Problem

474 40 22
                                    

Hyeri terjaga tatkala ia merasakan kram di kakinya. Ia baru tersadar jika ia tertidur dengan posisi terduduk dengan kepala bersandar di bibir tempat tidur saat menunggui pemuda itu dengan pakaian yang bahkan belum sempat ia ganti.

Ia melirik jam diatas nakas yang baru menunjukkan pukul 2 a.m KST. Namun rasanya ia sudah lama tertidur.

Netranya kembali fokus pada sosok yang masih terlelap di depannya. Sedetik kemudian, gadis itu mengulurkan telapak tangannya ke dahi pemuda itu.

'Demamnya masih belum juga turun'

Hyerispov
Aku menjauhkan telapak tanganku dengan sedikit gusar. Ada sedikit rasa khawatir dan juga takut yang menyelinap.

Tentu saja.

Bagaimana jika dia tidak sembuh ?

Bagaimana jika ia tidak akan terbangun?

Atau bagaimana jika ia mati ?

Apa yang harus kulakukan ?

Ah, tidak. Tidak! Hentikan pikiran buruk itu. Aku pikir dia tidak akan mati semudah itu bukan ?

Ah, entahlah. Aku rasa aku benar-benar mengalami masalah dengan kesehatanku akhir-akhir ini.

Tanpa berpikir lebih jauh, aku mendekatkan jemariku di depan hidungnya, dan syukurlah aku masih dapat merasakan hembusan napasnya yang hangat.

Ah. Bahkan aku tidak tahu apa yang harus kulakukan selanjutnya. Aku mencabut charger dari handphone ku dan membuka aplikasi Line yang sudah penuh dengan notifikasi.

Tidak ada hal penting lain kecuali puluhan spamchat dari kedua gadis gila itu. Ah, tunggu. Apa aku baru saja mengatakan sahabatku gila ? Maksudku Seorin dan Soohyun.

Aku menekan dial pad di kontak Seorin. Beberapa terdengar sambungan. Namun dia tidak juga lekas mengangkat teleponku.

Aku benar-benar bodoh. Sungguh. Bagaimana bisa aku berpikir gadis itu akan mengangkat telepon malam-malam seperti ini ?

Jemariku segera membuka chatroom Seorin.

Geunyang, apakah aku harus memberi tahu Seorin tentang hal ini ? Apakah dia akan mempercayaiku ? Tapi masalahnya. Aku bahkan tidak tahu siapa nama pemuda ini.

Aku mengurungkan niatku untuk mengirimkan chat pada Seorin. Kupikir sekarang bukan hal yang tepat untuk mengatakan hal ini.

Lagi pula aku tidak yakin semua akan baik-baik saja. Maksudku, aku tidak tahu apa yang akan terjadi setelah ini.

Akupun mengetikkan beberapa huruf di kolom pencarian Naver. (Korean search engine)

B T S

M E M B E R

M E M B E R

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Authorspov

"Aku pergi. Sampai jumpa" ujar seseorang pemuda di balik pintu itu. Senyumnya terkembang tatkala ia melambaikan tangannya.

"Josimhae, aku akan segera menyusul" (careful) balasnya.

Pemuda itu mendesah panjang. Membuang sisa napas yang terasa berat mengisi paru-parunya.

Manik pekatnya menatap sudut-sudut kamar yang tak begitu luas dan penuh dengan barang itu.

Kamar ini telah benar-benar kosong sejak beberapa jam yang lalu. Namun pemuda ini bahkan masih belum juga beranjak dari duduknya.

Hingga tak sampai beberapa menit berlalu, iapun segera bangkit dan bergegas keluar dari tempat itu.

Entah apa yang dipikirkannya, manik tajam pemuda itu menyusuri jalanan yang gelap di sisi kota yang ramai itu.

Perkataan pria paruh baya yang beberapa hari terakhir ditemuinya itu terus saja berputaran di otaknya.

Sialnya ia tidak mempunyai satupun cara untuk mengusir dari pikirannya barang sebentar saja.

Jika demikian, ia tidak tahu kapan waktu yang tepat untuk kembali kerumah.

Bahkan ia tidak tahu harus membagi kisah bodoh ini dengan siapa.

Ia juga tidak menyadari kemana kedua tungkainya itu pergi membawanya.

Ia berpikir ia telah semakin jauh dari dorm. Sial. Itu semakin membuatnya kesal tatkala ia merogoh sakunya dan tak menemukan benda pipih yang ia cari.

Benar-benar sial.

Pemuda itu menendang sebuah kaleng yang tak jauh dari tungkainya.

Hingga ia tidak menyadari hal itu ternyata akan membuatnya jatuh dalam masalah yang cukup serius.

"Hei! Apa masalahmu ?!" Teriak salah satu dari segerombol pemuda yang tak jauh dari tempatnya berdiri.

Ia diam sejenak. Hingga pemuda-pemuda itu bangkit, menaikkan masker hitamnya dan menghampirinya.

"Apa kau tuli ?" Tanyanya sarkati sembari menekan pundaknya.

"Maaf. Aku tidak sengaja melakukannya" ujarnya sembari membungkukkan badan.

Sial. Ini benar-benar buruk untuknya.

"Maaf ? Kau pikir mudah sekali mengucap maaf ?"

"Aku benar tidak bermaksud apapun. Maafkan aku. Apa yang bisa kulakukan kali ini ?" Tawarnya.

Pemuda berandal itu memalingkan wajah dengan angkuh.

"Tunggu! Sepertinya aku mengenalmu" ujarnya lagi.

Tangannya menarik wajah pemuda itu dan segera ditepis.

"Maaf. Tapi aku tidak mengenalmu. Jadi bisakah aku pergi ?" Tanyanya kemudian.

Segerombolan pemuda itu tertawa. Sementara pemuda itu kembali meneruskan langkahnya.

Sampai di sebuah jalanan yang tak cukup ramai, langkahnya terhenti karena tiba-tiba pundakknya ditarik kebelakang.

"Bukankah kau pria brengsek yang mempermainkan gadisku ? Tch. Akhirnya kita bertemu." Pukulan itupun melayang teoat di rahangnya. Dan pemuda itu tersenyum sinis. Sekarang ia tahu, siapa wajah dibalik masker itu.

Damn it! Mimpi apa ia semalam hingga harus berakhir seperti ini ?
.
.
Tbc
Army, be my friend please...
Lets share our story ^^

-adorablekthjjk🍪🐰

HEAL || BTS Jungkook FF || Completed ✔ || Telah Terbit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang