Happiness

335 28 7
                                    

Aku menatap kosong lantai di bawahku. Sungguh, itu sama sekali bukan alasan yang tepat kenapa aku berada disini.

Pria paruh baya itu menatapku dengan garis rahangnya yang keras membuatku semakin enggan untuk mengucap barang sepatah kata.

Aku baru tahu jika teror itu tak hanya mengarah kepadaku. Tetapi juga PD nim.

"Jadi, sebenarnya apa masalahmu? Apa kau masih menemui gadis itu?"

"Ahjussi. Percayalah padaku. Aku tidak menemuinya. Hubungan kami benar-benar sudah berakhir. Aku bahkan sangat yakin jika dia tidak ingin lagi mengenalku"

Lagi-lagi pria itu mengangguk pelan. Namun aku yakin ia masih bersikeras menganggapku berbohong.

"Baiklah. Kuharap kau berkata jujur. Cepatlah istirahat. Ada hal yang harus kita lakukan setelah ini" ia tampak tersenyum tertahan. Dengan pikiran yang berkecamuk, aku segera bergegas meninggalkan ruangan itu.

"Eomma, pekan depan aku akan pulang"
-

Udara siang yang tak begitu panas dan angin yang terus bertiup cukup kencang membuat Hyeri harus berkali-kali merapikan anak rambutnya yang berantakan.

"Ah. Rasanya jariku akan patah sebentar lagi" Ujar Hyeri sembari merentangkan tangannya lebar setelah berhasil menyelesaikan makalahnya yang berlembar-lembar.

"Kau benar. Rasanya saraf otakku juga akan putus" sahut Haneul. Gadis itu berkali-kali mengucek matanya yang mulai merah karena terus menatap layar laptopnya sepanjang hari.

"Berhentilah mengeluh dan cepat selesaikan saja. Aku hampir selesai di bagian akhir" Ujar Soohyun santai. Gadis itu menutup laptopnya sebelum beralih pada iced lattenya.

"Aku baru saja selesai" ujar Hyeri puas.

"Aku akan melanjutkannya nanti. Ada beberapa sumber yang belum kutuliskan" Haneulpun menyerah dan ikut menutup laptopnya.

"Aku rasa percuma ada hari libur jika kita harus mengerjakan makalah seharian. Jika disuruh memilih aku lebih senang dikelas dan tidur sembari mendengarkan Choi-nim mendongeng" lanjut gadis itu.

"Ah, ayolah. Kita bisa pergi setelah ini dan menunda tugas kita hingga besok pagi. Kurasa tidak masalah" Ujar Soohyun semangat.

"Benar juga. Mungkin Soohyun akan membelikan sesuatu untuk kita. Benar bukan, Hyeri?" Ujar Haneul yang langsung dilempar tatapan maut oleh Soohyun.

"Bahkan ayahku belum memberikanku uang tambahan minggu ini" Runtuk Soohyun.

"Ah. Jangan khawatir. Bukannya kau selalu bilang pacarmu akan selalu mengirimu uang saat pulang?" Goda Haneul sembari mencubit kedua pipi gembil Soohyun yang membuat Soohyun tertawa lebar.

Hyeri tampak sedikit terkejut mendengarnya. Bukan apapun, hanya saja gadis itu tidak tahu jika Soohyun ternyata telah memiliki seorang kekasih.

"Soohyun memiliki kekasih? Kenapa kau tidak memberitahuku? Siapa dia?" tanya Hyeri antusias. Sementara kedua gadis yang berada dihadapannya tertawa semakin keras.

"Yak! Kenapa kalian tertawa? Apanya yang lucu?"

"Kau lucu sekali. Sangatttt lucu" Soohyun dan Haneul pun menarik pipi apel Hyeri dan membuat Hyeri berteriak kesakitan.

"Bodoh! Tentu saja Jimin kekasihku. Apa aku belum pernah mengatakan padamu sebelumnya?" Soohyun tersenyum puas.

"Yak! Dasar kalian para gadis aneh. Aku kira kalian benar-benar memiliki kekasih dan menyembunyikan hal itu dariku" Hyeri melengus kesal.

HEAL || BTS Jungkook FF || Completed ✔ || Telah Terbit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang