Empat.

50.9K 1.9K 31
                                    

--

"Kata Tatha, tadi Risky kesini ya?"

Aletha mendengus mendengar pertanyaan yang dilontarkan Rani -mama nya- kemudian ia mengangguk. Sudah pasti anak kecil itu bakalan cerita ke Rani dan juga Eka -mama Tatha-. Letha menekan tombol pada remote tv nya, ia mengganti-ganti Channel yang menurutnya menarik.

"Kamu tumben di antar dia, katanya udah ngga saling tegur sapa lagi," ujar Rani yang kemudian kembali meneruskan aktivitas memotong Apel nya.

"Kayak nya udah balikan nih ya Tha?" Eka yang tadi nya berada di dapur, kini sudah berada di ruang tengah. Lalu, duduk disamping kakak nya; Rani.

Aletha melirik eka sekilas, kemudian mengambil apel yang telah dipotong mama nya.
"Engga akan lah,"

"Sok deh, padahal mah mau itu balikan sama Risky."

"Apaan sih tante ih. Oh, iya, Tatha dimana? Kok ngga ada suara nya?" tanya Letha, ia mengalihkan pembicaraan.

"Udah tidur." jawab Eka.

Letha mengangguk mengerti. Kemudian, cewek itu bangkit dari duduknya dan melangkahkan kaki menuju kamarnya yang berada di lantai dua.

Sesampainya dikamar, letha duduk di tepi kasur. Ia mengambil sebuah bingkai fhoto yang terpajang rapi di meja kecil samping kasur nya. Sebuah fhoto yang sudah dipajang sejak dua tahun lalu. Fhoto dirinya bersama cowok yang sampai saat ini tidak bisa dilupakannya.

Letha menarik nafas panjang dan memejamkan mata sebentar. Kemudian kembali menatap fhoto tersebut. Letha merasakan panas pada matanya, sedari tadi dia menahan air matanya agar tidak tumpah. Ia tidak bisa membohongi perasaannya, dia benar-benar Rindu Risky.

"Gue kangen lo," setetes air mata berhasil mendarat di pipi nya. Segera ia menghapusnya dengan punggung tangan.

"Sampai kapan ky? Sampai kapan gue terus-terusan kayak gini?" bodoh. Seharusnya, pertanyaan itu ditanyakan pada dirinya sendiri. Karena memang dia yang menginginkan ini semua.

"Gue sayang lo, entah sampai kapan perasaan ini bertahan buat lo," ia kembali mengusap pipinya. Tapi gagal, air mata nya justeru menetes lebih deras.

Aletha benar-benar merindukannya. Ternyata benar, saat seseorang sedang Rindu tetapi tidak tersampaikan, ia bisa saja menangis. Aletha memang selalu bertemu Risky. Tetapi rasa Rindu nya ini beda, ia sangat merindukan Risky yang dulu.

Risky yang selalu ada untuknya, Risky yang selalu menemaninya, Risky yang selalu rela menjemput atau mengantarkan ia pulang, Risky yang setiap saat main ke rumahnya, Risky yang selalu perhatian kepadanya, Risky yang selalu mencarinya ketika ia tidak ada kabar. Ia hanya ingin Risky yang dulu, bukan Risky dengan sikap nya yang sekarang. Karena cowok itu sekarang sudah berbeda. Sekarang, Risky tidak pernah menghubunginya, jangankan menghubungi, menegurnya saja tidak. Sikap Risky sekarang sangat cuek terhadap dirinya, bahkan mereka seperti orang yang tidak pernah mengenal.

Aletha mengembalikan fhoto tersebut ke tempatnya semula. Sudah cukup malam ini ia memikirkan Risky, cukup juga malam ini ia menangisi cowok itu. Mata nya sudah sembab, ia lelah. Letha melangkahkan kaki nya ke toilet yang ada di kamarnya, ia membasuh muka. Kemudian kembali lagi ke kasur. Merebahkan tubuhnya, manarik selimut dan terlelap.

**

Aletha sedang tiduran di atas kasur nya, cewek itu tidak menyadari ada yang membuka pintu kamar. Rahma dan yang lainnya mengendap mendekati posisi Letha berbaring. Belum sempat mereka mengagetkannya, Letha sudah lebih dulu menyadari keberadaan sahabatnya.

"Ah, gak seru lo. Baru aja mau kita kagetin." Rahma duduk di tepi tempat tidur.

"Cepet elah, udah jam berapa nih?"

Dear Aletha. [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang