Bab 25 Rumah Camer!

1.9K 128 1
                                    

Sekali lagi, terimakasih yang udah selalu vote cerita ini di setiap part.

Satu vote saja sangat berharga sebagai penyemangat untuk aku nulis.

Selamat membaca!
Enjoy!

Salam Rindu,
Firda

_______________________________________

Rumah yang besar, bersih dan indah. Baru halaman depannya saja sudah memanjakan mata Sinta dan Siska kala memandang. Jajaran bunga-bunga dalam pot berjajar dengan rapi.

"Pangeran ganteng pulaaaaaaaang!"

Teriak Alno begitu membuka pintu rumah. Dia berjalan masuk dengan membawa kotak bungkusan kue. Begitupun Alden yang juga memegang sebuah bungkusan berwarna merah jambu di tangannya.

Si kembar mengekor di belakang dengan bimbang. Antara ragu mau masuk ke dalam atau memilih untuk kabur saja sebelum terlambat.

Dan begitu masuk, ternyata rumah ini dalamnya lebih rapi dan lebih bagus dari yang mereka bayangkan.

"Selamat datang adek-adek ipar!"

Terlihat seorang gadis berjalan mendekat ke arah mereka dengan wajah sumringah menyambut kedatangan si kembar.

"Para ibu cantik ada di mana, kak?", tanya Alno pada gadis itu.

"Bawa aja langsung ke belakang! Sana sana, hus!"

Alno dan Alden pun menurut mengikuti perintah atau yang lebih tepatnya usiran halus sang kakak. Meninggalkan Siska dan Sinta yang sekarang sedang bingung harus apa.

"Eh, ayo sini duduk"

Mereka pun duduk dengan patuh. Hanya tersenyum ramah lah yang bisa mereka lakukan saat ini.

"Emm, kenalan dulu kali ya biar enak. Aku Lintang. Jadi, ini mana yang Siska mana yang Sinta?"

"Hah?", ucap si kembar bersamaan.

Kaget saja ternyata Lintang sudah tau nama mereka. Mungkin Alno dan Alden sudah pernah cerita tentang mereka sebelumnya.

"Oh, aku Sinta kak"

"Aku Siska"

Lintang pun mengangguk paham. Senyum ramah tak pernah sekalipun luntur dari bibir Lintang.

Untunglah, si kembar tidak merasa terlalu kaku karena sikap Lintang yang ternyata hangat. Terlebih Lintang sudah mengenal mereka dari cerita Alno dan Alden. Mungkin.

"Eh iya, ini yang mana kakak yang mana yang adek, ya?"

"Hah?", ucap si kembar bersamaan lagi.

"Oh, dia kakak", ucap Sinta bersamaan dengan Siska yang juga berkata "Oh, dia adek" sembari saling tunjuk.

Lintang pun sontak tertawa karena jawaban si kembar yang selalu kompak sejak tadi.

"Lucu ya, jadi anak kembar. Barengan gitu"

Menyadari tingkah konyol mereka, si kembar langsung tertawa kikuk.

Kembar yang Dikembar-kembarkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang