Answer

270 25 24
                                    

Jika bahagia menurut definisi Jimin adalah melihat orang dicintainya tersenyum, maka itu adalah definisi terbodoh yang pernah diungkapkan olehnya.

Ya!

Jimin bodoh. Seperti yang dikatakan Taehyung waktu itu.

Tapi sayangnya ia tidak bisa melakukan apapun. Bahkan Jimin sadar jika dirinya itu bodoh.

Sekarang, pemuda itu hanya duduk dengan senyumnya yang belum pudar dari wajahnya di depan Hyeri dan tangannya sibuk merapikan surai coklatnya yang sebenarnya tidak berantakan.

Mereka tidak memesan makanan apapun kecuali hot latte yang hampir dingin karena sedikit diabaikan.

Beberapa menit yang lalu, Hyeri mengatakan semua nya pada Jimin. Hyeri pikir itu keputusan yang tepat karena Jimin teman dekat Jungkook dan juga Jimin adalah teman yang baik untuk Hyeri.

Well, tentu saja setelah gadis itu mengatakannya pada Soohyun. Jika dipikir-pikir Jungkookpun juga akan mengatakannya pada Soohyun.

Namun tanpa Hyeri sadari, hal itu justru membuat Jimin benar-benar sedih.

Sekarang Jimin tahu, mengapa Jungkook sering bertengkar dengan ibunya. Jungkook menolak kembali pada masa lalunya karena ia mencintai Hyeri.

Mungkin seperti itulah kebenarannya. Dan itu membuat Jimin hampir gila setengah hidup.

Well, bagaimana bisa keadaanmu baik-baik saja saat orang yang kau cintai dengan terang-terangan menceritakan orang lain di depanmu?

Tapi Jimin adalah Jimin. Ia bahkan terlampau bodoh untuk menyimpan semua perasaannya.

"Aku senang jika kau bahagia. Ah, mungkin aku akan memberitahu Jungkook jika sebenarnya aku mengenalmu. Jadi aku akan memastikan dia benar-benar menjaga bidadari ini dengan baik"

Ujar Jimin. Pemuda itu terseyum dengan manisnya. Membuat kedua maniknya menghilang.

Hyeri hanya terseyum.

"Kurasa fansmu akan berkurang setiap harinya jika kau terus menggombali para gadis yang kau temui" goda Hyeri. Ya. Gadis itu tersenyum ketika ingat Soohyun sekarang menyukai Suga, bukan Jimin.

"Aku tidak peduli. Jika ada fans baru sepertimu tidak masalah. Aku akan menari seharian nanti" bantah Jimin, membuat Hyeri tertawa keras.

"Aku pikir kau sering berlama-lama menari. Aku jadi ingin melihatmu menari"

"Aku akan menunjukkan padamu suatu saat nanti. Maka jadilah fans ku" tawar Jimin. Dan lagi-lagi, Hyeri hanya tertawa.

Inilah yang Hyeri suka dari Jimin. Dia adalah moodbooster baginya.

"Kalian benar-benar sibuk. Jadi sebaiknya kau maupun Jungkook harus menjaga kesehatan" ujar Hyeri lembut.

Entah sejak kapan emosi Hyeri tidak lagi memuncak setiap kali bertemu dengan Jimin.

-

Usai pertemuannya dengan Hyeri beberapa jam yang lalu, pemuda itu kembali ke dorm dengan suasana hati yang kacau.

Meskipun ia berusaha keras menutupinya, tetap saja anak-anak lain sedikit curiga dengan sikapnya.

Berbeda dengan Jungkook, pemuda itu justru terlihat sedikit bahagia meskipun baru saja ia terlibat masalah dengan ibunya lagi.

"Kau darimana? Apa kau baik-baik saja?" Tanya Taehyung sambil lalu ketika Jimin menyandarkan dirinya di sofa, menggeser tubuh kecil Yoongi yang tengah meringkuk sembari memainkan handphone nya.

"Aku tidak sengaja membeli tteokbokki" Jawab Jimin sembari menunjuk sebuah kantong putih diatas nakas itu dengan dagunya.

Ah. Itu hanya alibi Jimin saja agar bertemu gadis itu.

"Wah, Jimin selalu tahu jika aku sedang kelaparan" Ujar Seokjin. Iapun menghampiri kantung yang dimaksudkan dengan Hoseok dan Taehyung yang mengekor dibelakangnya. Lalu dengan segera membawanya turun untuk di makan bersama-sama.

"Kau tidak bergabung dengan mereka, Hyung?" dan tentu saja kalian sudah tahu apa jawaban darinya.

Daripada makan, ia akan lebih memilih untuk tidur.

Jimin hanya tersenyum kecil. Ia kemudian mengambil handphone dari dalam saku celananya.

Namun entah mengapa ia mendadak malas sekali untuk memainkan benda pipih itu meski hanya sekedar membuka akun twitter Bangtan.

Terlebih tatkala ia melihat Jungkook yang tengah duduk bersandar di sisi dinding lain mengunyah tteokbokki dan bermain dengan handphonenya. Sesekali pemuda itu juga tersenyum.

Yoongi melirik Jimin sekilas dengan ekor matanya yang kecil dan ia dapat menemukan gurat kesedihan disana.

"Kau yakin baik-baik saja?" Tanya pemuda itu lirih. Jimin melihati Yoongi dengan sedikit terkejut.

"Im not fine but, its okay" Ujar Jimin dengan aksen Inggrisnya yang terdengar lucu. Ia terseyum kecil membuat Yoongi mendengus kesal.

"Yak! Dasar, bodoh. Aku serius" Kali ini Yoongi menoyor dahi Jimin dan justru itu membuat Jimin tertawa.

"Ah, Hyung. Kau membuatku takut" Yoongi hanya memutar bola matanya.

"Minggir sana. Aku ingin tidur" Ujar Yoongi ketus. Namun Jimin lagi-lagi tertawa karena berhasil membuat pemuda itu kesal.

Jimin menyandarkan kepalanya di tubuh Yoongi yang meringkuk.

"Hyung, aku pikir aku terlambat untuk jatuh cinta" ujar Jimin lirih. Namun tidak ada respon apapun dari Yoongi.

Dan setelah Jimin sadar, pria berkulit seputih susu itu telah terlelap dengan nyenyaknya.

Jimin hanya tersenyum sekilas sebelum mengaktifkan kembali handphonenya.

Jemarinya menelusuri galeri di handphonenya yang penuh dengan foto-foto.

Hingga pada slide entah yang ke berapa, jemarinya terhenti pada sebuah foto siluet dibalik senja dan rimbun pepohonan.

Gadis itu tengah terlelap dengan anggunnya. Rambutnya yang lebat terurai sedikit menutupi sebagian wajahnya.

Namun Jimin masih dapat mengingat wajah cantik gadis itu diantara matahari yang mulai sekarat kehilangan cahayanya.

Entah mengapa hal itu membuat Jimin terseyum bahagia atau justru sebaliknya.

Sekarang, ia telah mendapatkan jawaban mengapa ia selalu ragu dengan perasaannya pada gadis itu.

She's never love him.

'Bahkan aku baru saja menggenggammu sebelum aku benar-benar harus melepaskanmu'
.
.
.
TBC.
😶😶
Jimin sama aku aja :"
Hehe..

-adorablekthjjk

HEAL || BTS Jungkook FF || Completed ✔ || Telah Terbit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang