Save

465 43 88
                                    

Hyeri menghambur ke arah pemuda yang tengah terkapar tak berdaya di sisi dinding itu.

Dengan sedikit keberanian yang ia paksakan, gadis itu berusaha untuk menghentikan pukulan-pukulan yang terus mereka layangkan pada pemuda malang itu.

Sejujurnya, gadis itu benar-benar ketakutan dan tidak tahu apa yang akan terjadi padanya nanti.

Namun menyelamatkan pemuda itu, entah kenapa ia rasa ia harus melakukannya.

Mudah saja, karena pemuda itu bahkan tidak melawan sama sekali meskipun pukulan bertubi-tubi dihujamkan padanya.

Pemuda itu tak bergeming.

Sekarang, Hyeri tidak yakin jika keadaan pemuda itu baik-baik saja.

Namun ia tetap menyembunyikan tubuh kekar pemuda itu dibalik pertahanan tubuh kecilnya yang tidak sebanding.

"Oppa!! Jebal. Hajimago! Andwae!!" (Oppa, please, stop it)

Pemuda- pemuda itu berusaha menarik paksa Hyeri.

Namun gadis itu tetap berusaha kukuh.

" Hajimago! Hajima jebal. Atau aku akan berteriak... "

Ujar Hyeri kepayahan.

Entah sengaja atau tidak, salah satu kuku tangan dari pemuda itu melukai wajah Hyeri tatkala hendak menyingkirkan gadis itu.

"Hentikan. Kurasa lebih baik kita pergi"

Ujar salah satu pemuda itu memberi aba-aba pada yang lain untuk menghentikan aksinya.

Suara nya yang berat dan terdengar bengis membuat Hyeri semakin ketakutan.

"Kau, katakan padanya jika masih hidup. Urusannya belum selesai! Kkaja" Ujarnya sarkatis.

Pemuda itu bertubuh tinggi dengan sorot mata yang tajam dan kelam.

Garis rahangnya tercetak jelas dibalik masker yang menutupi wajah tirusnya.

Hyeri mencoba mengenali pria yang memiliki tahi lalat yang cukup besar di bagian bawah mata kirinya itu sebelum pergi.

Namun sayangnya ia memang tidak mengenali satupun dari mereka.

Sementara mereka pergi, Hyeri memandangi pemuda yang kini terkulai lemas di hadapannya.

Wajahnya memar dan penuh darah segar yang mengalir dibeberapa sudutnya belum juga terhenti.

Dipelipisnya, dan bibirnya yang pucat itu ternodai oleh darah segar yang membuat Hyeri merasa iba tiap melihatnya.

Ia tetap tak bergerak.

Matanya tertutup rapat menahan sakit yang tak tersampaikan.

Bibir pucatnya diam tak bergeming sementara disudutnya, noda darah masih mengalir jelas.

"Jeoun geol mwo eottokhae ? Neo-nun. Ppalli ireona. Jebal" (what should I do? You, please wake up soon)

HEAL || BTS Jungkook FF || Completed ✔ || Telah Terbit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang