Bab 36 Gimana, dong?

1.8K 140 6
                                    

          Setelah malam sebelumnya Sinta dan Siska harus dihadapkan pada situasi yang kurang mengenakkan, malam ini sepertinya tidak akan jauh berbeda dari sebelumnya.

Sejak si kembar baru saja bergabung dengan party, sampai detik ini pula mereka belum bisa menikmati suasana.

Mereka hanya memasang wajah-wajah seakan enjoy padahal didalamnya membatin.

Penyebab Siska mendumel saat ini tentu saja karena kehadiran Shasha. Dia bertingkah seolah anggrek sedangkan Alno adalah inangnya. Tidak pernah lepas barang sedikitpun.

Sementara Sinta kesal lantaran iri dengan pemandangan yang ia lihat. Wow, lihatlah mereka yang sedang memamerkan pacarnya masing-masing. Sedangkan Sinta? Dia bahkan sedang berada di titik paling jauh dari Alden. Cowok es itu mulai gesit ketika Sinta hendak mencuri kesempatan untuk mendekat.

          Kembali pada Siska yang asik mendumel dalam hati ketika tak sengaja matanya menangkap Alno. Kurang dari dua detik Siska langsung membuang muka. Shasha masuk kategori sesuatu yang membuat mata perih. Mereka bilang ini adalah pesta kecil-kecilan, namun menurut Siska ini lebih cocok disebut drama besar-besaran.

Di halaman belakang rumah Kinar ini terdapat dua gazebo di ujung. Dan keduanya penuh akan pasangan yang sedang saling pamer kemesraan. Ini maksudnya mengejek?

Mereka seakan berkata 'pacar gue nih, mesra kan kita?'.

Mungkin benar mereka tidak bermaksud menghina atau apa itu namanya. Tapi lihatlah, Siska bahkan sudah merasa terhina dengan menyaksikannya.

Dan kejamnya lagi, tadi sempat ada yang bertanya padanya. 'Weh, Sis. Kok lo nggak sama cowok lo, sih. Marahan, ya?'

Memangnya salah jika Siska duduk sendirian di bangku santai pinggir kolam renang seperti ini? Memangnya Siska juga harus memamerkan kemesraannya dengan Alno di depan mereka? Hubungan saja belum jelas, apanya yang mau dipamerkan? Status palsu?

          Vio dan Detta menghampiri Siska dengan membawa gelas minuman di tangan masing-masing. Vio duduk di samping Siska, sementara Detta lebih memilih untuk berdiri.

"Nyesel gue ikutan. Kerasa banget ngenesnya", keluh Vio memandangi pasangan-pasangan yang lewat di depannya.

"Tau! Nyiksa batin para jomblo aja sih", imbuh Detta yang seketika membuat Siska mencebik merasa sepemikiran.

"Ya, kalian juga. Udah tau jomblo, masih ngikut aja"

Mendengar itu justru membuat Vio meminum habis minuman merah di tangannya dalam sekali tenggak. Berbicara dengan Siska malah akan memperkeruh keadaan.

"Iye tau kita kalo situ udah punya pacar. Tapi gausah nyinyir juga itu mulut, mbak"

Oh, Siska lupa kalau yang mereka tahu, dirinya dan Alno berpacaran. Mereka tidak tahu saja apa yang sebenarnya terjadi sekarang. Tapi entah mengapa, Siska malah membiarkan mereka dengan pemikiran itu. Malas saja jika nanti mereka malah bertanya panjang lebar.

"Eh, Sis. Tapi itu si cewek muka tebel, lo biarin aja gitu nempel sama cowok, lo? Gue yang bukan ceweknya aja udah gatel pengen jambak rambutnya. Kok elo yang pacarnya masih anteng-anteng aje?"

Topik itu lagi. Sial!

Biarpun memberengut, tapi Siska tak urung juga ikut melirik ke arah yang ditunjukkan Vio tadi. Dan ya, dilihatnya di sana Shasha sedang berusaha nyempil di antara Alno dan teman-temannya. Wah, gadis itu sungguh punya tekat sekuat baja.

"Akhir-akhir ini juga gue perhatiin, lo sama Alno udah jarang bareng. Lagi marahan apa gimana nih?"

Ucapan Vio itu bukannya membuat Siska lebih tenang, justru lebih terasa menyubit perasaan Siska. Itu sama saja dengan mengingatkan kembali Siska pada masalahnya dengan Alno.

Kembar yang Dikembar-kembarkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang