Dua puluh.

34.9K 1.2K 36
                                    

Aletha tertawa mendengar cerita Fira tentang Risky yang selalu bertengkar dengan Amanda. Hubungan kakak beradik itu memang sangat lucu menurutnya. Risky yang cuek kadang selalu senang menjahili Amanda yang cerewet.

Risky berdehem di ujung anak tangga membuat Aletha dan Fira menoleh.

"Tante, Letha pulang dulu, ya," Aletha beranjak berdiri dari duduknya membuat Fira ikut berdiri juga.

"Kapan-kapan main lagi ya, Tha. Tante senang kalo Letha main." Fira mengelus kepala Aletha lembut seraya mengelus putrinya sendiri.

Aletha tersenyum menatap Fira. Aletha memang sangat dekat dengan wanita itu, bahkan Fira suka memarahi Risky jika dulu hubungan mereka sedang tidak baik. Kini semua hanya tinggal kenangan. Dia bahagia masih bisa bersilaturahmi dengan keluarga Risky.

"Iya, Tante. Tante, boleh Letha peluk tante?"

Fira tersenyum sambil merentangkan tangannya dan disambar oleh Aletha. Mereka berpelukan dengan lembut.

Di ujung tangga, Risky merasa gerah melihat adegan itu. Saat melihat Fira yang begitu sayang pada Aletha membuatnya ingin kembali pada Aletha lagi. Tapi itu tidak akan mungkin ia lakukan.

Aletha meregangkan pelukannya, kini dia menatap Fira tersenyum.

"Letha pulang ya, tante. Assalamualaikum," pamit Aletha sambil menyalami punggung tangan Fira.

"Waalaikumsalam," jawab Fira.

"Risky berangkat, Ma."

"Hati-hati ya, bang bawa motornya. Sering-sering ajak Aletha kesini."

Risky menghela napas berat, "iya, nanti hati-hati."

Setelah itu, mereka sudah berada di atas motor. Dengan kecepatan rata-rata Risky menjalankan motornya. Hening. Tidak ada pembicaraan di antara mereka.

Mau Aletha ataupun Risky sama-sama bingung harus bicara apa.

"Nyokap lo gak nyariin lo pulang telat?" Akhirnya Risky berhasil memecahkan kecanggungan di antara mereka.

Sejujurnya Aletha sangat bahagia sama sikap Risky hari ini. Dia seperti sudah menganggapnya teman bukan orang yang harus dijauhi.

"Tadi gue udah izin, kok," jawab Aletha.

Risky kembali fokus membawa motornya. Sekarang mereka sudah berasa di gang perumahan Aletha.

"Makasih, ya, udah anter gue," ucap Aletha saat sudah turun dari motor Risky.

Risky mengangguk sebagai jawaban.

"Hm, lo gak mampir dulu?" Tanya Aletha sambil menunjuk rumah nya.

Risky melirik rumah Aletha. "Gak usah, gue langsung pulang aja. Salam ya buat Tante Rani."

Aletha mengangguk. Risky kembali menyalakan mesin motornya lalu membunyikan klakson sebagai pengganti kata pamit.

Aletha menarik napas. Dia membuka pagar lalu kembali di tutup. Yang dia harapkan saat ini adalah Risky tetap bersikap seperti ini dan tidak berubah lagi. Kalau jadi Mantan seharusnya bisa menjadi teman baik, bukan?

**

"Cie yang kemarin di anter pulang sama ayang."

Sudah pasti itu Rahma yang meledeki nya. Kalau soal Risky dan Aletha, Rahma memang yang paling senang menggodanya. Tidak ada salahnya bukan, jika dia berharap hubungan mereka kembali lagi?

Aletha duduk di kursinya. Kursi sebelahnya masih kosong, itu berarti Lia belum datang. Sedangkan kursi di depannya sudah ada Ida dan Rahma yang saat ini sedang menghadap ke arahnya.

Dear Aletha. [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang