Bouquet

274 23 21
                                    

Hyeri, gadis dengan surai pekat itu segera memasukkan beberapa bundel laporan kedalam tas punggungnya tatkala melirik jam yang melingkar ditangannya.

Beberapa menit yang lalu bibinya selesai menelepon.

Gadis itu tersenyum cerah karena keadaan kini telah membaik. Pamannya telah kembali kerumah meski masih melimpahkan beberapa pekerjaan pada Yoojun Biseo-nim. Pria paruh baya itu memang salah satu orang kepercayaan paman.

Ia buru-buru keluar dengan menyambar sebuah kotak susu coklat dingin dari dalam lemari es.

Bulan ke dua belas memang segera datang. Langit tidak begitu cerah sementara suhu mulai turun seiring hela napasnya meski keping keping salju belum juga jatuh.

Halte itu tidak cukup ramai. Hyeri memilih duduk diujung salah satu bangku, disamping wanita muda dengan seorang anak laki-lakinya.

Beberapa orang terlihat sibuk dengan obrolan mereka masing-masing, entah tentang kondisi pemerintahan dan mungkin juga beberapa perusahaan properti yang kini tengah bersaing.

Seorang wanita tua dan anak gadisnya terlihat asyik bersantap sepotong roti sembari bercengkrama.

Dan seorang kakek tua serta dua orang pemuda berseragam sekolah menengah atas terlihat akrab saat mendebatkan sebuah berita dari koran pagi yang masih hangat.

Semua memang terlihat bahagia. Mungkin juga Hyeri.

Gadis itu menyelipkan sepasang headset dan mulai memutar playlist nya yang kini telah penuh dengan lagu-lagu milik bangtan.

Oh, ayolah. Hyeri masih sama. Dia bukan seorang fangirl.

Tapi kau tahu, diam-diam ia pun penasaran hingga akhirnya memutar beberapa alun melodi milik boyband yang tengah naik daun itu.

Kau tahu siapa pelaku dibalik semua ini? Tentu saja Park Jimin.

Pria itu mengirimi beberapa lagu setiap malam untuk diperdengarkan.

Pemaksa memang.

Ngomong-ngomong tentang Jimin dan Jungkook, Hyeri bahkan terlihat akrab dengan keduanya.

Meskipun ia sendiri tidak tahu apakah diantara mereka ada yang sudah menyadari atau tidak. Yang jelas, Hyeri pasti akan mengatakannya.

Tidak enak bukan jika kau berteman dengan seseorang yang dekat dengan temanmu tanpa sepengetahuannya?

Hingga tak lama kemudian, sebuah notifikasi muncul di layar handphone nya.

Jkjeon : Selamat pagi, Jung Hyeri. Desember akan datang. Apa kau ada rencana untuk menyambutnya? Bagaimana jika kita berkencan?

Hell, Hyeri tidak bisa menyembunyikan wajahnya yang kini telah merona.

Sepertinya dahi seorang dibalik pesan itu sedang terbentur tembok.

Bibir gadis itu sedikit tertarik keatas. Belum sempat mengetikkan pesan balasan untuk pemuda Jeon itu, sebuah bus yang ia tunggu telah datang.

Cepat-cepat gadis itu memasukkan handphonenya kedalam saku blazzernya dan naik.

Tanpa gadis itu sadari, seorang dengan penampilan serba hitamnya tengah memperhatikan seluruh gerak-gerik gadis itu dari halte sebrang.

Sungguh, ini bukan hal yang baik.

Gadis itu memilih duduk di kursi ketiga dari pintu depan di bagian kanan.

Pukul masih cukup pagi hingga udara belum juga menghangat.

HEAL || BTS Jungkook FF || Completed ✔ || Telah Terbit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang