Paper Bag

348 26 23
                                    

"Apa kau member termuda di grup mu?"

Jungkook melirikku singkat lalu mengangguk kecil.

"Ya. Aku member termuda disana. Apa kau tahu jika mereka begitu menyayangiku sampai begitu khawatir jika ada hal buruk terjadi padaku" ungkapnya.

"Ah. Bahkan mereka begitu khawatir jika kemarin aku tidak bisa tampil dengan sempurna akibat insiden itu"

Ah, aku ingat. Di konser kemarin memang dia sedikit tidak banyak gerak. Kupikir karena tubuhnya masih sedikit sakit.

"Gwenchanaya. Kau sudah melakukan yang terbaik. Aku yakin mereka akan memahaminya meskipun tidak tahu kebenarannya."

"Aku berusaha untuk itu" Pemuda itupun tersenyum.

"Ngomong-ngomong, bagaimana kau tahu kami mengadakan konser. Apa aku pernah mengatakan padamu sebelumnya? Atau apa kau datang kesana?"

Astaga. Kenapa juga dia harus menanyakan hal seperti itu padaku.

"Hei. Kau mendengarkanku?" tanyanya sekali lagi.

Sejujurnya aku sedikit gugup dengan pertanyaannya. Bisa-bisa dia berpikir jika aku menyukainya jika aku mengatakan aku datang ke konser mereka.

Tapi siapa peduli.

"Aku hanya menemani temanku melihat kalian. Jangan berpikir yang tidak-tidak" kataku kesal.

Seketika, Pria aneh itu tertawa tertahan.

"Tertawalah sepuasmu. Aku berbicara hal yang sebenarnya, Jungkook-ssi"

"Aku tidak sedang menertawakanmu. Sungguh. Tapi kupikir itu sangat lucu dan tidak masuk akal. Ah, baiklah lupakan saja"

"Jadi, bagaimana menurutmu penampilan kami?"

"Bagus. Tapi mungkin kalian bisa lebih bagus lagi setelah itu" ujarku.

Beberapa saat kemudian,  kami hanya diam. Jungkook tengah sibuk dengan handphonenya.

Sepertinya ada beberapa hal yang harus dilakukannya mengingat dia adalah orang yang cukup sibuk.

Sesekali wajahnya berubah serius. Sesekali pula segaris senyum tipis menggurat di bibirnya.

Aku memperhatikannya diam-diam dan juga mencoba berkutat dengan handphoneku. Membuka tutup aplikasi yang ada disana meskipun tidak ada hal yang menarik apapun selain berita-berita politik atau deretan iklan.

"Hyeri-ah. Kau adalah gadis kedua yang kutemui setelah aku menyelesaikan debutku" ujar Jungkook tiba-tiba.

"Jinjja-yo?  Siapa gadis yang pertama?" tanyaku penasaran. Jungkook hanya tersenyum sekilas.

"Entahlah. Aku banyak membuat kesalahan padanya"

Aku mengerutkan keningku.

"Aku tidak mengerti ucapanmu. Memangnya apa yang telah kau lakukan padanya?"

"Tidak ada. Mungkin aku terlalu membosankan. Lagipula dia sudah memiliki kekasih sekarang" ujar Jungkook lirih. Air mukanya berubah murung saat mengatakannya.

Tentu saja aku tertawa. Sepertinya dia sedang berusaha mencari teman mengobrol tentang cinta.

Ah. Kau salah jika berbicara denganku, Jungkook. Bahkan aku belum pernah jatuh cinta.

"Apa kau menertawaiku?" tanya pria itu. Aku menggeleng kecil.

Aku tidak mengira jika seorang Jeon Jungkook pun dapat sakit hati.

HEAL || BTS Jungkook FF || Completed ✔ || Telah Terbit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang