Dua Puluh Dua.

32.1K 1.2K 12
                                    

Aletha menyandarkan tubuhnya pada sofa di depan televisinya. Tangannya sibuk menekan tombol di remote untuk mencari acara yang seru.

Malam ini jam sudah menunjukkan pukul 20.15 tetapi Rani tak kunjung pulang.

Aletha meraih ponselnya yang berada di atas meja. Mencari kontak Rani yang bertuliskan 'Mama' di dalam ponselnya. Saat sudah ketemu ia langsung menekan tombol hijau di ponsel.

Terdengar suara sambungan telephon tersambung. Tidak butuh menunggu lama, baru dua kali terdengar suara sambungan, telepon nya langsung di jawab Rani.

"Assalamualaikum Mama yang paling cantik di dunia," ucap Aletha. Bibirnya terangkat membentuk senyuman.

"Waalaikumsalam anak Mama yang gagal move on," terdengar jawaban dari ujung telepon Aletha.

Aletha mendengus, "sebentar lagi juga Letha move on, Ma."

"iya, iya sayang. Kamu kenapa telpon Mama?"

"Mama lagi dimana sekarang? Kok belum pulang?" tanya Aletha.

"Ini juga udah mau pulang sayang. Kamu takut dirumah sendirian?"

Aletha terkekeh. Dia sama sekali tidak takut jika berada di rumah sendirian. Hanya saja dia mengkhawatirkan Mama nya.

"Ya, kali Letha takut Mah. Enggak lah, Letha cuma khawatir sama Mama."

"Yaudah, nih, Mama mau jalan pulang."

"Oke, Ma. Hati-hati dijalan." Sambungan telepon terputus.

Baru saja Aletha ingin meletakkan ponselnya kembali pada atas meja tetapi sebuah pesan whatsapp masuk.

Cewek itu membuka fitur Whatsapp miliknya. Dilihatnya nama Baskoro tertera di atas layar. Dengan segera ia membuka pesan yang dikirimkan cowok itu.

Baskoro Adijaya : Aletha?

Aletha Novianggita : Kenapa, Bas?

Baskoro Adijaya : Besok gue jemput, ya.

Aletha terdiam menatap layar ponselnya. Dia bingung harus menjawab apa. Dua menit terlewat, pesan Baskoro belum juga di balasnya.

Aletha Novianggita : Yaudah Bas, oke.

Send.

Read.

Hanya dengan hitungan detik pesan Baskoro kembali masuk.

Baskoro Adijaya : Oke. Tunggu gue ya.

Aletha hanya membaca saja. Cewek itu kembali meletakan ponselnya pada atas meja.

Tidak lama kemudian pintu rumah terbuka. Menampilkan Rani yang sedang membawa tas laptop.

"Assalamualaikum, Kamu udah makan, Tha?" tanya Rani sambil menjatuhkan tubuhnya pada atas Sofa.

"Waalaikumsalam, Udah kok, Ma."

"Hari senin kamu sudah Try Out ke dua kan ya, Tha?" Rani kembali bertanya.

Aletha menepuk keningnya pelan, "oh, iya Ma. Aku lupa kalo Senin udah TO."

"Kamu gimana, sih, masa malah Mama yang ingat," kata Rani sambil beranjak dari duduknya.

"Mama ke kamar duluan ya Tha. Udah ngantuk."

Aletha mengangguk, "Letha juga mau ke kamar, ah."

Rani berjalan duluan menuju kamarnya meninggalkan Aletha yang sedang mematikan televisinya. Setelah selesai, cewek itu segera berjalan menaiki anak tangga untuk menuju kamar.

Di dalam kamar, Aletha membaringkan tubuhnya sambil menatap langit-langit kamar. Memikirkan segala kemungkinan yang dia tidak tahu akan terjadi atau tidak.

Gak terasa sebentar lagi udah mau perpisahan,

Kata-kata itu yang saat ini ada dipikiran Aletha.

Gue bakalan lebih sulit untuk ketemu sama lo, Ky,

Ya, dia sedang memikirkan Risky. Jika setelah lulus nanti, apakah perasaan cewek ini masih tertuju untuk Risky?
Entahlah. Hanya takdir yang bisa menjawab. Jika perasaan Aletha sudah lelah, mungkin ia akan segera melupakan Risky. Merelakan semua perasaannya kepada Risky terbang terbawa angin.

**

Baskoro sudah siap dengan seragam sekolahnya. Cowok itu sedang mengeluarkan motornya dari dalam garasi. Dengan cepat cowoknya menjalankan motornya menuju rumah Aletha.

Baskoro sudah tidak sabar ingin menjemput cewek yang saat ini ia sayang. Baskoro sudah sejak lama memendam perasaan terhadap Aletha. Hanya saja dia tidak berani mengungkapkannya.

Motor Baskoro berhenti di depan rumah Aletha. Cowok itu turun dari motornya dan mengetuk pintu rumah Aletha.

Rani berjalan keluar bersama dengan Aletha yang sudah siap dengan seragamnya.

"Eh, ada tamu," ucap Rani tersenyum.

Baskoro tersenyum lalu menyalami punggung tangan wanita itu.

"Iya, tante. Mau ajak Aletha berangkat," ujar Baskoro.

"Kenalin Ma, ini Baskoro," Kata Aletha.

Baskoro tersenyum lagi.

"Ya sudah kalian berangkatnya hati-hati, ya. Mama juga mau berangkat ke Kantor," ujar Rani.

Baskoro mengangkat tangannya menjadi hormat, "Siap 86 tante,"

"Hahaha ada-ada aja kamu, Bas. Yaudah Mama berangkat, Bas titip Aletha ya."

"apa, sih, Ma. Dikira aku barang dititip," Aletha mendengus.

Baskoro terkekeh pelan, "tenang, Tan, hati Aletha aja saya siap jagain."

Rani tertawa. Kemudian setelah Pak Tejo, supirnya sudah memarkirkan mobil di depannya, Wanita itu segera naik.

"Ya, udah yuk, Bas. Berangkat," ajak Aletha.

Baskoro mengangguk, "Siap tuan putri."

Aletha menaiki motor Baskoro. Lalu cowok itu menjalankan motornya meninggalkan Rumah Aletha.

Sepanjang perjalanan mereka bercerita. Menceritakan apa saja yang bisa diceritakan. Sepanjang perjalanan mereka juga selalu tertawa. Baskoro bersyukur atas hari ini. Bahagia melihat Aletha tertawa sebahagia ini.

Jika nanti Risky kembali menyakiti Aletha, cowok itu tidak akan diam lagi. Dia akan mencari cara bagaimana agar Aletha bisa mencintainya dan melupakan Risky. Mencari cara agar posisi Risky dihati Aletha di gantikan dengannya.

Cinta diam-diam itu memang menyakitkan. Tetapi itu lebih baik dari pada kita harus menyakiti orang lain.


----

Hallo semua! Maaf bagian ini terlalu sedikit. Aku benar-benar mentok ide hehe. Maklumin aja ya, namanya juga amatiran 😂 semoga kalian terhibur💖
Jangan lupa like dan commentnya.

Dear Aletha. [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang