Hard

292 23 15
                                    

-that time
Keduanya menunggui gadis kecil malang itu dengan gurat wajah yang begitu sedih.

Sang wanita tak juga menghentikan isaknya seiring bahunya yang tergerak naik turun. Sementara sang laki-laki mendekap tubuhnya. Menenggelamkan wajah cantik wanitanya ke dalam dada nyamannya. Mengusap surainya dengan lembut dan menggumamkan kata yang menenangkan.

"Jangan menangis. Ia akan segera pulih" bisiknya.

Pria itu menuntun wanitanya untuk duduk disamping ranjang. Dengan harap agar keajaiban datang pada mereka secepatnya.

Rasa cemas kian menumpuk didalam hati seiring dengan tetes tetes cairan infus yang terdengar di ruangan putih bersih itu.

Jarum jam yang bergerak tanpa henti, memutar waktu hingga tanpa sadar gadis malang itupun terbangun dari tidur panjangnya.

Tangan lembut itu tergerak bersamaan dengan hazel sendu yang menyipit di balik kelopak matanya.

Sang wanita yang melihat gadis kecilnya telah terbangun, tersenyum senang hingga membuatnya kembali menangis haru.

"Hyeri-ah. Kau kembali, sayangku. Seung min-ah. Dia terbangun" ujarnya parau. Ia berkali kali mengusap lembut surai gadis kecilnya itu.

Pria yang dipanggilnya Seung Min itu segera mendekat dan menekan tombol hijau. Memanggil dokter untuk segera melihat kondisi malaikat malang kecilnya itu.

"Seung Min-ah. Dia baik-baik saja. Dia telah baik-baik saja"

Sementara gadis itu belum mengucap apapun selain memandangi keduanya.

"Jangan khawatir. Kami disini bersamamu. Kau tidak akan sendirian, sayang. Kami akan menjagamu"

Entah apa yang ia pikirkan.

Setetes kristal bening yang tersudut di hazel pekatnya mengalir lembut menyusuri lekuk pipinya.

Bibir mungil itu hendak mengatakan barang suatu kata, namun rasanya rasa sakit yang menumpuk membuatnya urung untuk melakukannya.

Terlebih pada bagian lehernya yang teramat mati rasa.

Bahkan diantara kesedihan dan kebahagiaan, air mata itu tidak lagi bisa terbaca dengan jelas.

Setidaknya, ada yang harus disyukuri karena beberapa hal yang baik-baik saja.
-
Sejujurnya pemuda itu tidak benar-benar memejamkan matanya di balik jaketnya.

Ia masih saja betah memandangi tubuh lelah sosok yang duduk membelakanginya di depan pria paruh baya yang terbaring itu.

Di sofa lain, perempuan paruh baya itu masih meringkuk dengan raut wajah sembab dan terlihat lelah.

Oh Tuhan, itu membuat Jungkook rindu dengan ibunya.

Lepas dari kedua hal itu, getar handphone dari kantung jaket tebalnya tiba-tiba membuat Jungkook sedikit menggeliat dan membenarkan posisinya.

Sebuah panggilan tak terjawab dan puluhan pesan memenuhi layar notifikasinya.

Sebagian besar adalah balasan dari agensi dan beberapa pesan ibunya.

Yoongi Hyung:
Tidak ada info apapun. Nikmati saja liburanmu'

Tae Hyung:
Aku juga baru saja sampai di daegu. Kami bahkan liburan tanpamu'

Sejin Hyung:
Baiklah. Jaga dirimu'

Eomma:
Mengapa belum juga sampai? Apa ada sesuatu hal yang buruk? Mengapa kau mengabaikan pesan ibu? Mengapa kau tidak mengangkat telepon dari ibu?'

HEAL || BTS Jungkook FF || Completed ✔ || Telah Terbit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang