Duapuluh Lima.

32.3K 1.2K 44
                                    

------

Waktu Try out telah selesai. Semua siswa-siswi di perbolehkan kembali pulang. Aletha masih berada di dalam ruangan. Kemudian ia melihat Baskoro yang berjalan masuk ke dalam ruangannya lalu menghampiri cewek itu.

"Pulang bareng yuk, Tha," ajak Baskoro saat sudah berada di samping Aletha.

Aletha berfikir sebentar karena biasanya ia pulang dengan Alea, tapi kali ini ia menerima ajakan Baskoro saja. Alea juga pasti tidak keberatan. Tidak ada salahnya kan jika Aletha berusaha membuka hati untuk Baskoro? Ia harus lebih sering menghabiskan waktu berdua dengan cowok itu. Karena cinta akan datang karena terbiasa bersama.

Aletha dan Baskoro berjalan beriringan sepanjang jalan ke parkiran sekolah. Suasana sekolah sudah lumayan sepi. Tidak seramai tadi. Pandangan Aletha terus mencari keberadaan Risky. Ia tidak mau jika harus berpapasan dengan cowok itu lagi. Cukup. Ia ingin melupakannya.

"Naik, Tha," perintah Baskoro. Dengan segera Aletha menaiki motor Baskoro yang sudah menyala. Baskoro langsung menjalankan motornya meninggalkan parkiran sekolah.

"Kita makan dulu ya, Tha," ujar Baskoro setelah menghentikan motornya di tukang ketoprak pinggir jalan. Aletha turun dari motor Baskoro dan lebih dulu duduk di bangku panjang yang sudah disediakan.

"Bang ketoprak nya dua yaa, satu pedes satu--"

"Bas gue--"

"Sedeng kan? Satunya sedeng bang," Baskoro kembali menghampiri Aletha.

"Gimana tadi?"

"Gimana apanya bas?"

Baskoro tersenyum, lega rasanya masih bisa berada di dekat Aletha.

"Try Out nya Tha," jawab Baskoro.

"Oh, itu, lumayan lah," Kata Aletha, "Kakek apa kabar Bas?"

Tukang ketoprak menghampiri mereka dengan membawa dua piring yang sudah terisi dan meletakkan kedua piring itu di depan Aletha dan Baskoro.

"Makasih ya bang," Kata Aletha sambil tersenyum. Abang nya mengangguk dan membalas senyum Letha.

"Kakek keadannya jauh lebih baik Tha," jawab Baskoro.

"Gue kangen kakek deh Bas," ucap Letha malu-malu sambil sedikit tertawa.

Baskoro terkekeh. Jujur ia senang melihat Aletha akrab dengan keluarganya. Entah sejak kapan, Baskoro sudah menyayangi cewek didepannya itu.

"Abis makan kita kerumah yaa," ajak Baskoro.

"Ketemu kakek?"

Baskoro mengangguk. Lalu ia melanjutkan memakan ketoprak yang ada dihadapannya.

Setelah selesai makan, Baskoro dan Aletha kembali melanjutkan perjalanan menuju rumah Kakek Baskoro.

Entah kenapa Aletha merasa tidak sabar bertemu kakek, ia sudah menganggap kakek Baskoro seperti kakeknya sendiri. Cewek itu sangat merindukan sosok kakek dihidupnya.

Motor Baskoro memasuki pekarangan rumah kakek. Cowok itu memarkirkan motor lalu mereka turun dari motor itu. Tiba-tiba Baskoro menggenggam tangan Aletha dan mengajaknya memasuki rumah.

"Assalamualaikum, tante," ucap Baskoro. Kakeknya Baskoro memang tinggal bersama adik dari Mama nya Baskoro.

Sosok wanita seumuran dengan Mama nya Aletha muncul dari dalam rumah. Tersenyum lebar menyambut keponakannya yang sedang berkunjung.

"Eh, ada Abas. Masuk Bas," ujar Tante Rista.

Baskoro tersenyum lalu menarik tangan Aletha dan mengajaknya memasuki rumah Tante nya. Berjalan melewati ruang tengah menuju kamar Kakek yang berada di samping tangga.

Baskoro membuka knop pintu secara perlahan, memastikan Kakek tidur atau tidak.

Kakek tersenyum saat melihat Baskoro memunculkan kepala nya.

"Abas, masuk sini Bas," ujar Kakek yang sedang duduk di atas kasurnya.

Baskoro tersenyum dan kembali menarik tangan Aletha. Setelah berada di samping kasur Kakek, mereka berdua menyalami punggung tangan Kakek.

Kakek tersenyum melihat Aletha. "Letha apa kabar?"

"Kabar baik Kakek, Kakek gimana keadaannya?" tanya Aletha.

"Kakek sudah lebih baik dari sebelumnya, Tha," jawab Kakek tersenyum.

"Alhamdulillah kalo begitu kek," ujar Aletha.

Baskoro tersenyum simpul melihat kedekatan Aletha dengan Kakeknya. Andai Aletha membuka hati nya untuk Baskoro, sudah pasti ia tidak akan menyia-nyiakan cewek itu.

**

Sudah hampir setengah jam Risky hanya bersanda dikasur nya sambil memutar-mutar ponselnya sembari melamun. Cowok itu memikirkan kemana hilangnya Aletha.

Memang benar, sesuatu yang telah hilang pasti akan terlihat lebih berarti.

Risky merasa telah kehilangan sosok cewek yang selalu memperhatikannya, selalu mencari tau tentangnya. Diam-diam, cowok itu pun juga memperhatikan Aletha dari jauh. Hanya saja gengsi nya terlalu besar.

Getaran ponsel membuat Risky tersadar dari lamunannya. Cowok itu membuka Room chat line nya.

Gisela Dita : Ky, lo ada acara gak hari ini?

Risky Fahreza W : Kenapa emang?

Gisela Dita : Temenin gue cari buku UN yuk, Ky.

Risky Fahreza W : Gak bisa cari sendiri lo?

Gisela Dita : Gue gak berani kalo sendiri, hehe.

Risky Fahreza W : Ya temen lo emang gak ada?

Gisela Dita : Gak ada Ky, wkwk. Ayo lah.

Risky berdecak kesal. Kalau bukan karna Jaya yang pertama kali coba respon Gisel, Risky gak akan pernah chattingan dengan cewek ribet ini. Saat Risky pacaran dengan Aletha saja, Aletha tidak semanja Gisel.

Gisela Dita : Ky, lo sibuk ya?

Risky Fahreza W : Yaudah gue anter. Prepare dulu.

Gisela Dita : Gue tunggu yaa❤

Risky hanya membaca balasan Gisel. Kalau saja pikiran dia sedang tidak kacau juga dia gak akan mau mengantar cewek itu. Risky pikir, dia memang harus keluar untung menenangkan pikirannya.

Cowok itu bangun dari duduknya dan segera mengambil handuk lalu memasuki kamar mandi.

20 menit berlalu. Risky sudah selesai dengan persiapannya. Di ambilnya kunci motor yang berada di atas meja beserta ponselnya. Cowok itu keluar kamar lalu menuruni anak tangga untuk keluar rumahnya.



****

Gue mohon kasih komen kalian disini yaaa!1!1 itu bikin semangat gue naikkkkk!!! Wkwk

Makasih untuk kalian yang udah nunggu cerita garing gue, cerita receh gue ini. Jujur gue mentok ide terus.

I love u so much guys!❤❤❤

Dear Aletha. [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang