah," Jelas Alea, cewek itu sedang mengerjakan tugas Seni Budaya nya.

Aletha menghembuskan nafas kasar. Cewek itu kembali duduk disamping Alea.

"Lo tumben ngajak dateng pagi?"

"Iya si Anjing tumben banget nih."

"Gue mau nyontek PR, goblok"

Aletha membulatkan matanya saat mendengar percakapan diluar kelas itu. Suara cowok yang ia dengar barusan sangat tidak asing baginya. Dugaan Aletha dibenarkan saat cowok-cowok tersebut memasuki kelas. Aletha dengan cepat menundukkan kepala, tangannya menyenggol pelan lengan Alea hingga tulisan yang sedang di tulis cewek itu berantakan.

"Apa sih Tha, kecoret nih"

"Menurut lo apaan, Hah?! Tuh, liat, dia udah dateng. Mampus nih gue," Ujar Aletha berbisik. Ia semakin memperdalam kepalanya untuk menunduk.

"Eh, Aletha!!"

Deg.
Jantung Aletha seperti berhenti berdetak saat mendengar Adit memanggil namanya. Aletha mengangkat kepala lalu tersenyum kikuk ke arah Adit. Sekilas, cewek itu melirik Risky yang tampak kaget karena keberadaannya. Tetapi hanya sedetik, kemudian cowok itu menampilkan ekspresi biasa saja.

"Ngapain disini Tha? Mau kasih bekal makanan ke Risky lagi ya?" Tanya Bagas dengan suara yang sedikit dikencangkan.

Aletha membulatkan mata mendengar pertanyaan Bagas. Cewek itu semakin ingin mencubit tangan Alea, kesal.

"Apaan sih Tha! Sakit tauk." benar saja, Aletha telah mencubit lengan Alea yang sedang menulis. Membuat cewek itu mengusap-usap lengannya.

"Pasti mau ketemu A'a Risky lah hahaha" Ujar Jaya tertawa.

Risky yang melihat aksi teman-temannya hanya menatap datar ketiganya. Lalu kembali memainkan game pada Handphonenya.

"Apa, sih! Gue nemenin anak curut satu ini, nih, dari tadi ngerjain tugas lama banget," Jelas Aletha. Cewek itu sangat terlihat bahwa dirinya sedang gugup.

Aletha dengan cepat menarik Alea keluar dari kelas itu. Sebelum sampai pintu, Alea pamit dengan menundukkan kepalanya sekilas ke arah Jaya, Bagas, Adit.

Aletha menarik Alea sampai tiba dikelasnya. Kelas XII-3. Suasana kelas itu sudah mulai ramai. Di barisan pojok depan, sudah ada Rahma, Lia, dan Ida yang sedang ngobrol.

Aletha menjatuhkan tubuhnya pada bangku dengan kesal. Rahma menatap Alea dengan tatapan seolah bertanya kenapa?
Sedangkan Alea mengangkat bahu acuh.

"Gue bilang juga apa kan Al. Elo sih, batu!" seru Aletha. Cewek itu menarik nafas lalu membuangnya dengan kasar.

"Ya elah Tha, Sorry kali. Gak biasanya Risky dateng secepat itu."

"Sebenernya ada apa sih?" Tanya Rahma. Dia emang yang paling kepo diantara sahabatnya yang lain. Berbada sekali dengan Lia yang terlihat sangat cuek.

Dear Aletha. [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang