Bab 29 Es Krim

1.9K 125 0
                                    

        Sinta bersama Vio dan juga Detta sedang bergurau di koridor depan kelas mereka. Menikmati semilir angin menyejukkan.

Tak lama setelah itu, muncul lah Vira dan Sitta dari ambang pintu kemudian menghampiri mereka bertiga.

"Kantin yuk! Laper gue"

Sitta mengamit lengan Detta dengan erat. Bermaksud untuk mengajak gadis itu dan yang lainnya untuk ke kantin menuntaskan demo cacing perutnya yang anarkis.

     Di tengah perdebatan kecil antara mereka, Siska juga baru muncul dari dalam kelas. Namun, saat dirinya tepat berada di ambang pintu, dengan angkuhnya Shasha menabrak bahu Siska lumayan keras dari arah belakang.

Siska pun sempat terdorong kecil dan mengaduh sakit. Kejadian ini dengan jelas dilihat oleh Sinta dan kawan-kawan secara live.

Dan dengan jelas pula terlihat Shasha sengaja melakukannya pada Siska. Terbukti dengan decihan sinis yang keluar dari mulut Shasha kala melirik Siska.

Tak mau merusak hari damainya, Siska acuh membiarkan Shasha melenggang angkuh menjauhinya. Untuk kali ini saja, Siska akan membiarkan gadis aneh itu lolos. Namun tidak untuk lain kali.

"Cewek gila kurang kerjaan", gumam Siska memandang Shasha malas.

"Nggak usah peduliin dia, Sis. Palingan juga iri karena pujaan hatinya udah milik lo", ucap Vira tepat ketika Siska berdiri dihadapan mereka semua.

"Apaan sih?"

Vira dan Sitta kompak mendengus sebal. Dari kemarin, mereka belum juga mendapat penjelasan eksklusif dari Siska perihal kejadian di kantin waktu itu.

Dan karena itu pula, sepagian ini mereka selalu mencucu tidak jelas karena Siska yang masih saja berkelit ketika ditanya tentang itu.

     Sinta tersenyum tipis diam-diam. Dia sudah mendapat penjelasan secara lengkap dari Siska. Karena itu, menurutnya sangat lucu melihat teman-temannya kekeuh menuntut pada Siska sementara dirinya sudah tau semuanya.

"Udah ah, kantin aja yuk! Eh tapi lo bedua jangan tengkar lagi yak! Awas aja!", ucap Vio menatap tajam si kembar.

Tak ada jawaban dari mereka berdua, hanya mencebik karena diperingatkan seperti itu.

Tepat di saat Siska hendak ikut melangkah bersama keempat temannya, Sinta mencegat tangan Siska.

Siska pun terbengong. Sementara keempat teman yang lainnya sudah menjauh, bahkan mereka berempat tak menyadari kalau si kembar tidak ikut berjalan bersama mereka.

"Apaan sih?"

Siska mengernyit heran pada Sinta yang masih setia mencekal pergelangan tangannya.

"Mau kemana?", tanya Sinta.

"Kantin lah!"

Sinta mengambil napas berat.

"Lo nggak liat tadi si kutu kupret juga ke kantin? Mau tawuran lagi lo sama Shasha kutu kupret? Gue sih ogah liatnya"

Siska berkacak pinggang tepat di depan Sinta. Memandang kembarannya itu penuh arti.

"Kalo gue tawuran ama tuh bocah, lo mau bantuin kagak?"

Kembar yang Dikembar-kembarkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang