Sidewalk

1.5K 107 11
                                    

Author's pov

Setelah mengirimkan pesan yang hanya berisi 4 kata tersebut, gadis bersurai pekat itupun segera mematikan handphonenya.

Entah apa yang sedang ia pikirkan sekarang. Rasanya segala hal yang berkecamuk liar dalam pikirannya terasa begitu berat dan sesak hingga membuatnya mati rasa.

Namun kenyataan yang baru saja ia alami itu benar-benar membuat dirinya harus menyadari bahwa ia sudah memutuskan semuanya. Ia harus benar- benar menjalaninya bagaimanapun takdir akan membawanya.

Angannya kembali melayang pada beberapa kepingan memori yang sempat terekam oleh pikirannya dan itu semakin membuat sesak ulu hatinya.

Sejenak ia menekan pelipisnya yang mulai berdenyut akibat tubuhnya yang kekurangan cairan. Beberapa detik kemudian, gadis itu beranjak ke kamar mandi dan memutuskan untuk sekedar mengguyur tubuhnya dengan beberapa air.

Berharap penat-penatnya dapat ikut terlarut dan menghilang bersama aliran air itu meskipun ia tidak yakin dapat sepenuhnya.

Gadis itu tampak terlihat lebih baik sekarang. Beberapa barang yang berada di dalam kardus telah terpindah ke tempat yang lebih baik meski belum sepenuhnya.

Beberapa potong kemeja dan baju sudah tertumpuk apik di dalam almari minimalis yang terletak di sudut ruangan. Hanya tinggal buku-buku setebal kamus yang masih tersisa.

Ia memang sengaja untuk tidak memindahkannya karena tidak ada tempat lagi.

Dia pikir ia harus membeli sebuah rak buku ukuran kecil untuk menaruh benda-benda yang akan menjadi hal vital itu untuknya.

Gadis itu berjingkat tatkala melirik jam weaker diatas nakas. I

a tersadar ketika mengingat ia belum memasukkan sepotong makananpun ke dalam perutnya.

Hyeri's pov

Aku bergegas mengganti pakaian yang kukenakan dengan t-shirt putih longgar dan jeans denim harianku.

Sebelum beranjak untuk keluar, aku menyambar handphone dan sebuah dompet yang tergeletak di atas tempat tidurku.

Tidak banyak yang kuinginkan saat ini. Kurasa melepas sedikit kebosanan dengan berjalan-jalan mengelilingi Seoul kali ini juga bukanlah suatu ide yang cukup buruk.

Langit warna lembayung muda yang berpadu dengan guratan awan biru dan udara hangat yang terbawa oleh angin senja benar-benar membuat moodku sedikit naik tatkala aku sudah berada di luar apartemen itu.

Bahkan ini jauh lebih baik daripada harus duduk menghadap jendela yang sama sekali tak menarik dengan beberapa hal yang begitu cepatnya berlalu.

Dan menghirup udara saat ini, Rasanya aku akan dengan mudahnya melupakan hal-hal buruk yang beberapa hari terakhir bersarang disekelilingku.

Tanpa berniat membuang-buang waktuku, akupun menyusuri sidewalk Seoul yang tampak sedikit ramai.

Beberapa orang berjalan kaki sepertiku dan beberapa kelompok remaja asyik bergurau diatas skateboard nya berlalu lalang.

Ah, mengingat skateboard, aku sangat menyukainya. Namun sayangnya aku tidak bisa memainkannya meskipun sudah berulang kali aku mencobanya.

Bahkan aku mempunyai sebuah papan skate tersebut yang merupakan hadiah ulang tahunku ke 14 dari mendiang ayahku.

Aku selalu berlatih setiap akhir pekan bersamanya dan setiap pekan pula tak jarang lututku terluka karena jatuh setiap kali kami latihan.

Hingga aku menyerah dan memutuskan untuk berhenti belajar skateboard tatkala pergelangan kakiku terkilir.

HEAL || BTS Jungkook FF || Completed ✔ || Telah Terbit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang