Concert

393 34 10
                                    

Angin bertiup cukup kencang. Gadis itu merapatkan syal putih yang melilit lehernya. Beberapa kali ia menggosokkan tangan sembari mempercepat langkahnya.

Ia tidak mau terlambat kali ini atau ia akan kena omel yang cukup panjang dari seseorang yang cukup baik padanya sampai saat ini.

Namun, langkahnya terhenti tatkala seseorang memanggilnya. Gadis itu sedikit terkejut.

Silyehamnida. Apa kau mahasiswa disini?” tanya seseorang yang bertubuh sedang dengan tuksedo hitamnya. Sementara di sampingnya, pemuda bertubuh kekar dengan setelan hitam tampak mengawasi sekitar. (Permisi)

Gadis itu mengangguk ragu. Takut hal yang buruk terjadi.

Satu detik, dua detik. Tidak terjadi apa-apa.

Pria paruh baya itupun mengeluarkan selembar foto dan menunjukkan padanya.

Apa kau pernah melihat gadis ini?” tanyanya kemudian.

Seakan tidak percaya dan sedikit bingung dengan hal yang baru saja ditanyakan sebelum gadis itu menjawab seseorang memegang pundak gadis itu dan merengkuhnya.

“Tidak. Dia tidak mengenalnya” ujar pemuda itu kemudian. Kedua pria itu mengangkat alisnya.

Tapi kurasa aku tahu siapa dia” lanjutnya.

Gadis itu menatap sang pemuda. Ada hal yang ganjal terjadi. Namun ia tidak tahu pasti apa itu.

Bisa kita bicara, anak muda?” tawar salah satu pria paruh baya itu sembari menyodorkan selembar kartu nama. Segaris senyum terllihat di bibir pemuda itu.

Aku akan segera kembali. Kkaja!” ujarnya sembari menggandeng gadis itu.

Oppa. Apa yang kau bicarakan? Aku pikir ini bukan hal baik” gadis itu cemas. Ia berusaha melepaskan genggaman seorang yang dipanggilnya Oppa tersebut.

Akan jauh lebih baik lagi jika kau bisa lebih terkenal dibandingkan si Brengsek itu. Kau tahu aku tidak akan melepaskannya?

Geumanhae. Nan Gwenchana”

Author’s POV

Tiga hari berlalu. Tidak ada yang berubah pada hari-hari yang dilalui gadis itu setelah beberapa kejadian aneh yang akhir-akhir ini memang mengusiknya.

Ia masih saja merasa di ikuti orang yang tidak dikenalnya. Terlebih setelah tadi malam bibinya menyuruh Hyeri untuk kembali ke Bussan dengan alasan bahwa gadis itu tidak aman. Banyak pesaing bisnis perusahaan yang mengincar gadis itu semenjak kekuasaan perusahaan dialihkan pada paman dan bibinya itu.

Tapi bukan Hyeri jika ia tidak bersikukuh untuk tetap tinggal dan berkata bahwa tidak akan ada yang mengenalnya.

Oh. Sungguh. Ia yakin Tuhan akan selalu melindunginya dimanapun ia berada.

Seperti biasaanya, ia masih saja terlelap dia atas rooftoop yang dingin setelah kelasnya berakhir dan mengerjakan paper-paper yang sempat berantakan beberapa hari yang lalu dan mulai menumpuk.

HEAL || BTS Jungkook FF || Completed ✔ || Telah Terbit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang