Move

2.2K 126 33
                                    

Aku terjaga ketika merasakan seseorang menepuk pelan bahu kiriku.

Beberapa kali aku mengerjap- mengerjapkan mataku untuk mencoba beradaptasi dengan sinar terang yang mulai merasuki retinaku meski masih menguap menahan kantuk yang belum sepenuhnya menghilang.

Aku melirik sekilas arloji yang melingkar di pergelangan tangan kiriku dan masih menunjukkan pukul 2.35 p.m KST. Aku baru tersadar jika aku sedari tadi tertidur cukup lama.

"Apa kau tidak ingin turun, nona ? Kita sudah sampai " ujar seorang wanita paruh baya dengan senyum cerah yang tak lepas dari wajahnya ke arahku.

Ia jauh terlihat lebih muda dari yang sebagian besar orang bayangkan meskipun usianya hampir menginjak setengah abad bulan depan.

Garis- garis penuaan di sekitar matanya seakan menghilang saat ia tersenyum.

Jika dilihat-lihat sosoknya benar-benar mencerminkan gambaran wanita keibuan. Sungguh. Itu mengingatkanku pada ibuku.

Kami sempat bercakap- cakap beberapa waktu yang lalu sebelum suasana berhasil dengan mudahnya membuatku terlelap sepanjang perjalanan ini.

Meskipun jarak antara Busan- Seoul tergolong tidak begitu jauh, namun dengan pikiran yang berat membuatku dengan mudahnya hanyut dalam fantasi semuku.

Terlebih udara Seoul yang mulai memasuki musim gugur benar-benar membuat mood seseorang dengan mudahnya berubah dengan udara yang melelahkan.

Aku melepaskan sepasang headset yang terselip di telingaku sedari tadi.

Beberapa lagu ballad yang sengaja kuputar dalam playlist sudah terhenti entah sejak kapan.

Aku memang menyukai beberapa lagu bergenre poprock seperti milik day6 dan beberapa lagu pop barat. Namun tidak bisa kusembunyikan jika lagu ballad akan lebih disukai banyak orang jika mood mereka benar- benar ingin.

"Terimakasih, ahjumma sudah membangunkanku. Kurasa aku sudah terlalu lama tertidur." ucapku sekilas sembari membalas senyum cerahnya.

Aku merapikan anak rambut yang mulai berantakan. Ia mengulurkan tangannnya dan meletakkan di punggung tanganku. Senyumnya kembali terkembang. Benar-benar wanita yang penuh kehangatan.

"Aku tahu semua terlalu berat untukmu. Semoga kau bisa melewatinya. Sampai berjumpa lagi" ujarnya lirih.

Aku tersenyum dan membungkuk. Ya. Aku memang hampir saja menceritakan apapun yang terjadi.

Sangat sederhana, karena sejujurnya aku bukanlah tipikal gadis yang senang membagi masalahku dengan siapapun.

Namun entah mengapa kali ini aku benar-benar ingin membaginya. Aku tidak peduli apakah ia hanya mendengarkanku atau memang peduli. Bahkan aku tidak peduli lagi dengan diriku sendiri.

Wanita itu menarik koper abu-abunya dan membawa kedua tungkainya pergi setelah selesai dengan beberapa urusannya.

Setelah sadar bahwa aku menyia-nyiakan waktu 2 menit yang berharga disini tanpa berbuat apapun, Aku segera mengambil slingbag biru dan juga kamera  sebelum petugas  kereta api menghampiriku.

Seoul tak banyak berubah semenjak 3 tahun terakhir aku mengunjunginya. Hanya ada beberapa bangunan gedung pencakar langit yang baru dibuat. Dan selebihnya kurasa sama atau mungkin dengan aku saja yang tidak begitu memperhatikannya dengan baik sebelumnya.

Sekitar 20 menit berlalu, taksi yang membawaku dari stasiun Seoul telah sampai didepan apartemen keluargaku sebelum kami pindah ke Busan waktu itu.

HEAL || BTS Jungkook FF || Completed ✔ || Telah Terbit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang